Mencari tempat tinggal bukanlah perkara yang mudah. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan untuk mendapatkan rumah yang dapat memberikan rasa nyaman, aman, dan tenteram. Salah satu faktor tersebut adalah gaya hidup yang sering kali mengalami perubahan.
Perubahan gaya hidup sangat berpengaruh terhadap preferensi tempat tinggal. Nah, dalam artikel kali ini kita akan membahas bagaimana perubahan gaya hidup memengaruhi cara orang dalam mencari properti.
Gaya hidup bukanlah istilah yang asing di telinga masyarakat masa kini karena sangat melekat erat dalam diri manusia modern. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gaya hidup dijelaskan sebagai pola tingkah laku segolongan manusia sehari-hari di dalam kelompok masyarakat.
Sementara dalam buku Lifestyle Ecstasy, gaya hidup merupakan ‘alat tulis’ setiap individu untuk menunjukkan identitas dirinya. Gaya hidup juga dapat didefinisikan sebagai pola-pola tindakan yang berbeda dari setiap orang.
Gaya hidup tidak statis, tetapi dinamis karena mengikuti perkembangan zaman. Masih dalam buku Lifestyle Ecstasy, gaya hidup masa kini mengalami perkembangan yang sangat beragam, cenderung mengambang, dan dimiliki oleh semua golongan, termasuk konsumen.
Di tengah pesatnya perkembangan era digital, setiap individu bisa menerapkan gaya hidup yang dikehendaki. Melalui gaya hidup tersebut, seseorang dapat menunjukkan citra dirinya masing-masing. Melalui gaya hidup pula, seseorang bisa membuat pilihan yang makin beragam. Mulai dari pilihan soal pangan, sandang, hingga papan atau properti, semua ada pilihannya dan sangat beragam.
Namun seperti yang dijelaskan, gaya hidup seseorang relatif berubah sesuai dengan perubahan zaman. Perubahan ini tak terjadi begitu saja, tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
Teknologi, terutama komunikasi dan internet, telah mengubah cara manusia berinteraksi, bekerja, dan berekreasi. Kehadiran produk-produk komunikasi, seperti smartphone, telah menciptakan pola komunikasi yang lebih mudah dan praktis. Produk ini juga mengubah perilaku konsumen dalam memilih berbagai macam produk, termasuk tempat tinggal.
Munculnya fenomena pekerjaan yang fleksibel membuat banyak orang harus mengubah gaya hidupnya. Perubahan ini menciptakan gaya hidup yang lebih bebas, di mana batasan antara kehidupan profesional dan di luar pekerjaan makin terkikis. Akibatnya, orang harus menciptakan ruang tambah khusus untuk bekerja di hunian mereka.
Perubahan dalam nilai-nilai sosial terut mendorong terjadinya perubahan gaya hidup. Masyarakat modern makin terbuka terhadap inklusivitas, perbedaan, dan kesetaraan gender. Keterbukaan ini bahkan sampai memengaruhi preferensi seseorang dalam memilih tempat tinggal.
Kesehatan dan kesejahteraan menjadi salah satu faktor yang mendorong seseorang untuk mengubah gaya hidup mereka. Perubahan ini umumnya terlihat dari cara seseorang dalam memilih hunian. Umumnya, mereka akan memilih hunian yang mendukung gaya hidup sehat dan sejahtera, seperti akses ke area terbuka hijau dan fasilitas olahraga.
Perubahan gaya hidup memengaruhi banyak aspek dalam kehidupan seseorang, termasuk dalam pemilihan properti hunian. Hal ini tercermin dalam cara seseorang mencari dan memilih hunian yang dianggap ideal dan sesuai dengan perubahan tersebut. Hubungan antara preferensi properti dengan perubahan gaya hidup seseorang dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti:
Perkembangan gaya hidup modern menekankan pentingnya ruang yang fleksibel. Properti yang menawarkan desain interior yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti ruang kerja di rumah atau area untuk rekreasi, mulai banyak diincar. Hal ini mencerminkan adanya kebutuhan masyarakat terhadap adaptabilitas dalam lingkungan hunian mereka.
Gaya hidup modern sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Preferensi terhadap hunian yang dilengkapi dengan teknologi pintar atau smart home makin meningkat, khususnya di kalangan generasi milenial. Penerapan teknologi pintar dalam hunian menunjukkan bahwa peminat jenis properti ini ingin menjalani gaya hidup yang praktis.
Meningkatnya kesadaran masyarakat akan isu lingkungan memengaruhi preferensi mereka terhadap properti hunian. Masyarakat, khususnya milenial dan generasi Z, cenderung mencari rumah yang menerapkan prinsip keberlanjutan, seperti dapat menghemat penggunaan energi. Properti seperti ini juga dapat mendorong terciptanya gaya hidup yang ramah lingkungan.
Pilihan lokasi properti yang strategis dan mudah diakses dengan berbagai moda transportasi mencerminkan adanya perubahan dalam mobilitas serta kebutuhan akan aksesibilitas. Jarak dengan tempat atau fasilitas umum menjadi pertimbangan penting dalam memilih hunian.
Gaya hidup yang terus berubah mendorong seseorang untuk memilih hunian dengan desain adaptif. Maksudnya adalah hunian yang dapat disesuaikan dengan perkembangan keluarga atau perubahan kebutuhan hidup sehingga setiap penghuni rumah bisa merasa dekat secara emosional dengan rumah tersebut. Di sisi lain, fleksibilitas ini memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan di masa mendatang.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa perubahan dalam gaya hidup masyarakat jelas memiliki dampak signifikan terhadap industri properti. Perubahan tersebut memicu transformasi dalam cara properti dikembangkan, dipasarkan, dan juga dihuni. Berikut beberapa dampak yang muncul terhadap industri properti akibat perubahan gaya hidup masyarakat.
Perubahan gaya hidup masyarakat mendorong pengembang properti untuk terus berinovasi dalam desain dan konsep. Properti masa kini tak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga harus bisa mendukung gaya hidup calon konsumen. Contohnya terdapat ruang yang fleksibel, mendukung gaya hidup sehat, dan dilengkapi dengan teknologi pintar.
Gaya hidup masa kini sangat mengutamakan pengalaman. Industri properti merespons tren ini dengan menciptakan hunian yang tak hanya nyaman secara fisik tetapi juga menawarkan pengalaman yang unik. Hal ini umumnya ditunjukkan dengan adanyai area terbuka di dalam rumah hingga ruang tanpa sekat untuk meningkatkan kualitas hidup penghuninya.
Kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat telah membawa dampak positif pada industri properti. Masyarakat makin tertarik dengan properti yang menerapkan prinsip berkelanjutan atau green property, seperti penggunaan material dan desain ramah lingkungan, efisiensi energi, manajemen limbah, dan ketersediaan area terbuka hijau.
Transformasi digital dalam gaya hidup masyarakat modern memengaruhi pemasaran dalam industri properti. Pemasaran properti secara online, seperti melalui penggunaan media sosial dan tur virtual (VR) mulai menjadi elemen penting dalam menjangkau pasar secara digital. Di sisi konsumen, mereka yang melek teknologi seperti milenial dan generasi Z sudah terbiasa mencari informasi terkait properti melalui internet atau platform listing properti online.
Jadi, transformasi gaya hidup sangat berdampak terhadap industri properti. Perubahan ini menciptakan peluang baru bagi para pelaku industri properti untuk terus berinovasi. Sebab, properti hunian lebih dari sekadar tempat tinggal, tetapi juga ruang yang dapat memfasilitasi gaya hidup penghuninya.