Financial technology atau fintech merupakan layanan keuangan digital yang menjamur di Indonesia. Industri fintech juga menjadi salah satu industri yang membawa kemajuan pesat bagi keuangan nasional. Jenis layanan fintech pun beragam dan akan kita ulas dalam artikel berikut ini.
Industri fintech di Tanah Air mengalami perkembangan yang cukup pesat selama beberapa tahun terakhir. Menurut data, hanya ada sekitar enam perusahaan yang bergerak di bidang fintech di Indonesia pada tahun 2016. Sampai pada akhir 2023, ada sebanyak 101 perusahaan fintech yang ada di Indonesia, mayoritas adalah fintech peer-to-peer lending.
Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 98 perusahaan. Namun pada 2022, ada setidaknya 10 perusahaan fintech yang bisa dibilang paling berkembang. Adapun perusahaan yang dimaksud adalah Cek Saja, Amartha, Bareksa, Go-Pay, Doku, Finansialku, Midtrans, Akulaku, Investree, dan Koinworks.
Sementara itu di tingkat ASEAN, industri fintech Indonesia terbilang cukup bagus. Menurut data dari Fintech in ASEAN 2021, Singapore Fintech Association, dan PwC Singapore, Indonesia berada di peringkat kedua terkait pendanaan fintech. Data menyebutkan pendanaan fintech di Indonesia menyentuh angka Rp12,8 triliun, sekitar Rp10 triliun lebih rendah dibanding Singapura.
Melihat pertumbuhan tersebut, maka bisa dibilang masih ada peluang besar di Indonesia yang masih belum terjangkau oleh industri jasa keuangan. Menurut data, jumlah penyelenggara inovasi fintech meningkat menjadi 99 dari 87 pada tahun 2023.
Ada banyak sekali inovasi fintech yang berkembang di Indonesia dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Berikut di antaranya:
Layanan fintech satu ini memberikan kemudahan bagi para pelaku UMKM untuk belanja stok barang untuk toko. Model bisnisnya cukup sederhana, yakni perusahaan fintech menalangi pembelian stok barang.
Kemudian, nasabah membayarnya dengan cara diangsur sesuai dengan kesepakatan atau dalam jangka waktu tertentu setelah semua stok barang berhasil terjual. Beberapa perusahaan fintech yang menawarkan layanan ini adalah Akseleran, OttoPay, dan layanan Dana Material di Danasyariah.
Layanan fintech ini memberikan pinjaman berupa modal tunai kepada nasabah yang menjadi pelaku UMKM. Untuk bisa mendapatkan pinjaman, umumnya ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon peminjam, seperti legalitas usaha hingga laporan keuangan. Contoh fintech yang menawarkan layanan ini adalah Koinworks, Amartha, dan masih banyak lagi.
Inovasi fintech yang berikut ini bergerak di bidang pembiayaan pendidikan. Sama seperti business financing, layanan fintech ini memberikan pinjaman kepada nasabah untuk memenuhi biaya pendidikan dan semua fasilitas pendukungnya. Beberapa perusahaan fintech yang menyediakan layanan education loan adalah Danacita, Pintek, Cicil, dan lain sebagainya.
Fintech aggregator merupakan situs web atau aplikasi mobile yang dapat digunakan untuk membantu pengguna mendapatkan informasi terkait beragam jenis produk dan layanan jasa keuangan. Hal ini termasuk membandingkan produk-produk dari Lembaga Jasa Keuangan (LJK) secara daring. Produk LJK yang dimaksud antara lain adalah KPR, jenis tabungan, kartu kredit, asuransi, dan lain sebagainya.
Inovasi layanan fintech yang berikutnya adalah financing agent. Perusahaan yang bergerak di biang ini menyediakan situs web atau aplikasi yang digunakan LJK untuk menyalurkan dana modal atau pembiayaan kepada nasabah maupun calon nasabah yang memenuhi syarat.
Inovasi fintech berikut ini ditujukan pada para pelaku UMKM. Layanan ini bertujuan untuk memfasilitasi pelaku usaha dalam melakukan belanja barang produktivitas. Konsep dasarnya sama seperti kartu kredit tetapi hanya boleh digunakan untuk pelaku usaha. Beberapa contoh fintech lokal yang menawarkan layanan ini adalah Modalku, Investree, dan lain sebagainya.
Inovasi layanan fintech yang satu ini memang masih terdengar asing bagi pengguna layanan keuangan digital konvensional. Credit scoring merupakan layanan keuangan untuk menilai kelayakan individu dalam menggunakan layanan kredit atau pinjaman. Contoh perusahaan di Indonesia yang menawarkan layanan ini adalah Tongdun, Digiscore, CekAja, dan masih banyak lagi.
Layanan fintech ini bisa dibilang merupakan robo advisor, yakni perangkat lunak untuk membantu perencanaan keuangan, termasuk untuk investasi. Dengan layanan ini, para investor pemula bisa lebih mudah dalam melakukan navigasi pada investasi mereka. Contoh perusahaan yang menawarkan layanan ini adalah Cekpremi, Rajapremi, dan Bareksa.
Jenis fintech ini bergerak di bidang pelayanan sistem pembayaran yang diselenggarakan oleh bank sentral maupun lembaga perbankan. Salah satu produk yang paling populer dari inovasi fintech ini adalah e-wallet. Pengguna bisa menggunakan e-wallet untuk melakukan transaksi secara mudah dan praktis melalui smartphone. Contoh dari layanan ini adalah GoPay, OVO, ShopeePay, Doku, dan masih banyak lagi.
P2P lending untuk modal usaha memang sudah biasa. Salah satu inovasi layanan fintech P2P terbaru adalah pembiayaan untuk kepemilikan properti. Sistemnya sama seperti bank konvensional tetapi dengan skema pembiayaan yang sedikit berbeda. Contoh perusahaan yang menawarkan layanan ini adalah Danasyariah.
Personal loan lebih sering disebut dengan pinjaman online di Indonesia. Sesuai namanya, layanan fintech ini memberikan fasilitas kredit atau pinjaman uang tunai yang dapat dilakukan secara online. Prosedurnya jauh lebih mudah dibandingkan dengan mengajukan kredit lewat bank atau lembaga keuangan lainnya.
Layanan ini biasanya bekerja sama dengan perusahaan asuransi. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi, layanan pengajuan klaim asuransi, pembelian produk asuransi, hingga membantu percepatan proses klaim secara daring.
Inovasi layanan fintech yang berikut ini sudah banyak sekali digunakan oleh masyarakat Indonesia. Seperti yang disebutkan sebelumnya, sistem kerja paylater sama dengan kartu kredit. Namun dalam konteks ini, paylater diintegrasikan dalam OTA atau e-commerce, seperti Gopaylater, Shopeepaylater, Kredivo, dan lain sebagainya.
E-KYC adalah inovasi layanan fintech yang dapat digunakan untuk melakukan identifikasi sekaligus verifikasi terhadap nasabah maupun calon nasabah secara digital. Proses E-KYC juga memerlukan data dari Dukcapil.
Autentifikasi transaksi termasuk salah satu inovasi layanan fintech yang banyak digunakan oleh lembaga keuangan. Platform yang menawarkan layanan ini membantu mempermudah proses identifikasi dan verifikasi transaksi.
Itulah beberapa inovasi layanan fintech yang berkembang di Indonesia. Seiring dengan berjalannya waktu, tentunya inovasi-inovasi baru akan terus bermunculan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang makin kompleks.