Banyak peristiwa dalam sejarah perkembangan agama Islam yang sarat akan hikmah dan teladan untuk umat Muslim di kehidupan modern seperti sekarang. Salah satu peristiwa tersebut adalah Isra Mi’raj yang kini diperingati setiap tanggal 27 bulan Rajab.
Momen bersejarah tersebut tak hanya memberikan pelajaran spiritual, tetapi juga teladan yang relevan dalam konteks kehidupan manusia modern. Dalam era di mana tantangan hidup makin kompleks, memahami makna Isra Mi’raj bisa menjadi salah satu panduan untuk menjaga keseimbangan hidup, khususnya antara aspek spiritual dan materi.
Sebelum membahas tentang hikmah Isra Mi’raj dalam menjaga keseimbangan hidup, mari simak terlebih dahulu sejarah tentang Isra Mi’raj itu sendiri. Secara garis besar, Isra Mi’raj merupakan dua perjalanan penuh keajaiban yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
Isra sendiri merujuk pada perjalanan pertama yang menggambarkan bagaimana Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Mekah menuju ke Masjidil Aqsa di Yerusalem. Jarak antara kedua wilayah tersebut diperkirakan mencapai sekitar 1.500 kilometer dan bisa ditempuh oleh Rasulullah SAW hanya dalam 40 hari dengan mengendarai unta.
Sementara itu, perjalanan kedua, yakni Mi’raj, jaraknya jelas lebih jauh lagi. Sebab, begitu Rasulullah SAW tiba di Masjidil Aqsa, beliau langsung diangkat menuju ke Shidratul Muntaha melewati sebanyak tujuh langit. Bila dipikir secara logis, peristiwa tersebut jelas jauh di luar nalar manusia modern.
Sebab itulah, Mi’raj menjadi bukti bahwa kekuasaan Sang Pencipta sangatlah luar biasa. Perjalanan tersebut juga menegaskan status Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT. Pada saat itu pula, Rasulullah menerima pesan dari Allah SWT agar umat Islam melaksanakan salat sebanyak 50 kali sehari.
Dalam perjalanan Rasulullah turun ke bumi, beliau bertemu dengan Nabi Musa AS. Rasulullah pun menceritakan apa yang beliau terima dari Allah SWT. Lalu Nabi Musa AS menyarankan untuk mengurangi jumlah salat dan Rasulullah pun kembali menemui Allah SWT hingga akhirnya umat Islam hanya diperintahkan untuk menjalankan salat sebanyak 5 kali dalam sehari.
Bila dipahami secara lebih mendalam, Isra Mi’raj lebih dari sekadar perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam mendapatkan perintah untuk menjalankan salat lima waktu. Perjalanan Rasulullah tersebut juga mengandung pesan tentang hikmah dan teladan yang dapat dijadikan pedoman dalam menjalankan kehidupan modern.
Pertama-tama, Isra Mi’raj menegaskan betapa besar keajaiban dan kekuasaan Allah SWT. Hal ini menjadi pengingat, khususnya bagi umat Muslim akan pentingnya mengimani keberadaan-Nya dalam segala aspek kehidupan, baik itu materi maupun spiritual.
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, tak jarang kita terjebak dalam kompleksnya rutinitas dan urusan duniawi yang merenggut perhatian kita. Namun, dengan memahami Isra Mi’raj, kita diajak untuk tidak melupakan pentingnya spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari. Peristiwa yang terjadi sekitar 1.400 tahun yang lalu tersebut mengajarkan manusia untuk menjaga keseimbangan antara aspek spiritual dan materi. Dengan begitu, manusia tak hanya fokus pada urusan yang bersifat duniawi saja, melainkan juga fokus pada urusan spiritualitas.
Dalam menggali makna Isra Mi’raj dalam konteks kehidupan masa kini, sekali lagi penting untuk ditekankan bahwa peristiwa tersebut tak hanya menjadi bagian penting dalam sejarah perkembangan Islam. Namun Isra Mi’raj juga memiliki implikasi yang cukup relevan dengan dinamika kehidupan masyarakat modern.
Pertama-tama, Isra Mi’raj menegaskan betapa pentingnya umat Muslim untuk menghormati spiritualitas di tengah kehidupan yang serba modern ini. Di tengah tuntutan dunia yang makin rumit, manusia sering kali cenderung melupakan spiritualitas, seperti Tuhan dalam kehidupan.
Namun perayaan Isra Mi’raj seolah menjadi pengingat manusia akan keberadaan Sang Pencipta dan segala kebesaran-Nya, serta pentingnya menjaga hubungan dengan-Nya dalam segala aspek kehidupan. Isra Mi’raj juga menjadi sebuah pengingat bahwa seyogianya manusia, khususnya umat Islam, untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan materi dan spiritual. Keduanya tak boleh berat sebelah dan harus seimbang guna mewujudkan kehidupan yang bermakna.
Tak hanya itu saja, Isra Mi’raj juga memberikan teladan tentang nilai-nilai kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam kehidupan modern. Rasulullah SAW tak hanya melakukan perjalanan fisik yang luar biasa, tetapi juga menjalankan misi yang sarat akan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.
Bila dikaitkan dengan kehidupan modern yang sangat kompleks, kita bisa mengambil contoh dari keteladanan Rasulullah dalam memimpin dan mengabdi kepada sesama. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, kasih sayang, dan keadilan, kita bisa menjadi pemimpin yang inspiratif dan memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat.
Lebih lanjut, Isra Mi’raj juga memberikan teladan tentang pentingnya memiliki ketekunan dan kesabaran dalam menghadapi segala bentuk cobaan dan rintangan dalam kehidupan. Perjalanan Nabi Muhammad SAW ke Masjidil Aqsa hingga ke Shidratul Muntaha penuh dengan tantangan. Namun Rasulullah tetap menjalaninya dengan sabar dan ini bisa menjadi teladan bagi umat Muslim dalam menghadapi kehidupan modern yang penuh tantangan ini.
Dalam mengelola kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hal hubungan dan karier, kita sering kali dihadapkan pada berbagai rintangan. Namun dengan mengambil contoh dari kesabaran Rasulullah SAW, niscaya kita semua dapat melewati segala bentuk cobaan yang ada dalam hidup dengan penuh ketegaran.
Dengan demikian, memaknai peristiwa Isra Mi’raj dalam kehidupan seperti sekarang ini bukanlah sekadar mengenang peristiwa bersejarah, melainkan juga sebagai sebuah bentuk panggilan untuk mengambil pelajaran dalam peristiwa tersebut dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan menerapkan nilai-nilai spiritual, ketekunan, kesabaran, dan kepemimpinan dalam setiap aspek kehidupan manusia modern, niscaya siapa pun dapat mewujudkan kesuksesan yang penuh dengan makna tanpa melupakan peran Yang Maha Kuasa dalam setiap langkah yang kita lalui.