Kebutuhan finansial merupakan aspek penting bagi semua orang, terlebih bagi mereka yang tergolong sebagai generasi sandwich. Mengatur keuangan pribadi bagi generasi sandwich merupakan sesuatu yang cukup menantang agar bisa mewujudkan kestabilan atau kemandirian finansial bagi diri sendiri. Namun bukan berarti generasi sandwich tidak bisa mengatur keuangannya, melainkan butuh tips khusus agar tidak timbul risiko finansial.
Generasi sandwich atau secara harfiah berarti generasi roti lapis merupakan istilah untuk orang-orang yang berada di tengah-tengah tanggung jawab finansial, baik terhadap anak-anak mereka (bila ada), adik-adik mereka (bila ada), dan orang tua. Coba bayangkan kamu sebagai sepotong roti lapis dan kamu merupakan “daging” di antara dua lapis roti.
Roti tawar bagian atas ibarat orang tua atau adik-adik kamu, sementara roti bagian bawah ibarat keluarga kamu, seperti istri dan anak. Generasi sandwich harus menanggung biaya hidup untuk orang tua sekaligus pasangan dan anak-anak mereka sendiri.
Mengingat besarnya tanggung jawab mereka, tak heran banyak sekali generasi sandwich yang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan finansial mereka sendiri dan bahkan kebutuhan anggota keluarga mereka yang baru. Mereka harus berputar otak agar keuangan kedua generasi yang menjadi tanggung jawab mereka terpenuhi, contohnya membayar biaya kesehatan, sekolah, dan biaya kebutuhan hidup lainnya.
Sebab itu, manajemen keuangan yang tertata sangat dibutuhkan oleh generasi sandwich. Dengan memiliki kemampuan untuk mengatur keuangan dengan benar, mereka bisa memenuhi kebutuhan finansial pribadi, menyiapkan dana pensiun, dan memutuskan generasi sandwich.
Di sisi lain, mengatur keuangan juga dapat membantu generasi sandwich terhindar dari risiko keuangan, seperti terjebak dalam utang misalnya lewat pinjaman online. Dengan mengelola keuangan dengan bijak, maka generasi sandwich bisa mewujudkan tujuan keuangan mereka dan memastikan bahwa orang-orang yang menjadi tanggungan mereka telah mendapatkan perlindungan secara finansial atau bahkan bisa mandiri secara finansial.
Tak jarang generasi roti lapis harus mengabaikan kebutuhan hidup dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan finansial orang-orang yang menjadi tanggungan mereka. Agar keuangan tidak berantakan, berikut beberapa tips mengatur keuangan untuk generasi sandwich.
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk mengatur keuangan adalah mengidentifikasi seluruh aset dan juga utang yang kamu miliki. Catat semua tabungan, jumlah utang, dan aset lainnya seperti kendaraan, tanah, rumah, dan lain sebagainya.
Dengan mengetahui jumlah kepemilikan aset dan utang, maka kamu bisa menggunakan data tersebut sebagai pembatas dalam mengelola keuangan. Diskusikan dengan orang terdekat kamu, khususnya keluarga, terkait bagaimana caranya mengoptimalkan aset tersebut. Tujuannya tak lain agar kondisi keuangan kamu menjadi lebih baik dan tidak ada kesulitan untuk memenuhi biaya hidup orang-orang yang kamu tanggung.
Masalah yang kerap timbul dalam kehidupan para generasi sandwich adalah minimnya keterbukaan antara anak dan orang tua. Pasalnya, tak sedikit orang tua yang menganggap anaknya memiliki banyak uang untuk memenuhi kebutuhan mereka meskipun kenyataannya tidak selalu demikian.
Membicarakan permasalahan finansial dengan keluarga memang tak mudah. Namun, di sinilah para generasi sandwich harus lebih tegar dalam mengedukasi orang tua maupun keluarga terkait kondisi finansial kamu dan skala prioritas kebutuhan yang harus dipenuhi.
Bagi generasi sandwich yang sudah berkeluarga, cobalah untuk memisahkan anggaran keuangan kamu sesuai dengan skala prioritas kebutuhan. Meskipun kamu tinggal satu atap dengan orang tua, ada baiknya bila kamu memisahkan mana yang jadi anggaran untuk keluarga dan mana untuk orang tua. Dengan cara ini, kamu bisa tahu cash flow keuangan kamu sehingga lebih mudah untuk mengatur keuangan agar tercipta kondisi finansial yang lebih baik.
