Pernah mendengar istilah pembiayaan bahan bangunan atau material? Sederhananya, pembiayaan bahan bangunan adalah proses pembiayaan yang digunakan untuk membeli material konstruksi. Aktivitas finansial ini ditawarkan oleh lembaga keuangan konvensional maupun non-konvensional, seperti fintech.
Melansir data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2023, penyelenggara fintech peer-to-peer lending yang sudah terdaftar di OJK adalah 102 perusahaan. Beberapa di antaranya merupakan fintech P2P lending yang fokus pada pembiayaan properti, termasuk pembiayaan material konstruksi.
Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa fintech telah membawa banyak perubahan, khususnya dalam sektor konstruksi. Berkaitan dengan pembiayaan material bangunan, fintech membawa solusi inovatif bagi masyarakat yang memiliki kendala finansial dalam proses konstruksi. Melalui fintech, berbagai kendala umum dalam pengajuan pembiayaan seperti persyaratan yang sulit dapat diminimalkan.
Salah satu bukti utama perkembangan fintech di Indonesia adalah hadirnya platform pembiayaan konstruksi online. Platform fintech ini membuktikan secara nyata adanya perkembangan penyaluran pembiayaan konstruksi (khususnya pembiayaan material bangunan) yang mana menjadi lebih efisien, terjangkau, dan transparan.
Dengan memanfaatkan inovasi teknologi digital, fintech pembiayaan material bangunan menjajikan solusi yang dapat menekan hambatan umum dalam mengajukan dan memperoleh dana. Dalam hal ini adalah dana untuk membeli bahan-bahan untuk proses konstruksi bangunan.
Berkat adanya platform fintech ini, pemilik proyek, kontraktor hingga pemilik toko bangunan memiliki akses ke berbagai pilihan pinjaman dan pembiayaan material. Dengan begitu, proses konstruksi dan kegiatan usaha toko bangunan dapat segera dilaksanakan berkat adanya fintech pembiayaan bahan bangunan.
Fintech pembiayaan bahan bangunan biasanya hadir dalam model peer-to-peer lending. Jadi begini, perusahaan fintech menjadi wadah bertemunya pihak yang membutuhkan pembiayaan dan pihak yang memberikan pembiayaan (disebut pendana atau investor).
Melalui platform teknologi finansial, investor dan invidu memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembiayaan bahan bangunan. Sementara bagi pemilik proyek maupun toko material, mereka memiliki peluang untuk mendapatkan bantuan dana atau dalam bentuk bahan bangunan langsung dari berbagai banyak pihak.
Di sisi lain, pemilik proyek dan usaha toko bangunan bisa mengajukan pembiayaan ke lebih dari satu platform fintech. Bila disertai dengan proposal yang menarik dan rinci, tentu banyak investor yang akan tertarik untuk membiayai kebutuhan material bangunan pada suatu proyek atau usaha.
Dalam memberikan layanan pembiayaan material bangunan, fintech tentunya membutuhkan peran teknologi. Berbagai inovasi teknologi yang ada saat ini telah merevolusi cara pembayaran nasabah yang menerima pembiayaan. Dulu, pembayaran kredit harus dilakukan melalui transfer bank atau datang langsung ke lembaga pemberi kredit. Namun sekarang, semua menjadi lebih mudah dan praktis berkat adanya teknologi.
Tak hanya itu, teknologi dalam fintech juga mendukung adanya transparansi pembayaran. Setiap proses konstruksi maupun jalannya suatu usaha toko material dapat dilihat dengan jelas oleh berbagai pihak terkait. Ini guna mencegah timbulnya konflik tak diinginkan mengenai pembayaran dan juga untuk meningkatkan kepercayaan di antara semua pihak.
Setelah memahami ulasan di atas, mungkin Anda sudah bisa menyimpulkan apa saja manfaat atau peran fintech dalam pembiayaan bahan bangunan. Fintech lebih dari sekadar penyedia layanan keuangan untuk menyederhanakan proses pengajuan pembiayaan. Namun fintech juga telah membawa manfaat yang signifikan bagi pemilik proyek dan toko bangunan yang membutuhkan material. Nah, berikut adalah empat manfaat utama fintech yang perlu diapresiasi.
Berbeda dengan lembaga keuangan konvensional, fintech menawarkan proses pengajuan pembiayaan yang mudah dan cepat. Fintech juga menekan adanya hambatan administratif yang kerap membuat calon nasabah sulit melakukan pengajuan dan mendapatkan persetujuan pembiayaan.
Umumnya, perusahaan fintech menggunakan teknologi otomatisasi dan analisis data pada platform digital mereka. Teknologi ini bisa memangkas waktu yang diperlukan untuk menyeleksi data pengajuan nasabah, mengelola jumlah pembiayaan yang sudah diterima, dan masih banyak lagi.
Fintech memungkinkan terjadinya diversifikasi pendanaan. Pemilik proyek tidak lagi tergantung pada satu sumber pendanaan tunggal, seperti lembaga perbankan untuk mendapatkan pembiayaan.
Melalui fintech seperti P2P lending, pemilik proyek dan usaha toko bangunan dapat memperoleh dana dari berbagai investor individu atau institusi. Hal ini tentunya dapat mengurangi risiko ketergantungan pada satu pihak dan menciptakan adanya fleksibilitas dalam struktur pembiayaan.
Salah satu peran utama fintech dalam pembiayaan bahan bangunan adalah kemudahan akses. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, fintech memudahkan proses pengajuan pembiayaan yang dulunya rumit dan memakan waktu lama. Kini, proses pengajuan dapat diselesaikan secara online dengan beberapa langkah mudah.
Pemilik proyek dan toko bangunan juga tak perlu lagi menghadapi kendala jarak atau birokrasi yang merepotkan. Dengan demikian, banyak pihak yang akan semakin tertarik untuk menggunakan fintech sehingga terciptalah keuangan yang lebih inklusif dalam industri konstruksi.
Fintech telah mendorong peningkatan transparansi dan keamanan dalam layanan pembiayaan, khususnya pembiayaan material konstruksi. Berbagai jenis teknologi teranyar diaplikasikan dalam platform fintech untuk mengamankan transaksi dan data-data para nasabah.
Di samping itu, teknologi pada platform fintech dapat memastikan bahwa setiap transaksi tercatat dengan jelas dan tidak bisa dimanipulasi. Tak hanya itu saja, sistem pembayaran bertahap berbasis teknologi pada fintech juga memastikan bahwa penerimaan dana dari investor atau penyaluran pembiayaan dilakukan sesuai dengan pencapaian milestone tertentu dalam suatu proyek.
Jadi, secara keseluruhan, fintech telah membawa perubahan positif dalam bidang pembiayaan konstruksi, khususnya pembiayaan bahan bangunan. Pemrosesan cepat, diversifikasi pendanaan, kemudahaan akses, dan adanya transparansi serta keamanan telah menghasilkan kultur pembiayaan yang lebih inklusif dan efisien.
Salah satu fintech yang menawarkan layanan pembiayaan material bangunan adalah Danasyariah. Melalui layanan Dana Material, Danasyariah memberikan fasilitas pembiayaan untuk pengadaan material bangunan dengan skema syariah. Fasilitas ini bisa dimanfaatkan oleh pemilik toko material maupun proyek konstruksi. Untuk informasi lebih lanjut, silakan klik di sini.