Bukan hanya kesehatan fisik, tetapi kesehatan mental juga menjadi aspek penting dalam kehidupan manusia. Sayangnya, di negara seperti Indonesia, kesadaran akan kesehatan mental masih tergolong rendah.
Bahkan, stigma buruk terhadap orang dengan gangguan mental masih menjadi hal yang umum. Padahal, kesehatan mental sama krusialnya dengan kesehatan fisik. Keduanya memainkan peran penting dalam menunjang kesejahteraan hidup seseorang.
Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental tergolong masih sangat rendah di Indonesia. Mereka yang memiliki kondisi mental masih dianggap tabu bahkan diperlakukan seperti aib dalam keluarga dan masyarakat.
Stigma buruk terhadap orang-orang dalam gangguan jiwa pun masih sangat tinggi. ODGJ kerap mendapatkan diskriminasi, pengucilan, stereotip, dan labelling buruk dari sebagian besar masyarakat Indonesia. Akibatnya, sulit bagi ODGJ untuk sembuh dan kembali mendapatkan kesejahteraan hidupnya.
Pada dasarnya, stigma dapat dijelaskan sebagai ketidaksetujuan secara ekstrem terhadap seseorang atau sekelompok orang berdasarkan karakteristik tertentu yang dianggap membedakan sehingga keberadaan mereka menjadi tidak diinginkan dalam suatu lingkungan masyarakat.
Stigma juga bisa didefinisikan sebagai bentuk prasangka buruk atau menolak seseorang maupun kelompok masyarakat karena orang atau kelompok tersebut dianggap memiliki perbedaan dengan kebanyakan orang.
Stigma buruk yang muncul di masyarakat terhadap masalah kesehatan mental timbul karena terbatasnya pemahaman masyarakat mengenai kesehatan mental itu sendiri. Aspek-aspek lain seperti penyebab kesehatan mental dan bahkan nilai tradisi budaya yang masih mengakar kuat juga membuat gangguan jiwa kerap dikaitkan dengan kepercayaan masyarakat lokal.
Hal-hal itulah yang membuat banyak orang tidak memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan jiwa. Bahkan, hal tersebut juga menghambat proses penanganan sehingga kondisi orang dengan gangguan jiwa justru bertambah buruk.
Melihat kondisi di atas, sudah sewajarnya masyarakat Indonesia mendapatkan edukasi untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental. Di Indonesia, generasi milenial muda dan gen Z merupakan dua generasi yang paling melek soal kesehatan mental tetapi juga rentan mengalami masalah mental.
Dukungan dan edukasi masyarakat terkait kesehatan mental merupakan langkah penting untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera. Berikut penjelasan lengkap terkait pentingnya dukungan dan edukasi terhadap masyarakat dari berbagai lapisan terkait pentingnya kesehatan mental.
Salah satu langkah penting dalam memberikan edukasi tentang kesehatan mental adalah dengan memberikan pemahaman terhadap masyarakat terkait stigma. Seperti yang dijelaskan, stigma yang melekat dalam masyarakat adalah salah satu hambatan utama dalam upaya penyembuhan orang-orang dengan gangguan jiwa.
Stigma ini sering kali membuat orang yang membutuhkan bantuan merasa takut dan malu untuk mencari pertolongan. Bahkan, tak jarang mereka mengalami diskriminasi dari anggota keluarga sendiri karena kondisi mereka. Dengan memberikan pemahaman pada masyarakat bahwa stigma adalah hal buruk, maka perlahan-lahan akan muncul kesadaran untuk mengurangi stigma tersebut. Lambat laun, masyarakat bisa lebih berempati terhadap individu dengan kondisi mental.
Psikoedukasi merujuk pada edukasi tentang kesehatan mental dari sudut pandang psikologi. Hal ini mencakup pemberian informasi tentang faktor risiko dan gejala yang berhubungan dengan berbagai kondisi kesehatan mental.
Psikoedukasi dapat disampaikan sesuai dengan target audiensnya. Contohnya, untuk karyawan kantoran, jelas edukasi kesehatan mental yang diberikan berbeda dengan edukasi untuk anak-anak sekolah. Khusus untuk anak-anak sekolah, psikoedukasi disampaikan dalam bahasa yang mudah dipahami dan menyangkut isu-isu kesehatan mental yang erat kaitannya dengan anak sekolah, misalnya penyebab dan akibat bullying.
Konsep person in environment merupakan salah satu langkah penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih melek soal kesehatan mental. Pendekatan ini difokuskan pada keberadaan individu yang pada dasarnya tidak bisa lepas dari pengaruh lingkungan mereka bergaul. Begitu pula dengan masing-masing individu yang secara tidak sadar memberi pengaruh, baik itu baik atau buruk, terhadap lingkungan.
Person in environment juga menekankan bahwa kondisi kesehatan mental seseorang tidak bisa lepas dari pengaruh lingkungan sekitarnya, begitu juga sebaliknya. Dengan menerapkan konsep ini, maka masyarakat bisa memahami pentingnya memberikan dukungan pada individu secara holistik, baik secara fisik maupun mental.
Melalui konsep person in environment pula, masalah tentang kesehatan mental bisa dilihat dari berbagai sudut pandang, bukan hanya dari sisi individu. Dengan menerapkan konsep ini, maka seluruh lapisan masyarakat bisa saling memberikan pengaruh baik satu sama lain, khususnya terkait kesehatan mental.
Support system atau sistem dukungan merupakan langkah praktis untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental di masyarakat. Support system juga penting untuk menjaga kesejahteraan mental. Sistem dukungan terbagi menjadi beberapa jenis dan masing-masing memiliki fungsi yang berbeda.
Dukungan secara emosional mencakup penyampaian ekspresi kasih sayang, perhatian, dan penghargaan terhadap individu yang membutuhkan. Hal ini bisa diterapkan saat mendengarkan seseorang mengungkapkan perasaannya, maka si pendengar seyogianya bisa mendengarkan dengan penuh empati. Dukungan moral atau sekadar memberikan kehadiran fisik juga tergolong sebagai bentuk dukungan emosional.
Dukungan instrumental melibatkan tindakan nyata untuk membantu individu mengatasi masalah mereka. Hal ini bisa berupa pemberian bantuan finansial, mengirimi makanan, membantu membersihkan kamar kos, dan lain sebagainya.
Dukungan instrumental membantu mengurangi beban fisik yang pada akhirnya dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang. Misalnya, bagi seorang anak kos yang hidup di perantauan dan dari keluarga broken home, ada kalanya mereka merasa lelah setiap kali pulang kerja. Bantuan seperti mengirimi makanan menjadi cara praktis untuk membuat orang tersebut merasa dipedulikan dan tidak sendiri.
Dukungan informasi merujuk pada pemberian pengetahuan, panduan, atau nasihat tanpa menghakimi terhadap individu yang membutuhkan. Hal ini bisa berupa pemberian informasi terkait cara-cara untuk menghadapi beban emosional, menawarkan saran praktis untuk menghadapi masalah, atau menyarankan dokter ahli yang solutif dalam mengatasi masalah mental.
Jadi, itulah pentingnya dukungan dan edukasi masyarakat terhadap kesehatan mental. Melalui kesadaran, pemahaman, dan dukungan dari masyarakat, maka bisa tercipta lingkungan yang lebih sehat dan sejahtera secara mental.