Industri properti merupakan salah satu penyokong perekonomian negara yang tak pernah sepi dari dinamika, termasuk di tahun 2024 ini. Melalui pemahaman mendalam terkait prospek pasar, tantangan, serta peluang yang ada, para pemangku kepentingan di industri properti, khususnya pengembang bisa mengambil langkah strategis guna menjaga kelangsungan bisnisnya.
Pada tahun 2024 ini, dampak dari pandemi COVID-19 terhadap industri properti masih terasa. Namun, dengan adanya inovasi teknologi dan kebijakan insentif dari pemerintah, pelaku industri diharapkan mampu meraih peluang dan menghadapi tantangan yang muncul.
Pada tahun 2024 ini, prospek pasar properti tampaknya akan menghadapi dinamika yang cukup kompleks karena bersamaan dengan dilaksanakannya pemilihan umum. Mengacu pada laporan Knight Frank Asia Pasifik, industri properti di kawasan Asia Pasifik menghadapi peluang dan tantangan yang cukup unik.
Secara garis besar, tantangan utama sektor properti terletak pada risiko utang properti di daratan Tiongkok yang memunculkan ketidakpastian dalam ekonomi global. Kendati demikian, peluang datang dari strategi pertahanan yang terus berkembang di kawasan Asia Tenggara yang mana menunjukkan bahwa potensi pasar di kawasan ini cukup menarik.
Sementara itu, dalam sub-sektor residensial, perhatian khusus lebih diberikan pada pemulihan ekonomi di Hong Kong dan Tiongkok. Lebih lanjut, pada sub-sektor perkantoran, diharapkan akan terjadi evolusi konsep gedung perkantoran yang menerapkan konsep ESG (Environmental, Social, and Governance) dan berbagai peluang yang tercipta melalui bangunan-bangunan berbasis ESG.
Berbicara soal tantangan yang akan dihadapi oleh para pengembang properti di 2024, tampaknya bukan hanya aspek teknologi saja yang akan dihadapi, tetap juga beberapa kendala lain yang memerlukan perhatian serius. Salah satu hambatan tersebut adalah implementasi teknologi dalam industri properti yang menghadapi ketidakpastian dan resistensi.
Masyarakat dan pengembang properti kerap kali dilanda ketakutan dan kekhawatiran akan disrupsi digital. Banyak pula dari mereka yang kurang paham terhadap manfaat nyata dari penggunaan teknologi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya secara berkelanjutan untuk membuka wawasan masyarakat bahwa disrupsi digital dapat mewujudkan transformasi positif, menciptakan efisiensi, dan menciptakan inovasi baru yang menguntungkan.
Bukan hanya itu saja, masih ada tantangan lain yang kemungkinan akan dihadapi oleh pengembang properti di tahun 2024. Adapun tantangan tersebut adalah ketidakpastian politik karena tahun 2024 merupakan tahun diadakannya pemilihan umum dan tak jarang terjadi perubahan kebijakan pemerintah terhadap industri properti.
Di samping itu, pemilu kerap kali menimbulkan kekhawatiran dan ketidakpastian dalam industri properti. Sebab, hasil dari pemilu dapat memengaruhi kebijakan sekaligus komitmen dari pemerintahan yang baru. Pada akhirnya, kondisi ini berpotensi menciptakan fluktuasi dalam keputusan investasi dan sentimen pasar properti.
Proyeksi perlambatan ekonomi pada tahun pemilu ini juga menjadi tantangan lain yang perlu diperhatikan. Hingga saat ini, pemulihan kondisi ekonomi secara keseluruhan akibat pandemi COVID-19 dan konflik geopolitik masih menjadi fokus utama, terutama pada produk-produk properti komersial seperti apartemen dan perkantoran yang terus berjuang untuk bisa pulih sepenuhnya. Dengan adanya perubahan gaya hidup dan mekanisme kerja karena pandemi, properti komersial harus terus beradaptasi untuk bisa tetap relevan di tengah dinamika pasar yang terus berubah.
Para pengembang properti juga diharapkan dapat menghadapi proyeksi tantangan yang ada dengan menyusun strategis yang bijak dan kreatif serta terus mencari peluang baru untuk bisa tetap tumbuh di tengah pasar yang kompetitif. Selain itu, edukasi, inovasi, dan adaptasi terhadap transformasi juga menjadi fondasi penting dalam menghadapi berbagai tantangan di sektor properti pada tahun 2024 ini.
Meskipun pengembang properti akan dihadapkan dengan sejumlah tantangan di tahun 2024, tampaknya masih ada potensi peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pengembang guna mendorong pertumbuhan sektor ini. Adapun salah satu peluang yang potensial muncul adalah kebijakan dan insentif dari pemerintah khusus untuk mendukung perkembangan industri properti.
Salah satu contoh kebijakan pemerintah adalah Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk pembelian rumah baru dan pertama. Insentif ini menjadi dorongan positif bagi para pengembang untuk bisa mempercepat pembangunan proyek-proyek properti dan meningkatkan jumlah transaksi.
Misalnya saja pada sektor perumahan, khususnya segmen rumah tapak, menunjukkan adanya stabilitas yang relatif tinggi. Hal ini membuka pintu peluang bagi para pengembang properti untuk fokus pada konstruksi proyek-proyek di segmen ini. Di samping itu, tingginya permintaan akan hunian membuat pasar perumahan tetap menjadi sektor properti yang menjanjikan. Di sini, pengembang yang mampu memenuhi permintaan konsumen tentu akan mendapatkan keuntungan signifikan.
Lebih lanjut, terkait insentif PPN DTP, sub-sektor apartemen juga diharapkan mengalami peningkatan tingkat okupansi. Dalam hal ini, pengembang perlu segera menyusun strategi yang lebih difokuskan pada upaya untuk memenuhi permintaan yang kemungkinan akan meningkat dalam segmen ini. Insentif ini pada akhirnya menjadi roda penggerak peningkatan transaksi apartemen.
Selain itu, kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta lainnya, seperti lembaga keuangan non-perbankan, juga dapat menjadi peluang strategis. Pengembang properti dapat memanfaatkan keberadaan lembaga non-perbankan untuk mencari pembiayaan dalam rangka mengembangkan proyek-proyek infrastruktur seperti kawasan perumahan. Selain dukungan finansial, pengembang juga bisa mendapatkan dukungan dari pemerintah dalam hal kemudahan regulasi sehingga dapat mempercepat proses konstruksi.
Terakhir, para pengembang properti wajib untuk tetap bersikap fleksibel dan responsif terhadap dinamika pasar. Pengembang juga harus aktif melakukan analisis tren konsumen dan perubahan perilaku konsumen guna mengungkap setiap peluang yang kemungkinan muncul. Dengan begitu, pengembang properti bisa menciptakan nilai tambah bagi industri dan mencapai tujuan bisnis di tengah dinamika pasar properti yang berubah dengan cepat.
Jadi, dalam menghadapi tahun 2024, para pengembang properti perlu mengasah ulang strategi mereka untuk bisa mengatasi tantangan dan mengoptimalkan setiap peluang. Dengan begitu, pengembang bisa meminimalkan risiko dan mencapai tujuan bisnis secara optimal.