Ramadan bukan hanya menjadi momen untuk meningkatkan intensitas ritual keagaman. Bulan suci ini juga menjadi momen istimewa untuk saling berbagi ke sesama, khususnya mereka yang kurang beruntung.
Di Indonesia, bulan Ramadan identik dengan pengeluaran yang membengkak karena naiknya harga kebutuhan pokok. Bukan hanya itu saja penyebabnya, bulan Ramadan juga identik dengan pengeluaran-pengeluaran tak terduga yang membuat kamu menjadi lebih boros dibanding bulan-bulan biasa. Sebab itu, penting sekali untuk bisa mengatur pengeluaran agar tidak boncos selama Ramadan.
Selama Ramadan, ada beberapa pengeluaran yang biasanya tidak dikeluarkan pada bulan-bulan biasa. Pengeluaran tak terduga tersebut membuat kamu cenderung lebih boros. Nah, berikut beberapa pengeluaran tak terduga yang terjadi selama Ramadan.
Ngabuburit merupakan momen yang sangat dinantikan oleh banyak muslim di Indonesia saat bulan Ramadan tiba. Namun, perlu disadari bahwa kegiatan ini juga menjadi penyebab utama dari meningkatnya pengeluaran. Saat ngabuburit, kamu pasti sering tergoda untuk membeli banyak jajanan atau takjil buka puasa, seperti aneka es, gorengan, kolak, dan lain sebagainya.
Dengan beragamnya pilihan makanan dan minuman, sering kali kamu ingin membeli semuanya karena lapar mata. Selain itu, kegiatan ngabuburit juga sering kali diisi dengan kegiatan lain seperti menonton film di bioskop, jalan-jalan ke taman, dan lain sebagainya yang tentunya akan menambah pengeluaran.
Buka puasa bersama di luar bareng keluarga, teman, atau rekan kerja adalah tradisi yang sering dilakukan selama Ramadan. Kebiasaan ini pada umumnya ditujukan untuk menjaga tali silaturahmi dengan orang-orang terdekat. Namun, perlu diketahui bahwa kegiatan ini menjadi salah satu penyebab utama membengkaknya pengeluaran selama Ramadan. Belum lagi buka bersama kerap diadakan lebih dari satu kali, terkadang bersama rekan kerja, teman-teman, hingga teman semasa kuliah atau sekolah.
Bahan bakar motor menjadi salah satu biaya yang bisa meningkat secara signifikan selama Ramadan. Hal ini disebabkan karena banyak orang cenderung menunggu waktu berbuka dengan ngabuburit, buka bersama di luar, atau terkena macet di jalan. Saat terjebak macet, bahan bakar motor otomatis akan cepat terkuras tanpa kamu sadari. Hal ini tentu akan membuat kamu harus mengeluarkan anggaran lebih untuk bahan bakar motor sehingga pengeluaran pun ikut meningkat.
Salah satu biaya yang sering kali terlupakan tetapi sebenarnya bisa membuat pengeluaran membengkak selama Ramadan adalah belanja untuk kebutuhan hari raya Idul Fitri. Pengeluaran seperti biaya untuk membeli pakaian baru, kudapan untuk tamu, hampers untuk sanak saudara, dan lain sebagainya bisa membuat pengeluaran makin bertambah.
Mudik merupakan tradisi yang dilakukan oleh banyak orang Indonesia menjelang lebaran. Nah, mudik sendiri memerlukan biaya transportasi yang tak bisa dibilang kecil, terutama bila menggunakan transportasi udara. Bahkan harga tiket untuk transportasi darat pun cenderung melonjak tajam menjelang lebaran. Inilah yang membuat orang harus mengeluarkan anggaran lebih banyak selama Ramadan.
Bulan Ramadan merupakan momen istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Di Indonesia, bulan Ramadan kerap kali diwarnai dengan meningkatnya pengeluaran karena kenaikan harga kebutuhan pokok dan tradisi-tradisi tertentu seperti yang sudah dijelaskan di atas. Nah, agar pengeluaran tidak begitu membengkak, ada beberapa tips yang perlu dilakukan.
Langkah pertama untuk mengatur pengeluaran selama Ramadan adalah membuat anggaran keuangan pribadi atau keluarga secara jelas dan terperinci. Anggaran tersebut harus mencakup segala bentuk pemasukan dan pengeluaran. Khusus untuk membuat catatan pengeluaran, buatlah pos-pos pengeluaran selama Ramadan, termasuk untuk berbuka dan sahur, sedekah, hingga persiapan untuk lebaran.
Setiap pos pengeluaran harus ada batas anggarannya. Sebagai contoh, bujet maksimal untuk berbuka puasa bersama di luar adalah Rp500.000 selama satu bulan. Dengan cara ini, kamu bisa membatasi diri untuk menghadiri acara-acara di luar bila sudah di luar anggaran. Di samping itu, kamu juga memberanikan diri untuk menolak ajakan buka bersama yang menurut kamu tidak begitu penting. Lagi pula, buka puasa bersama di luar bukanlah suatu kewajiban, hanya sebagai bentuk penyambung tali silaturahmi saja.
Salah satu faktor yang menyebabkan pemborosan selama Ramadan adalah ketidakmampuan untuk memisahkan mana yang termasuk kebutuhan dan mana yang termasuk keinginan. Di bulan suci Ramadan, tak jarang orang mudah tergoda untuk membeli hal-hal yang sebenarnya tak begitu diperlukan.
Untuk itu, penting sekali untuk membuat catatan anggaran yang memisahkan antara dana untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Catat apa saja yang ingin kamu beli, lalu pisahkan sesuai dengan kategori keinginan dan kebutuhan. Dengan begitu, kamu bisa lebih mudah untuk menentukan mana hal-hal yang memang harus dibeli dan mana yang tidak perlu dibeli.
Kunci keberhasilan dalam perencanaan keuangan adalah disiplin dan komitmen. Sebagus dan sedetail apa pun perencanaan yang kamu buat, tanpa adanya sikap disiplin dan komitmen untuk menjalankannya, maka semuanya akan sia-sia.
Untuk itu, berjanjilah pada dirimu sendiri untuk menaati dan mematuhi anggaran pengeluaran yang sudah kamu buat. Dengan begitu, tujuan utama dari pembuatan perencanaan tersebut bisa tercapai. Pada akhirnya, pengeluaran selama bulan Ramadan tidak akan terlalu membengkak dan kamu masih memiliki sisa anggaran yang dapat digunakan untuk kebutuhan lainnya setelah Ramadan.
Itulah tips-tips untuk mengatur pengeluaran selama Ramadan. Menjalankan puasa Ramadan di Indonesia memang banyak tantangannya, khususnya dari segi finansial. Sebab, pengeluaran selama Ramadan lebih banyak dibanding dengan bulan-bulan lainnya. Namun, dengan menerapkan tips-tips untuk mengelola pengeluaran seperti di atas, kamu bisa mengatur kondisi keuangan kamu dengan lebih baik.