Industri konstruksi adalah salah satu industri yang paling banyak mengonsumsi sumber daya alam. Namun, terbatasnya sumber daya alam dan kondisi perubahan iklim membuat beberapa pihak prihatin. Keprihatinan tersebut mendorong pelaku bisnis konstruksi untuk berupaya mengurangi dampak negatif dari kegiatan operasionalnya. Hal inilah yang menjadi landasan diberlakukannya konstruksi berkelanjutan atau sustainable construction.
Secara umum, konstruksi berkelanjutan adalah proses konstruksi yang menggunakan bahan dan metode ramah lingkungan. Konstruksi berkelanjutan juga dapat dijelaskan sebagai penggunaan material terbarukan dan dapat didaur ulang dalam proyek pembangunan. Tak hanya material, tetapi juga penggunaan energi dan produksi limbah, semuanya harus ditekan.
Tujuannya tak lain adalah untuk mengurangi dampak buruk dari kegiatan konstruksi terhadap lingkungan kita. Setelah proyek pembangunan selesai, bukan berarti penerapan sustainable construction selesai begitu saja.
Desain bangunan itu sendiri juga harus menunjukkan adanya pengurangan dampak buruk terhadap lingkungan selama usia bangunan itu. Maksudnya adalah desain bangunan harus menerapkan elemen dan menggunakan material yang ramah terhadap lingkungan, contohnya pemakaian palka atap hemat energi, panel surya, pencahayaan alami, dan pemakaian material-material tahan lama lainnya.
Industri konstruksi termasuk industri yang mengeluarkan emisi paling banyak. Dampaknya terhadap lingkungan jelas tidak main-main. Selain merusak habitat liar untuk konstruksi bangunan, konsumsi energinya juga tinggi.
Mayoritas perusahaan konstruksi menggunakan mesin dan peralatan berat yang masih menggunakan bahan bakar fosil. Belum lagi mereka juga menggunakan listrik untuk menggerakkan semua peralatan. Terkadang pemakaiannya tidak dilakukan secara efisien. Alhasil, emisi yang dihasilkan pun sangat besar, yakni mencapai 40 persen dari perusahaan konstruksi di seluruh dunia.
Pendistribusian dan produksi material memberikan dampak yang signifikan terhadap emisi karbon. Penambangan bahan dasar seperti logam juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan bila tidak dilakukan dengan baik. Produsen beton dan pabrik semen pun telah menyumbang berton-ton gas CO2, membuat emisi karbon meningkat setiap tahunnya.
Tak hanya itu, industri konstruksi juga mengeluarkan limbah berbahaya dan bila tidak dikelola dengan tepat, maka dapat menimbulkan pencemaran yang berdampak terhadap lingkungan dan masyarakat. Itulah sebabnya industri konstruksi perlu mengadopsi metode sustainable construction.
Konstruksi berkelanjutan masih menjadi bagian dari pembangunan berkelanjutan. Ada tiga cakupan utama dalam penerapannya, yakni berkelanjutan secara sosial, ekonomi, dan ekologi (lingkungan).
Maksud konstruksi berkelanjutan secara sosial adalah pembuatan bangunan harus mampu memenuhi kebutuhan sosial penggunanya. Kebutuhan sosial di sini mencakup kebutuhan untuk berkomunikasi dengan sesama, bisa mengenyam pendidikan, dan jenis kegiatan lainnya.
Untuk memenuhi seluruh kepentingan tersebut, suatu bangunan diwajibkan untuk menyediakan lingkungan yang bersifat inklusif. Apa itu? Lingkungan inklusif adalah lingkungan yang mampu mengakomodasi penggunanya untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Selain kebutuhan sosial, kebutuhan emosional dan psikologis setiap pengguna bangunan juga perlu diperhatikan. Hal ini dapat diwujudkan dalam bentuk desain bangunan, fasilitas, akses menuju lokasi, ruang publik, dan lain-lain yang dapat meningkatkan kualitas hidup penggunanya.
Sektor konstruksi dapat menjadi salah satu indikator tingkat kemajuan pembangunan suatu negara. Industri ini berperan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Di antaranya sebagai pengguna material konstruksi lokal dan penyedia lapangan pekerjaan, khususnya mereka yang tinggal di dekat lokasi proyek.
Konsep konstruksi berkelanjutan secara ekonomi dapat diterapkan dalam beberapa hal, contohnya dalam desain, fleksibilitas bangunan, efisiensi dalam penggunaan material, dan efisiensi biaya pembangunan.
