Milenial adalah generasi yang mendominasi pasar properti saat ini. Sebagai generasi yang sebentar lagi memasuki usia kepala tiga, ada perubahan yang nyata dalam kebutuhan dan gaya hidup mereka. Ini lantaran mayoritas dari mereka sudah berkeluarga atau berencana untuk membeli rumah pertama.
Selain mendominasi pasar properti, para milenial ternyata juga mengubah tren desain properti. Mereka memiliki kriteria rumah tersendiri yang tentunya berbeda dari generasi-generasi sebelumnya. Ingin tahu seperti apa kriteria para milenial dalam mencari hunian? Simak selengkapnya dalam uraian berikut ini.
Generasi milenial, khususnya milenial muda, kerap dianggap tidak mampu membeli rumah sendiri karena beberapa faktor. Di antaranya inflasi, rendahnya tingkat kenaikan gaji, dan gaya hidup konsumtif.
Menurut data Indonesia Property Watch (IPW), milenial yang bisa membeli rumah menggunakan uangnya sendiri hanya sekitar 40%. Sementara, sekitar 39% milenial mampu membeli rumah dengan bantuan orang tua atau dengan cara dicicil.
Ada juga rumah milenial yang sepenuhnya dibelikan oleh orang tua dengan persentase sekitar 12%. Sementara sisanya tidak membeli hunian sendiri karena mendapatkan warisan rumah. Lebih lanjut, sekitar 81 juta masyarakat yang tergolong sebagai generasi milenial masih belum memiliki rumah.
Kendati demikian, milenial tetap menjadi pangsa utama pasar properti saat ini. Di samping itu, mereka memiliki tren unik terkait seperti apa sih rumah yang mereka cari. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut.
Seperti dijelaskan di atas, harga rumah cenderung naik dan tidak selaras dengan persentase kenaikan upah per tahun. Ditambah lagi tingkat inflasi yang membuat generasi milenial makin kesulitan untuk membeli rumah dengan uang sendiri.
Sebab itu, milenial memilih untuk membeli rumah dengan harga yang terjangkau. Biasanya, mereka menggunakan skema pembiayaan atau kredit seperti program Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Ini lantaran mereka juga harus mempertimbangkan kebutuhan finansial lainnya bila harus membeli rumah secara tunai. Lagi pula, bila membeli secara tunai, mereka harus menabung lebih lama lagi sedangkan harga rumah cenderung terus naik.
Lokasi tetap menjadi faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam memilih rumah pertama. Namun bagi milenial, mereka sudah tidak lagi ingin tinggal di kawasan urban, melainkan sub-urban di lokasi yang strategis.
Pasalnya, harga rumah di kawasan sub-urban lebih murah dibanding di pusat kota. Di sisi lain, kawasan sub-urban juga masih dekat dengan akses transportasi atau lokasi kerja. Tak hanya itu, milenial memilih kawasan sub-urban juga karena akses yang memadai ke pusat-pusat pendidikan, taman kota, maupun pusat perbelanjaan.
Area sub-urban juga relatif lebih nyaman dan tenang jika dibandingkan dengan pusat kota yang penuh dengan hiruk-pikuk. Milenial sekarang sangat membutuhkan ketenangan mengingat banyak dari mereka bekerja dari rumah.
Milenial cenderung mencari rumah dengan desain interior yang terbuka atau konsep open space. Sebab, desain interior ini membuat ruangan terkesan lebih luas dan membantu meningkatkan sirkulasi udara di dalamnya.
Ruang terbuka juga memungkinkan penghuninya untuk bisa mengatur perabot di dalamnya secara lebih leluasa. Dengan demikian, mereka bisa menciptakan interior yang sesuai dengan preferensi mereka dan bahkan menggonta-gantinya.
