Teknologi finansial atau biasa disebut dengan fintech (financial technology) merupakan salah satu inovasi teknologi di bidang finansial yang hangat diperbincangkan dalam beberapa tahun terakhir. Bagaimana tidak, teknologi ini telah membawa perubahan besar dalam cara masyarakat mengelola keuangan, baik keuangan pribadi maupun bisnis.
Fintech memanfaatkan teknologi digital untuk mempermudah transaksi keuangan, mengelola investasi, dan memberikan pinjaman. Di Indonesia, fintech telah mengalami perkembangan pesat dan bahkan menjadi salah satu solusi yang efektif untuk menyelesaikan berbagai masalah keuangan.
Perkembangan fintech di Indonesia tak lepas dari kemajuan teknologi dan penetrasi internet yang makin luas. Menurut data Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) melalui Katadata, jumlah perusahaan fintech di Tanah Air terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada periode 2022/2023, ada 366 perusahaan financial technology yang telah bergabung ke AFTECH. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan fintech makin diterima dan digunakan secara masif oleh masyarakat.
Awal mula perkembangan fintech di Indonesia dimulai dari meningkatnya tren belanja secara online melalui platform marketplace. Seiring berjalannya waktu, masyarakat makin akrab dengan transaksi digital hingga akhirnya kebiasaan tersebut menjadi salah satu pendorong utama menjamurnya layanan fintech. Mulai dari e-wallet hingga aplikasi pinjaman online, semua jenis fintech yang ada di Indonesia hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan keuangan yang inklusif, cepat, mudah, dan aman.
Pandemi COVID-19 juga menjadi salah satu faktor yang mendorong penggunaan fintech di Indonesia. Adanya kebijakan pembatasan sosial dan anjuran untuk beraktivitas dari rumah membuat masyarakat beralih ke layanan digital untuk melakukan proses transaksi. Hal ini secara langsung makin mempercepat pertumbuhan fintech karena masyarakat membutuhkan solusi praktis tanpa harus keluar rumah.
Fintech menawarkan berbagai layanan yang memanfaatkan teknologi digital untuk mempermudah pengelolaan keuangan. Melansir laman Sikapiuangmu OJK, berikut adalah beberapa contoh kerja fintech yang populer di Indonesia.
Peer-to-peer lending (P2P lending) adalah salah satu layanan fintech yang memungkinkan individu untuk bisa meminjam atau meminjamkan uang tanpa melalui lembaga perbankan konvensional. Platform P2P lending menghubungkan peminjam dengan investor atau pendana secara langsung.
Pendana bisa memilih untuk mendanai pinjaman yang diajukan peminjam dengan imbalan bunga atau margin bagi yang menggunakan skema syariah seperti Danasyariah. Proses ini umumnya dilakukan secara online sehingga lebih cepat dan mudah dibandingkan kredit konvensional.
Crowdfunding merupakan metode penggalanan dana dari banyak orang untuk mendanai suatu usaha atau proyek. Platform crowdfunding memungkinkan individu atau organisasi untuk mempromosikan usaha mereka kepada publik dan mengumpulkan dana dari sejumlah pihak yang tertarik mendukung proyek tersebut. Model fintech ini sangat populer di kalangan pengusaha di bidang kreatif atau startup yang membutuhkan modal awal.
Dompet digital atau e-wallet adalah aplikasi yang dapat digunakan untuk menyimpan uang dan melakukan transaksi secara elektronik. Pengguna bisa melakukan pembayaran, transfer uang, dan bahkan menyimpan informasi debit maupun kredit dalam satu aplikasi. Dompet digital juga kerap menawarkan promo menarik yang bisa digunakan untuk berbelanja.
Bank digital adalah bank yang seluruh layanannya dilakukan secara online melalui aplikasi mobile. Nasabah tidak perlu datang ke kantor cabang fisik untuk membuka rekening, melakukan transaksi, maupun mengajukan pinjaman. Semua bisa dilakukan lewat aplikasi dengan mudah, cepat, dan aman. Bank digital juga memberikan kemudahan akses bagi nasabah yang sebelumnya tidak terjangkau oleh layanan keuangan dari bank konvensional.
Salah satu bentuk fintech yang menjamur di Indonesia adalah manejemen risiko dan aset seperti aplikasi investasi dan perencanaan keuangan. Aplikasi semacam ini memungkinkan pengguna untuk menginvestasikan uang mereka ke berbagai instrumen keuangan seperti saham, reksa dana, dan obligasi. Selain itu, pengguna juga bisa mendapatkan saran soal keuangan dan membuat rencana anggaran untuk mewujudkan tujuan keuangan mereka.
Aggregator merupakan platform yang mengumpulkan informasi dari berbagai produk maupun layanan keuangan dari berbagai sumber. Pengguna bisa membandingkan produk atau layanan berdasarkan harga, fitur, maupun ulasan pengguna. Contoh agregator adalah situs untuk membandingkan pinjaman, asuransi, dan kartu kredit.
Keberadaan fintech yang beragam di Indonesia membawa banyak manfaat dalam pengelolaan keuangan. Berikut sejumlah cara bagaimana fintech membantu mengelola keuangan.
Dengan fintech, transaksi keuangan menjadi lebih cepat dan praktis. Kamu tidak perlu lagi mengantri di bank atau ATM untuk melakukan transaksi pembayaran. Semua bisa dilakukan hanya dengan beberapa klik di aplikasi mobile. Hal ini tentunya sangat membantu, terutama bagi mereka yang memiliki kesibukan dan membutuhkan solusi keuangan yang efisien.
Fintech memberikan akses ke pembiayaan yang lebih bervariasi, mudah, cepat, dan inklusif. Layanan seperti P2P lending dan crowdfunding memungkinkan individu maupun organisasi untuk mendapatkan dana tanpa harus melewati proses yang berbelit seperti di bank konvensional. Hal ini tentunya sangat membantu bagi UMKM, startup, atau individu yang kesulitan untuk mendapatkan pembiayaan.
Aplikasi fintech menawarkan beragam fitur yang membantu pengguna dalam proses pengelolaan keuangan mereka. Misalnya, aplikasi manajemen keuangan yang bisa digunakan untuk melacak pengeluaran, menyusun anggaran, dan mendapatkan saran soal keuangan. Dengan menggunakan aplikasi sejenis ini, pengguna bisa dengan mudah mengatur keuangan mereka dan mewujudkan tujuan finansial mereka.
Fintech juga membuka peluang akses ke investasi yang lebih mudah dan terjangkau. Platform investasi online memungkinkan pengguna untuk melakukan investasi pada berbagai instrumen investasi dengan jumlah yang kecil dan biaya transaksi yang terjangkau.
Semua aplikasi fintech yang sudah terdaftar di OJK tentunya sudah dilengkapi dengan fitur keamanan canggih guna melindungi data dan informasi transaksi pengguna. Fitur seperti enkripsi data hingga otentikasi dua faktor disematkan dalam platform fintech untuk memastikan bahwa informasi keuangan pengguna tetap terjaga keamanannya.
Dari ulasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa fintech telah membawa perubahan dalam cara masyarakat mengelola keuangan. Fintech di Indonesia berkembang dengan cukup pesat dan memberikan banyak dampak positif bagi masyarakat, seperti kemudahan bertransaski hingga mendapatkan pembiayaan.