Imunisasi adalah salah satu upaya yang sangat penting dalam menjaga kesehatan masyarakat, khususnya bagi anak-anak. Program ini telah terbukti efektif dalam melindungi anak dari berbagai penyakit yang bisa dicegah, seperti campak, polio, dan difteri.
Kendati demikian, masih banyak masyarakat yang kurang menyadari betapa pentingnya imunisasi untuk anak. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk informasi yang keliru atau persepsi negatif yang berkembang di kalangan masyarakat.
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, banyak berita dan informasi yang makin mudah untuk diakses oleh masyarakat, termasuk informasi terkait imunisasi. Sayangnya, tidak semua informasi terkait imunisasi yang beredar adalah benar.
Beberapa informasi tentang informasi justru menimbulkan persepsi negatif terhadap imunisasi itu sendiri. Misalnya, adanya anggapan bahwa vaksinasi bisa menyebabkan efek samping yang berbahaya atau bahkan tidak sesuai dengan keyakinan agama tertentu.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), banyak masyarakat yang masih takut untuk memberikan imunisasi kepada anak-anak mereka karena khawatir dengan rumor-rumor yang tidak berdasar. Akibatnya, cakupan imunisasi di sejumlah wilayah masih belum mencapai target. Padahal, bila tidak diimunisasi, maka anak-anak akan rentan terkena berbagai macam penyakit serius yang sebenarnya bisa dicegah dengan vaksin.
Di samping itu, ada juga persepsi beredar terkait imunisasi yang hanya diperlukan untuk bayi atau anak-anak di usia dini. Padahal, beberapa jenis imunisasi, contohnya vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks, justru harus diberikan pada anak usia sekolah atau remaja. Informasi yang tidak tepat ini pada akhirnya bisa memperparah kondisi ketidaksadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi untuk seluruh kelompok usia.
Berdasarkan data dari WHO pada 2022, ada sekitar 14,3 juta anak di tingkat global yang belum atau tidak mendapatkan imunisasi. Data ini pada dasarnya telah menunjukkan adanya penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 18,1 juta anak.
Sementara itu di Indonesia, ada 1,8 juta anak yang belum mendapatkan imunisasi, bahkan satu dosis saja tidak. Secara akumulatif dari tahun 2018-2023, ada 1.878.820 anak di Indonesia yang tidak mendapatkan imunisasi sama sekali atau disebut juga dengan zero-dose immunization. Hal ini tentunya berbahaya dan patut untuk diwaspadai karena anak yang tidak imunisasi berisiko tertular atau bahkan menularkan penyakit yang dapat dicegah.
Imunisasi memainkan peran penting dalam melindungi anak-anak dari berbagai risiko penyakit yang dapat berakibat fatal. Vaksin yang diberikan melalui program imunisasi bekerja dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh anak agar mampu melawan berbagai patogen penyebab penyakit. Dengan demikian, anak-anak yang sudah mendapatkan imunisasi akan lebih terlindungi dari risiko penyakit seperti campak, polio, rubela, dan difteri.
Sementara itu, anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi secara lengkap berisiko lebih tinggi mengalami masalah komplikasi serius dari penyakit-penyakit tersebut. Sebagai contoh, campak dapat menyebabkan kebutaan atau bahkan kematian apabila tidak mendapatkan penanganan dengan tepat.
Begitu juga dengan penyakit polio, yang dapat menyebabkan terjadinya kelumpuhan permanen. Oleh sebab itu, imunisasi bukan hanya memberikan perlindungan bagi individu, tetapi juga menjadi bagian dari upaya untuk membangun kekebalan komunitas atau yang biasa disebut dengan herd immunity.
Selain manfaat langsung, imunisasi juga dapat membantu menekan biaya yang diperlukan untuk perawatan kesehatan dalam jangka panjang. Anak-anak yang sudah terimunisasi cenderung lebih sehat dan tidak memerlukan perawatan medis yang lebih intensif karena sudah terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya. Dengan demikian, imunisasi memainkan peran yang sangat krusial dalam menjaga kesejahteraan anak sekaligus mendukung pertumbuhan mereka secara optimal.
Pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan, tentunya terus melakukan berbagai upaya untuk mendorong kesadaran masyarakat terkait pentingnya imunisasi bagi seluruh kelompok usia, tak terkecuali anak-anak. Salah satu bentuk nyata upaya ini adalah pelaksanaan Pekan Imunisasi Dunia (PID). Program ini ditujukan untuk menyosialisasikan pentingnya imunisasi untuk semua kelompok usia. Kampanye ini tidak hanya menyasar bagi orang tua yang memiliki bayi dan balita, tetapi juga anak usia sekolah dan remaja.
Di samping itu, pemerintah juga turut memperkuat Program Imunisasi Nasional (PIN) melalui pelayanan posyandu dan puskesmas yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Petugas kesehatan di garis depan seperti yang ada di posyandu dan puskesmas memiliki peran penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya di daerah-daerah terpencil yang cakupan imunisasinya tergolong masih rendah.
Lebih lanjut, penggunaan teknologi juga ikut dimanfaatkan untuk memudahkan masyarakat dalam mengawasi jalannya imunisasi anak. Misalnya, aplikasi SATUSEHAT mobile yang diluncurkan pemerintah dapat membantu orang tua untuk mengetahui status imunisasi buah hati mereka secara lebih mudah. Hal ini menjadi salah satu upaya modern yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran sekaligus mempermudah akses terhadap layanan imunisasi.
Dalam rangka meningkatkan cakupan imunisasi, pemerintah juga memberikan beberapa penghargaan kepada puskesmas dan daerah yang telah berhasil mencapai target imunisasi sebagai bentuk apresiasi. Selain itu, berbagai kompetisi juga digelar untuk mengapresiasi jurnalis dan para penggiat media sosial yang berperan dalam menyebarkan informasi yang akurat terkait pentingnya imunisasi.
Imunisasi merupakan langkah preventif yang sangat krusial dalam menjaga kesehatan anak-anak dan seluruh masyarakat. Memang masih ada persepsi negatif terkait imunisasi. Oleh sebab itu, pemerintah dan masyarakat harus senantiasa meningkatkan edukasi dan akses imunisasi agar setiap anak terlindungi dari risiko penyakit yang dapat dicegah.
Dengan memahami betapa pentingnya imunisasi dan selalu berusaha untuk menghilangkan persepsi negatif yang berkembang, maka pemerintah dan masyarakat bisa menciptakan generasi yang lebih sehat dan kuat. Pada akhirnya, kesadaran akan pentingnya imunisasi tak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat sebagai bagian dari masyarakat yang peduli terhadap kesehatan.