Salah satu contoh dari konsep ruang terbuka adalah menggabungkan ruang tamu dengan dapur atau ruang makan. Cara desain seperti ini akan membuat ruangan yang sempit terkesan lebih luas dan tidak menghambat mobilitas penghuni di dalam rumah.
Meskipun konsep open space cukup disukai, milenial juga menginginkan hunian yang memiliki banyak ruang di dalamnya. Kriteria ini termasuk jumlah kamar tidur yang mencukupi, ruang khusus untuk kerja/WFH (Work from Home), dan area untuk melakukan kegiatan sosial.
Milenial umumnya memang cenderung memiliki anggota keluarga dalam jumlah yang kecil. Namun mereka masih bisa menghargai kenyamanan dan privasi setiap anggota keluarganya. Mereka juga mengutamakan fleksibilitas dalam penggunaan ruang, seperti kamar tidur tambahan bisa digunakan sebagai ruang untuk bekerja atau bermain anak-anak.
Milenial merupakan generasi yang masih dalam masa produktif tetapi sedang mengalami masa-masa ekonomi yang tidak stabil, seperti krisis global. Oleh sebab itu, mereka cenderung mencari rumah yang bisa memberikan mereka dan keluarga mereka keamanan secara finansial dan emosional.
Maksudnya adalah, milenial cenderung memiliki lokasi rumah yang menyediakan banyak lapangan kerja, cocok digunakan sebagai investasi, serta memiliki perawatan yang mudah. Di samping itu, milenial juga mengutamakan keamanan emosional, yang lingkungan rumah bisa menjamin keamanan dan kenyamanan mereka.
Perkembangan teknologi jelas telah mengubah cara hidup manusia saat ini, termasuk terkait mencari rumah yang ideal. Dalam hal ini, generasi milenial umumnya cenderung mencari rumah yang memiliki sistem smart home. Sistem ini mencakup beberapa perangkat pintar untuk mengatur pencahayaan, suhu udara, keamanan, dan masih banyak lagi.
Bagi milenial, sistem-sistem smart home tersebut dapat memberikan kenyamanan dan efisiensi dalam mengatur rumah sehari-hari. Terlebih sistem smart home bisa diatur dari jarak jauh melalui smart home, sehingga sangat memudahkan milenial yang umumnya sangat aktif berkegiatan di luar rumah.
Milenial adalah salah satu generasi selain generasi Z yang sangat peduli terhadap kondisi alam. Kepedulian mereka juga memengaruhi kriteria rumah yang mereka idam-idamkan. Milenial cenderung memilih rumah yang mendukung prinsip go green atau ramah lingkungan.
Sebab biasanya, para pengembang menawarkan unit rumah yang telah dilengkapi dengan fasilitas untuk menghemat energi. Desain bangunannya pun dibuat agar lebih bisa menghemat penggunaan energi. Hanya saja, rumah dengan konsep go green relatif lebih mahal dibanding rumah biasa.
Mienial umumnya lebih menyukai hunian yang baru alih-alih hunian bekas atau pernah dihuni oleh orang lain. Oleh sebab itu, permintaan rumah baru di kompleks perumahan cenderung tinggi sekalipun masih dalam tahap pembangunan.
Bagi milenial, membeli rumah baru dianggap lebih bisa memberikan rasa aman dan nyaman. Di sisi lain, mereka juga tidak perlu mengkhawatirkan biaya untuk melakukan renovasi karena kondisi rumah baru tentunya masih optimal. Selain itu, kompleks perumahan yang masih baru biasanya dihuni oleh milenial muda dengan keluarga kecil sehingga kemungkinan ada banyak teman untuk buah hati mereka.
Itulah beberapa kriteria rumah yang dicari oleh banyak milenial. Dengan memahami kriteria ini, pengembang properti dapat lebih memenuhi kebutuhan dan harapan milenial dalam pasar perumahan yang dinamis. Dengan demikian, generasi milenial berpeluang untuk bisa memiliki rumah yang sesuai dengan gaya hidup mereka.