Pengguna Paylater Melonjak, Begini Kondisinya Sekarang

Dalam beberapa tahun terakhir, layanan paylater atau beli sekarang, bayar nanti telah menjadi salah satu solusi kredit yang digemari masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda. Kemudahan dalam mengakses layanan kredit tanpa kartu dan proses yang berbelit menjadikan paylater populer di kalangan konsumen yang membutuhkan fleksibilitas dalam berbelanja, baik secara online maupun offline.

Kemudian, pada tahun 2024 ini, terjadi lonjakan yang cukup signifikan dalam jumlah pengguna paylater. Ini menunjukkan bahwa layanan keuangan digital satu ini makin menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern.

Pengguna Paylater

Sekilas Tentang Layanan Paylater

Paylater adalah metode pembayaran yang memungkinkan pengguna untuk membeli barang maupun jasa sekarang dan membayar tagihannya di kemudian hari dengan cara dicicil serta menggunakan bunga dalam jangka waktu tertentu. Layanan ini cukup banyak ditawarkan oleh perusahaan teknologi finansial (fintech) atau platform e-commerce sehingga dianggap sebagai alternatif bagi konsumen yang belum memiliki akses ke kartu kredit.

Menurut laporan dari Kredivo dan Katadata Insight Center (KIC), layanan paylater menjadi layanan kredit yang lebih inklusif untuk semua kalangan konsumen, khususnya yang sebelumnya sulit mendapatkan pinjaman dalam bentuk kartu kredit dari lembaga keuangan konvensional.

Di samping itu, ada penelitian menunjukkan bahwa sekitar 68% pengguna paylater pertama kali menggunakan layanan kredit melalui layanan keuangan digital ini. Hal ini menunjukkan bahwa paylater telah membuka pintu bagi banyak orang untuk bisa merasakan fasilitas kredit tanpa syarat yang rumit.

Layanan ini mengalami perkembangan pesat, tak hanya di platform e-commerce, tetapi juga di sektor belanja offline dan bahkan platform travel online. Hal ini memungkinkan masyarakat di tingkat 2 dan 3 yang mungkin menghadapi kesulitan infrastruktur digital untuk bisa tetap bertransaksi dengan mudah menggunakan layanan paylater

Kontribusi transaksi offline terhadap total transaksi melalui paylater bahkan mengalami peningkatan hingga 169% sepanjang 2023. Ini menunjukkan bahwa layanan keuangan digital ini makin banyak yang menggunakan.

Pengguna Paylater Didominasi Anak Muda

Seperti yang disebutkan di atas, generasi muda merupakan pengguna layanan paylater paling banyak. Dalam hal ini, generasi milenial dan Z menjadi kelompok yang paling mendominasi penggunaan paylater.

Menurut data dari PT Pefindo Biro Kredit, pengguna paylater sepanjang tahun 2023 menyentuh angka 13,4 juta orang, dengan peningkatan sekitar 1,12% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di antara pengguna muda ini, generasi milenial (kelahiran 1981-1996) merupakan kelompok usia yang paling mendominasi dengan sekitar 6,99 juta pengguna aktif per bulan. Kemudian disusul oleh generasi Z (kelahiran 1997-2012) dengan 4,59 juta pengguna.

Dominasi anak muda dalam penggunaan layanan paylater ini tak lepas dari pengaruh gaya hidup konsumtif yang cenderung mereka miliki. Adanya kemudahan untuk berbelanja dengan cara cicilan tanpa menggunakan kartu kredit dan persyaratan yang mudah menjadi daya tarik utama bagi generasi muda ini.

Namun perlu dicatat bahwa meskipun layanan keuangan digital ini memberikan kemudahan, risiko kredit macet juga cenderung tinggi, khususnya di kalangan para generasi milenial. Kredit macet dari kelompok ini menyentuh angka Rp1,27 triliun dari total Rp2,12 triliun per Desember 2023. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan layanan ini harus tetap disertai dengan tanggung jawab finansial yang benar-benar matang.

Di samping itu, paylater juga mulai diminati oleh generasi yang lebih tua. Misalnya saja, pada tahun 2023, pengguna berusia di atas 36 tahun mengalami peningkatan, dengan kontribusi mencapai 29,6% dari total seluruh pengguna paylater. Hal ini menandakan bahwa layanan ini makin diterima oleh berbagai lapisan usia, bukan hanya oleh anak muda.

Efek Keberadaan Paylater Terhadap Bisnis Kartu Kredit

Kendati paylater terus menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan, layanan kartu kredit dari lembaga perbankan masih tetap eksis dan bahkan terus berkembang. Menurut data dari Bank Indonesia, jumlah kartu kredit yang telah beredar hingga semester I 2024 mencapai 18 juta unit. Ini menandakan adanya peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Selain itu, volume transaksi kartu kredit juga mengalami kenaikan hingga mencapai 16,33% secara tahunan. Ini menunjukkan bahwa meskipun layanan paylater mengalami perkembangan pesat, kartu kredit masih menjadi pilihan utama bagi sejumlah konsumen, khususnya dari kalangan menengah ke atas.

Peningkatan ini bisa disebabkan oleh terjadinya segmentasi pasar yang berbeda antara layanan paylater dan kartu kredit. Layanan paylater lebih sering digunakan oleh konsumen yang tidak memiliki akses kartu kredit atau tidak ingin terikat dengan syarat yang ketat dari penggunaan kartu kredit.

Sebaliknya, kartu kredit lebih banyak digunakan oleh kalangan menengah ke atas yang membutuhkan layanan kredit dengan limit lebih besar dan fleksibilitas yang lebih besar dalam transaksi internasional ataupun penawaran eksklusif lainnya.

Meskipun layanan paylater terus mengalami pertumbuhan, penggunaan kartu kredit oleh nasabah bank konvensional masih tetap stabil, bahkan menunjukkan adanya peningkatan hingga mencapai 20%. Hal ini menandakan bahwa kedua jenis layanan kredit ini memiliki pangsa pasarnya masing-masing dan tidak bersaing secara langsung. Dengan demikian, baik paylater maupun kartu kredit bisa saling hidup berdampingan di pasar kredit Indonesia untuk melayani kebutuhan konsumen dari segmen yang berbeda.

Terlebih lagi, beberapa lembaga perbankan mulai menawarkan fitur cicilan 0% melalui kartu kredit mereka, mirip seperti skema paylater. Fitur ini memungkinkan nasabah untuk mengubah tagihan kartu kredit menjadi cicilan bebas bunga, dengan tenor 3-6 bulan. Hal ini tentunya memberikan fleksibilitas lebih besar kepada para pengguna kartu kredit.

Kesimpulan

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa layanan paylater telah menjadi bagian penting dalam sistem keuangan digital di Tanah Air. Dengan adanya kemudahan akses dan inklusivitas yang ditawarkan, layanan keuangan digital satu ini telah membuka peluang bagi banyak orang untuk merasakan fasilitas kredit. Kendati demikian, layanan kartu kredit sama sekali tidak mengalami penurunan, justru meningkat karena adanya perbedaan pangsa pasar.

Layanan paylater didominasi oleh pengguna dari kelas menengah ke bawah dan dari kalangan milenial serta gen Z. Sementara itu, kartu kredit lebih didominasi oleh kalangan menengah ke atas. Keduanya saling hidup berdampingan dalam sistem keuangan di Indonesia untuk membantu memenuhi kebutuhan finansial masyarakat.

Leave a Reply