Saat bangunan selesai dibangun, diharapkan bangunan tersebut memiliki nilai manfaat yang baik bagi lingkungan sekitar sehingga bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitarnya. Jadi, selain memiliki nilai jangka panjang, proyek bangunan yang sudah selesai diharapkan memiliki nilai berkelanjutan yang dapat terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi setempat.
Seperti yang sudah diketahui, ekosistem dunia saat ini sudah dalam kondisi yang memprihatinkan. Salah satu penyebabnya adalah eksploitasi alam untuk kebutuhan industri konstruksi. Belum lagi penggunaan energi yang cukup masif untuk melangsungkan kegiatan industri. Jelas, dampak yang diberikan terhadap lingkungan tidak main-main.
Sebab itu, perlu dilakukan aksi nyata untuk menurunkan dampak ekologi dari kegiatan industri konstruksi. Tindakan yang bisa dilakukan seperti menggunakan peralatan, bahan baku, dan prosedur konstruksi yang lebih ramah lingkungan.
Di sisi lain, pembuangan limbah dari hasil proyek juga harus dijadikan prioritas. Perusahaan konstruksi bisa membuat instalasi khusus untuk mengelola limbah agar tidak merusak ekosistem sekitar.
Konstruksi berkelanjutan tak hanya bermanfaat untuk lingkungan, tetapi juga untuk masyarakat sekitar. Adapun manfaat dari penerapan konstruksi berkelanjutan adalah sebagai berikut:
Selama beberapa dekade terakhir, pemanasan global menjadi perhatian seluruh negara di dunia karena efeknya makin terasa pada kehidupan saat ini. Polusi dan menipisnya ketersediaan sumber daya alam juga terus terjadi.
Meskipun manusia tak bisa menghentikan pemanasan global, setidaknya kita masih bisa memperlambat dan mengurangi dampak buruknya. Salah satunya dengan menerapkan konstruksi berkelanjutan di mana perusahaan konstruksi kini mulai beralih ke sumber daya terbarukan. Metode yang diterapkan pun juga diupayakan tidak mengeluarkan limbah yang masif demi lingkungan yang tetap lestari.
Di Amerika Serikat, industri ekonomi adalah salah satu sektor penggerak ekonomi terbesar di negara tersebut. Menurut US Green Building Council (USGBC), industri green building (bangunan ramah lingkungan) menyumbang pemasukan negara hingga lebih dari 134,3 miliar US dolar. Jadi bisa dikatakan, konstruksi berkelanjutan dapat meningkatkan perekonomian dengan menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan.
Salah satu manfaat dari penerapan konstruksi berkelanjutan adalah efisiensi biaya operasional. Khususnya biaya untuk perawatan bangunan karena dibuat menggunakan elemen desain yang secara khusus dapat mengurangi penggunaan energi, seperti air dan listrik. Dengan begitu, biaya yang ada bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain, seperti gaji karyawan atau pengembangan kualitas produk.
Dalam konsep konstruksi berkelanjutan, material bangunan merupakan material ramah lingkungan dengan kualitas yang dapat diandalkan. Sebagian besar material ini bisa didaur ulang dan digunakan kembali. Contohnya, biokomposit yang dapat dijadikan material alternatif untuk konstruksi bangunan.
Bagi para arsitek yang menerapkan green building, efisiensi energi masih menjadi prioritas utama. Hal ini diterapkan dalam desain bangunan, contohnya bangunan harus mendapatkan pasokan sumber daya alami (cahaya, air, dan udara) yang cukup.
Tak sedikit perusahaan konstruksi yang mendukung kampanye green building dan perlahan-lahan mulai menerapkannya dalam kegiatan operasional mereka. Badang perlindungan lingkungan (EPA) di AS menyatakan bahwa konstruksi bangunan menyumbang 30 persen dari seluruh emisi gas rumah kaca di negara tersebut.
Hal tersebut langsung menjadi perhatian para pelaku bisnis properti, termasuk konstruksi bangunan. Mereka terdorong untuk menerapkan konsep konstruksi berkelanjutan karena bisa menjadi kesempatan untuk memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Jadi, itulah ulasan seputar konstruksi berkelanjutan. Konstruksi yang berkelanjutan bisa diterapkan mulai dari pemilihan material, desain bangunan, proses pembangunan, hingga bangunan sudah selesai. Hal ini ditujukan agar bumi tetap dalam kondisi yang bisa mendukung kehidupan manusia di masa mendatang.