10 Tahun Konektivitas, Begini Efeknya ke Perekonomian

Dalam sepuluh tahun terakhir, konektivitas digital di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Pembangunan infrastruktur telekomunikasi, khususnya internet, tak hanya menyasar kota-kota besar, tetapi juga menjangkau daerah-daerah terpencil.

Kemajuan ini tentunya memiliki dampak masif terhadap berbagai sektor, tak terkecuali ekonomi. Tumbuhnya konektivitas ini tak lepas dari upaya pemerintah dalam menghadirkan akses internet merata di seluruh pelosok negeri, salah satunya melalui program Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Konektivitas

10 Tahun Penetrasi Internet Indonesia

Selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, penetrasi akses internet di Tanah Air mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Mulai dari tahun 2014, penetrasi internet masih berada di angka sekitar 34,9%. Kemudian pada tahun 2024, angkanya mengalami peningkatan drastis, yakni menjadi 79,5%.

Peningkatan ini tak lepas dari agresifnya pembangunan infrastruktur digital yang telah dilakukan oleh pemerintah selama 10 tahun terakhir melalui berbagai proyek. Proyek yang dimaksud antara lain adalah pengembangan jaringan serat optik, satelit multifungsi, dan pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di seluruh Indonesia.

Kemenkominfo, melalui program BAKTI, memegang peranan yang krusial dalam proses pemerataan akses internet. Beberapa proyek besar seperti Satria-1 dan Palapa Ring telah membantu menjangkau banyak wilayah yang sebelumnya sulit diakses oleh teknologi.

Satelit Satria-1 misalnya, memiliki kapasitas bandwidth mencapai 150 Gbps, telah berhasil menyasar 37.000 titik di seluruh wilayah Indonesia. Sementara itu, untuk proyek Palapa Ring, berhasil mencakup jaringan kabel bawah laut hingga sepanjang 12.148 kilometer yang telah menghubungkan 90 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.

Kendati penetrasi internet terus mengalami peningkatan, sayangnya masih ada kurang lebih 20% penduduk yang saat ini belum tersentuh layanan internet. Untuk itu, pemerataan konektivitas tetap menjadi salah satu prioritas pemerintah, khususnya dalam memperluas cakupan internet di wilayah 3T (terdepan, tertinggal, dan terluar).

Pencapaian Proyek Konektivitas Selama 10 Tahun

Selama satu dekade terakhir, banyak proyek infrastruktur jaringan digital di Indonesia yang telah mencapai banyak pencapaian penting. Selain satelit dan jaringan kabel bawah laut, pembangunan BTS 4G juga menjadi salah satu program yang diutamakan. Pada pertengahan 2024, dari target 5.618 BTS, sudah ada 4.990 BTS yang telah berhasil dibangun dan beroperasi, khususnya di wilayah terpencil.

Kemudian proyek Palapa Ring yang selesai pada tahun 2019, juga menjadi salah satu pencapaian yang monumental dalam upaya pemerataan akses internet di Indonesia. Proyek ini ditujukan untuk memfasilitasi infrastruktur komunikasi di berbagai daerah yang sebelumnya masih sulit dijangkau oleh operator seluler. Kini, dengan adanya infrastruktur jaringan yang lebih baik, masyarakat di daerah tersebut bisa menikmati akses internet yang lebih baik dan stabil.

Di samping itu, pemerintah juga aktif mengembangkan infrastruktur transportasi yang mendukung konektivitas fisik dan juga digital. Menurut Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi melalui Detik, Kementerian Perhubungan telah membangun dan merehabilitasi ratusan pelabuhan, bandara, dan ribuan kilometer rel kereta api guna mendukung mobilitas dan konektivitas di Tanah Air.

Infrastruktur ini tak hanya mempercepat perpindahan orang dan barang tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah yang kurang berkembang karena terbatasnya infrastruktur jaringan internet maupun transportasi.

Dampak Konektivitas Terhadap Perekonomian

Konektivitas yang makin merata tentunya membawa dampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia. Salah satu sektor yang paling diuntungkan dari pemerataan jaringan adalah ekonomi digital.

Dengan makin luasnya akses internet, sektor ekonomi digital mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Pada 2023, nilai ekonomi digital Indonesia menyentuh angka 82 miliar dolar AS atau setara dengan 1.274 triliun rupiah dan diprediksi akan terus meningkat menjadi 109 miliar dolar AS pada 2025.

Ekonomi digital mencakup banyak sektor, mulai dari e-commerce, fintech, hingga perusahaan startup teknologi. Saat ini, ada lebih dari 2.600 startup yang aktif di Indonesia dan mayoritas berbasis teknologi dan internet. Pertumbuhan ini tak hanya menciptakan lapangan kerja baru tetapi juga mendorong terjadinya inovasi di banyak sektor, termasuk pendidikan, kesehatan, serta layanan publik.

Kemudian pada sektor UMKM, internet juga membuka peluang baru untuk terus berkembang. Banyak sekali pelaku UMKM yang migrasi ke platform digital untuk menjual produk dan layanan mereka, baik melalui media sosial maupun marketplace.

Hingga 2024, ada sekitar 20 juta UMKM di Tanah Air yang sudah terhubung ke ekosistem digital. Hal ini tentunya membawa angin segar bagi perkembangan perekonomian Tanah Air mengingat UMKM adalah salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia dengan kontribusi mencapai 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Selain pada sektor bisnis, perkembangan konektivitas di Indonesia juga turut memengaruhi sektor pendidikan dan kesehatan. Misalnya saja selama pandemi COVID-19, layanan pendidikan dan kesehatan berbasis teknologi mengalami lonjakan penggunaan. Sekolah-sekolah mulai beralih ke pembelajarans ecara online, sementara itu rumah sakit dan klinik mulai menyediakan layanan konsultasi secara online. Hal ini membuktikan bahwa konektivitas digital memiliki dampak yang cukup luas dan penting terhadap berbagai sektor.

Kesimpulan

Peningkatan adopsi teknologi sebagai dampak positif pemerataan jaringan membawa banyak efek baik di berbagai sektor. Namun patut untuk dipahami bahwa hal ini juga membawa tantangan baru. Salah satu tantangan tersebut adalah meningkatnya kebutuhan akan peningkatan kapasitas sekaligus kualitas infrastruktur yang sudah ada.

BTS 4G yang sebelumnya dianggap sudah cukup untuk melayani kebutuhan internet dasar, kini harus ditingkatkan kapasitasnya guna mendukung permintaan data yang makin besar. Di samping itu, perawatan dan peningkatan infrastruktur menjadi tantangan tersendiri, khususnya di wilayah yang baru saja terhubung dengan internet.

Di sisi lain, meskipun pertumbuhan konektivitas mendorong pertumbuhan ekonomi digital dan hal ini menjadi kabar yang sangat menggembirakan, kesenjangan digital antara wilayah perkotaan dan pedesaan masih menjadi hal yang perlu diperhatikan. Untuk itu, pemerintah bersama pihak swasta terus berupaya untuk memperkecil kesenjangan ini dengan terus memperluas jaringan internet dan mendorong peningkatan literasi digital di wilayah-wilayah yang tertinggal.

Leave a Reply