Ibadah puasa di bulan Ramadan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang sudah baligh. Ibadah puasa bukan hanya menafan rasa haus dan dahaga, tetapi juga nafsu-nafsu lain. Namun di era digital seperti sekarang ini, tampaknya tantangan dalam menjalankan puasa Ramadan makin bertambah.
Tak sedikit distraksi dari inovasi-inovasi teknologi yang justru bisa membuat produktivitas dan konsentrasi menurun selama menjalankan puasa. Kendati demikian, penggunaan teknologi yang dilakukan secara bijak juga dapat membantu meningkatkan ibadah puasa selama Ramadan.
Di satu sisi, perkembangan era digital membuat segalanya menjadi jauh lebih mudah dan praktis. Namun, di sisi lain, era digital membawa banyak dampak negatif yang dapat merugikan masyarakat, termasuk dalam hal menjalankan ritual keagamaan seperti puasa di bulan Ramadan.
Bila tidak digunakan secara bijak, teknologi justru membuat produktivitas dan konsentrasi menurun selama berpuasa. Tak hanya itu saja, penggunaan teknologi yang tidak bijak cenderung mendorong orang untuk bersikap negatif di dunia maya. Mereka seolah memiliki kebebasan untuk berkomentar atau membagikan informasi yang berisi cacian dan ujaran kebencian.
Menurut pendakwah Habib Syekh, struktur komunikasi di era digital saat ini bisa dibilang sudah menjadi mesin pembunuh karakter seseorang. Alhasil, dunia maya pun dipenuhi dengan informasi-informasi hoaks dan pertikaian antara satu pihak dan pihak lainnya yang pada dasarnya di dunia nyata pun mereka tidak saling mengenal.
Teknologi sudah makin maju, tetapi manusia Indonesia justru makin primitif karena kebiasaan ingin menghalalkan ujaran kebencian dan disinformasi dengan dalil kebebasan berpendapat. Jika hal ini terus dilakukan, apalagi selama puasa Ramadan, rasanya ibadah puasa tidak akan membawa berkah. Pasalnya, orang cenderung akan menghabiskan terlalu banyak waktu berkutat di media sosial untuk hal-hal yang tidak penting. Di samping itu, puasa bukan hanya soal menahan lapar dan menahan dahaga, tetapi juga menahan diri dari berbagai bentuk perbuatan jelek yang merugikan diri sendiri maupun orang lain, baik dilakukan di dunia nyata maupun dunia maya.
Nah, berikut beberapa solusi praktis yang bisa diterapkan untuk tetap produktif dan bersikap positif selama menjalankan puasa di era digital ini.
Solusi pertama agar tidak banyak menghabiskan waktu di dunia maya selama berpuasa adalah dengan membuat jadwal kegiatan yang teratur. Dengan memiliki jadwal yang berisi tentang aktivitas apa saja yang harus dilakukan pada setiap hari, maka kamu bisa mengalokasikan waktu dengan lebih efisien. Dengan begitu, kamu juga bisa meminimalkan penggunaan teknologi secara berlebihan. Di dalam jadwal tersebut harus mencakup waktu untuk bekerja, beribadah, istirahat, dan aktivitas lainnya.
Poin yang satu ini masih ada kaitannya dengan poin pertama. Selain dengan membuat jadwal kegiatan, cobalah untuk menyusun jadwal kapan kamu harus menggunakan teknologi dan kapan tidak boleh menggunakannya. Misalnya, kamu bisa menggunakan teknologi seperti smartphone, tablet, atau TV saat istirahat atau setelah selesai beraktivitas. Manfaatkan pula fitur “mode fokus” pada gadget kamu sehingga notifikasi yang masuk tidak akan mengganggu kamu saat beraktivitas.
Diperlukan kesadaran dari dalam diri sendiri untuk bisa tetap fokus dan konsentrasi saat menjalankan aktivitas selama berpuasa. Cara menumbuhkan kesadaran itu sendiri adalah dengan memahami tujuan dan makna dari ibadah puasa Ramadan. Dengan begitu, kamu bisa lebih termotivasi untuk tetap fokus dan produktif tanpa harus terganggu dengan teknologi yang pada dasarnya berisi banyak hiburan.
Bulan Ramadan identik sebagai momen istimewa untuk lebih meningkatkan kualitas ibadah seorang muslim. Kegiatan-kegiatan spiritual seperti tadarus Al-Qur’an, belajar agama, berdzikir, dan lain sebagainya dapat membantu menenangkan pikiran dan meningkatkan fokus. Dengan cara ini pula, kamu bisa lebih mudah mengatasi godaan-godaan dari teknologi.
Penting juga untuk menjaga kesehatan fisik selama menjalankan puasa Ramadan. Mengonsumsi makanan yang sehat dan bernutrisi, olahraga secukupnya, dan menjaga pola tidur yang berkualitas bisa membuat stamina tetap kuat dan pikiran tetap fokus. Dengan begitu, kamu juga tidak akan mudah tergoda untuk menggunakan teknologi jika belum waktunya untuk menggunakannya.
Pada dasarnya, teknologi bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas ibadah selama menjalankan puasa Ramadan. Berikut beberapa jenis kegiatan positif yang bisa dilakukan selama Ramadan menggunakan teknologi.
Teknologi bisa menjadi alat yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas ibadah puasa. Dengan memanfaatkan platform digital seperti media sosial, kamu bisa dengan mudah mengakes berbagai ilmu agama dari ahlinya. Dari sana, kamu bisa memperdalam pemahaman tentang agama Islam, memperkuat keimanan, sekaligus memotivasi diri untuk lebih rajin menjalankan ritual-ritual keagamaan.
Bila dimanfaatkan secara bijak, teknologi juga memungkinkan masyarakat untuk bisa melakukan berbagai aktivitas sosial, seperti donasi secara online. Melalui platform donasi online, kamu dapat memberikan bantuan kepada mereka yang kurang beruntung dengan mudah dan praktis. Hal ini juga memungkinkan kamu untuk lebih rajin dalam melakukan tindakan baik dan membantu sesama sehingga ibadah puasa Ramadan menjadi lebih bermakna.
Di era digital ini, banyak sekali kegiatan keagamaan yang bisa dilakukan secara virtual. Sebagai contoh, kami bisa mengikuti ceramah agama, tadarusan Al-Qur’an, atau kajian kitab suci melalui platform video conference. Hal ini memungkinkan kamu untuk tetap bisa menjalankan ibadah secara lebih fleksibel selama bulan Ramadan tanpa harus keluar rumah.
Itulah tantangan dan solusi menjalankan ibadah puasa Ramadan di era digital ini. Teknologi tak selalu membawa dampak buruk bagi penggunanya. Asalkan bisa memanfaatkannya dengan cara yang positif, maka kamu bisa tetap menjaga dan meningkatkan kualitas ibadah puasa di tengah pesatnya perkembangan dunia digital.
Penting juga untuk memilih konten yang positif dan bermanfaat, menjaga etika dalam berinteraksi secara daring, dan tidak terlalu bergantung pada teknologi sehingga konsentrasi dan kualitas ibadah tetap terjaga.