Memiliki dana darurat pada dasarnya merupakan kunci mewujudkan kondisi finansial yang aman. Hal ini juga sangat penting dimiliki oleh para generasi sandwich mengingat masa depan merupakan sesuatu yang sulit untuk diprediksi kepastiannya. Sebagai tiang yang menopang semua kebutuhan keluarga, tentunya akan sulit bagi generasi roti lapis untuk mengumpulkan dana darurat.
Meskipun berat, setidaknya kamu tetap harus berusaha untuk mengumpulkan dana darurat sedikit demi sedikit. Sesuai namanya, dana darurat bisa kamu kumpulkan untuk menghadapi situasi-situasi yang tak terduga, seperti renovasi rumah karena bencana, servis kendaraan, PHK, sakit, dan lain sebagainya.
Sebagai perlindungan tambahan, upayakan untuk memberikan asuransi kesehatan terhadap seluruh anggota keluarga kamu. Di sisi lain, asuransi akan sangat membantu kamu ketika anggota keluarga atau kamu sendiri harus mendapatkan tindakan medis. Lagi pula, asuransi untuk keluarga juga tidak terlalu mahal karena kamu bisa memanfaatkan program pemerintah seperti BPJS.
Langkah kedua untuk mengatur keuangan sebagai seorang generasi sandwich adalah dengan tetap menabung untuk mempersiapkan dana pensiun kamu sendiri. Identifikasi pengeluaran-pengeluaran yang hanya bersifat konsumtif dan tidak memberikan manfaat jangka panjang.
Dengan mempersiapkan dana pensiun, kamu tak hanya memberikan perlindungan masa tua bagi diri kamu sendiri. Dana ini juga membantu kamu untuk memutus rantai generasi sandwich agar anak-anak kamu tidak mengalami apa yang kamu alami dan mereka bisa menjalani kehidupan mereka dengan lebih baik.
Saat kondisi keuangan kamu mulai teratur, cobalah untuk melakukan investasi. Lakukan kegiatan finansial ini bila kamu memang sudah paham dengan produk-produk investasi, keuntungan, dan tingkat risikonya masing-masing.
Bila memungkinkan, sisihkan beberapa persen dari pendapatan bulanan kamu untuk investasi. Apabila penghasilan meningkat, upayakan anggaran untuk investasi juga meningkat. Bila dikelola dengan baik, otomatis investasi tersebut bisa membantu kamu untuk segera mewujudkan tujuan finansial kamu.
Menjadi generasi roti lapis itu tidak mudah, banyak tantangannya. Beban finansial yang berat sering kali membuat generasi sandwich lupa untuk membahagiakan dirinya sendiri. Melansir laman CNN Indonesia, generasi sandwich di Amerika Serikat mengalami tingkat stres yang lebih tinggi. Ini lantaran mereka dituntut untuk menyeimbangkan peran mereka sebagai orang tua bagi anak dan juga perawat bagi orang tua mereka sendiri.
Data menunjukan hampir 40% generasi sandwich dari kalangan wanita mengalami stres akut. Kondisi ini tak hanya memengaruhi relasi mereka dengan pasangan, anak, dan juga orang tua, tetapi juga kesejahteraan mereka sendiri. Jadi, meskipun kamu menjadi generasi roti lapis, upayakan untuk tetap menjaga kesehatan mental dan fisik kamu.
Jangan pernah ragu untuk membicarakan masalah finansial dengan keluarga yang menjadi tanggung jawab kamu. Usulkan untuk membagi tanggung jawab finansial sesuai dengan porsi anggota keluarga. Pastikan pula untuk menjaga pola hidup yang sehat agar kondisi badan tetap fit dalam mencari pemasukan.
Mengelola keuangan memang tidak mudah bagi seorang generasi sandwich. Namun hal tersebut tidak mustahil untuk dilakukan. Dengan memiliki keteguhan, disiplin, dan komitmen, sangat mungkin bagi seseorang untuk bisa mandiri secara finansial dan memutus rantai generasi roti lapis yang berikutnya.