Stres merupakan kondisi yang tak akan pernah terpisahkan dari kehidupan manusia. Namun, bila kondisi ini tak segera ditangani, maka aspek-aspek lain dalam kehidupan manusia bisa terganggu. Sebab itu, stres perlu segera ditangani atau dikelola dengan cara yang tepat agar tidak menimbulkan kondisi mental atau kesehatan fisik.
Melansir laman Halodoc, stres merupakan bentuk tekanan psikologis dan fisik yang bisa muncul saat diri menghadapi kondisi berbahaya. Stres juga dapat didefinisikan sebagai cara tubuh untuk memberikan reaksi terhadap tekanan, ancaman, atau tuntutan yang tiba-tiba muncul.
Penyebabnya stres sangat beragam, bisa karena dari diri sendiri, bisa juga karena faktor lingkungan. Sistem saraf pada otak akan mengeluarkan hormon kortisol saat merasakan adanya tekanan atau ancaman. Selain kortisol, saraf juga akan mengeluarkan adrenalin sehingga sering kali jantung berdegup lebih kencang, napas memburu, otot tegang, dan bahkan tekanan darah naik. Semua jenis reaksi tersebut muncul sebagai bentuk respons stres.
Pada dasarnya, stres merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Siapa pun rentan mengalami stres, tak peduli usia, pekerjaan, maupun latar belakang pendidikan. Respons tubuh sangat mengalami stres bisa saja positif dan negatif. Biasanya, respons positif meliputi peningkatan rasa waspada atau merasa lebih termotivasi. Namun, yang dikhawatirkan dari kondisi stres adalah reaksi negatif yang bisa berujung pada terganggunya aspek-aspek lain dalam kehidupan individu.
Stres merupakan kondisi yang perlu diatasi atau dikelola dengan baik. Caranya adalah dengan menerapkan manajemen stres. Sederhananya, manajemen stres adalah langkah-langkah praktis untuk membantu individu mengatasi stres yang mereka alami. Bila stres berhasil dikelola, maka kamu bisa menjalani hidup secara lebih seimbang.
Pasalnya, stres yang tidak dikelola dapat berdampak buruk pada kondisi fisik maupun mental. Orang yang tidak mampu mengelola stres rentan terhadap masalah sakit kepala, gangguan pencernaan, gangguan tidur, sulit berkonsentrasi, depresi, dan masih banyak lagi.
Untuk menghindari bahaya stres akut atau reaksi negatif dari stres, penting untuk menerapkan tips untuk mengatasi stres berikut ini.
Langkah pertama dan yang paling utama untuk mengatasi stres adalah dengan mengenali penyebab dari stres itu sendiri. Caranya mudah tetapi membutuhkan konsistensi, yakni dengan menulis jurnal atau menuangkan semua isi kepalama dalam buku. Lakukan hal tersebut selama satu hingga dua minggu.
Pastikan untuk membuat jurnal dalam buku fisik. Catat semua yang ada dalam pikiran kamu dan apa yang kamu rasakan. Hindari penggunaan gadget karena bisa meningkatkan produksi hormon dopamin yang pada akhirnya membuat kamu mudah stres. Dengan menulis jurnal, kamu bisa mengidentifikasi situasi atau hal apa yang membuat kamu mudah stres. Pada akhirnya, kamu bisa menemukan cara yang tepat untuk mengatasi kondisi stres tersebut.
Beberapa orang mengatasi stres dengan cara mengonsumsi makanan yang rendah nutrisi. Agar tidak menimbulkan masalah kesehatan tubuh, kamu bisa mengatasinya dengan hal-hal yang positif.
Kamu bisa berolahraga, seperti berenang, lari, yoga, atau jalan kaki untuk meredakan stres. Kamu pun juga bisa meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan yang kamu sukai, seperti nonton film, baca buku, bermain dengan hewan peliharaan, dan lain sebagainya.
Rasanya, setiap orang mampu untuk menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil, seperti memasak, ngobrol dengan teman, jalan-jalan keliling kompleks, dan masih banyak lagi. Tak hanya itu saja, pastikan pula untuk menjaga kualitas tidur. Sebab, waktu tidur yang cukup dan berkualitas adalah langkah efektif untuk mengelola stres. Jangan lupa juga untuk membatasi asupan minuman mengandung kafein dan mengurangi penggunaan gadget menjelang tidur.
Mengonsumi makanan dan minuman kaya nutrisi tak hanya membantu mengurangi berat badan. Pola makan yang sehat juga bisa meminimalkan reaksi negatif dari stres, meningkatkan imun tubuh, memperbaiki mood, dan mengendalikan tekanan darah.
Memang, makanan yang tidak sehat seperti junk food terlihat menggiurkan saat kamu sedang stres. Namun, bila kamu mengonsumsi terlalu banyak lemak dan gula, maka efeknya justru kondisi stres kamu makin parah.
Melansir laman WebMD, mengonsumi makanan dengan karbohidrat kompleks, protein tanpa lemak, dan asam lemak dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat stres. Makanan dengan tinggi oksidan seperti kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran, dan rempah seperti jahe juga bisa membantu mengatasi stres.
Hidup di era digital seperti sekarang memang banyak sekali dampak negatifnya, terutama bagi kesehatan mental. Segala sesuatu yang ada di media sosial sering kali membuat masyarakat merasa memiliki kewajiban untuk selalu siaga selama 24 jam sehari.
Hal tersebut tentunya dapat mengakibatkan stres berat, terlebih bila berhubungan dengan pekerjaan. Jadi, penting sekali untuk membuat batas-batas waktu kapan harus mengakses media sosial dan kapan harus berhenti.
Cobalah untuk menanamkan pola pikir bahwa tak semua yang ada di media sosial harus kamu tahu. Apa yang terjadi di luar sana tidak memengaruhi mayoritas aspek dalam hidupmu. Jadi, cobalah untuk membatasi konten-konten yang justru membuat kamu makin stres. Kurangi pula intensitas untuk mengakses media sosial.
Kegiatan seperti mindfulness, meditasi, dan melatih pernapasan bisa membantu kamu untuk mengatasi stres. Kegiatan praktis ini bisa kamu lakukan setiap hari. Jadi, cobalah untuk meluangkan waktu selama beberapa menit saja setiap hari untuk melakukan pernapasan, menikmati makanan favorit dengan mindfulness, meditasi, dan lain sebagainya.
Jadi, itulah beberapa langkah praktis untuk mengelola stres. Kunci utama dalam manajemen stres adalah tidak terlalu keras pada diri kamu sendiri. Berusahalah untuk menerima keadaan atau masalah yang kamu hadapi. Tanamkan pada diri sendiri bahwa satu-satunya yang bisa kamu kendalikan adalah diri dan pikiran kamu sendiri.