Kamu tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah revolusi industri 4.0 kan? Era ini ditandai dengan integrasi produk-produk teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan otomatisasi. Namun, apakah kamu tahu bahwa saat ini dunia sedang bersiap untuk menghadapi era baru, yakni revolusi industri 5.0? Simak selangkapnya dalam pembahasan berikut ini.
Melansir laman DJKN Kemenkeu, revolusi industri 5.0 adalah fase baru dalam dunia industri yang menitikberatkan kolaborasi antara sumber daya manusia dan inovasi teknologi cangging. Jika pada era sebelumnya lebih fokus pada otomatisasi dan digitalisasi, maka di revolusi 5.0 ini manusia akan kembali menjadi pusat perhatian.
Jadi, inovasi-inovasi teknologi seperti robot, big data, dan AI sudah tidak lagi menggantikan peran manusia, tetapi justru membantu meningkatkan kinerja manusia. Sebagai contoh, sistem perusahaan dengan AI digunakan untuk membantu karyawan menyelesaikan tugas-tugas repetitif sehingga sebagai karyawan kamu bisa lebih fokus pada tugas-tugas yang membutuhkan kreativitas dan emosi.
Konsep teranyar ini pertama kali diperkenalkan oleh Jepang pada tahun 2017. Konsep tersebut dipamerkan pada ajang CeBIT di Jerman dengan sebutan Society 5.0. Ide utama dari konsep ini adalah menciptakan masyarakat dunia yang lebih sejahtera melalui pemanfaatan produk-produk teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Jadi, konsep revolusi industri 5.0 bukan hanya soal efisiensi kinerja manusia, tetapi juga soal keberlanjutan lingkungan dan sosial.
Ada banyak peluang yang bisa kamu dapatkan melalui revolusi industri 5.0, terlebih bila kamu ingin berinovasi di dunia teknologi dan bisnis. Berikut beberapa peluang menarik tersebut:
Seperti yang disampaikan di atas, era revolusi industri 5.0 difokuskan pada kolaborasi antara manusia dan teknologi, bukan mengganti sumber daya manusia dengan teknologi. Sebagai contoh, platform berbasis AI seperti ChatGPT dapat digunakan untuk menganalisis data atau mencari ide-ide untuk konten penulisan. Namun hasil akhirnya tetap bergantung pada kecerdasan pengguna dalam menggunakannya.
Industri pemasaran digital akan terus mengalami perkembangan berkat era revolusi industri 5.0. Teknologi seperti big data dapat digunakan oleh para marketer untuk memahami perilaku konsumen dengan lebih baik. Dengan begitu, kamu bisa menciptakan strategi pemasaran yang jauh lebih efektif.
Penggunaan teknologi ramah lingkungan adalah salah satu fokus utama revolusi industri 5.0. Hal ini bisa menjadi peluang besar bagi kamu yang tertarik dengan pengembangan energi terbarukan atau smart city.
Untuk membantu kamu untuk lebih memahami soal revolusi industri 5.0, berikut beberapa contoh nyata dari implementasi era baru ini:
Cobots adalah robot yang dikembangkan untuk bekerja bersama manusia di bidang produksi. Produk teknologi ini kerap digunakan di pabrik otomotif untuk membantu pekerja dalam menyelesaikan tugas-tugas berat sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanpa mengorbankan keselamatan pekerja.
Revolusi industri 5.0 mendorong penggunaan produk-produk teknologi yang dapat mendukung pekerjaan remote atau jarak jauh. Contohnya penggunaan platform kolaborasi seperti Zoom atau Microsoft Teams agar tim bisa bekerja secara efisien meskipun berada di lokasi yang berbeda.
Saat ini, sudah banyak perusahaan mulai menggunakan AI untuk meningkatkan kinerja layanan pelanggan mereka. Contohnya chatbot yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan umum. Sementara itu, pertanyaan yang lebih kompleks tetap ditangani oleh pekerja manusia.
Beberapa perusahaan sudah menggunakan platform khusus untuk mengelola SDM. Misalnya, penggunaan aplikasi HR untuk mengelola cuti, otomatisasi gaji karyawan, dan masih banyak lagi.
Indonesia masih menghadapi tantangan besar untuk mulai menerapkan revolusi industri 5.0. Beberapa di antaranya adalah kurangnya infrastruktur digital di daerah-daerah pinggiran dan rendahnya tingkat literasi digital di kalangan mayoritas masyarakat.
Namun, pemerintah sudah mengambil langkah-langkah praktis untuk mempercepat transformasi ini. Salah satu upayanya adalah program Making Indonesia 4.0 yang nantinya bisa menjadi fondasi kuat untuk revolusi industri 5.0.
Selain itu, peningkatan kualitas pendidikan juga menjadi upaya pemerintah untuk melahirkan sumber daya manusia yang sigap dengan perubahan industri. Sebab, bila masyarakat Indonesia tidak sigap dengan perubahan industri yang makin digital, besar kemungkinannya mereka akan kehilangan pekerjaan.
World Economic Forum 2020 bahkan sudah memprediksi bahwa 84% pekerjaan yang ada di dunia saat ini akan digantikan oleh mesin dan bahkan hampir 50% posisi pekerjaan akan menggunakan otomatisasi.
Jika dilihat dari data di lapangan, saat ini banyak perusahaan di Indonesia yang sudah mulai menggunakan teknologi terbaru secara besar-besaran. Contohnya penggunaan AI pada startup lokal untuk memberikan layanan pelanggan yang lebih personal. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun langkahnya pelan, Indonesia sedang bergerak di jalan yang benar.
Memang, belum bisa dipastikan kapan Indonesia akan mengalami revolusi industri 5.0. Era ini menekankan betapa pentingnya kolaborasi antara mesin dan manusia sehingga keduanya saling melengkapi. Di sisi lain, mesin juga hadir karena kecerdasan manusia dan sudah seyogianya digunakan untuk mempermudah hidup manusia bukan untuk mengalahkan manusia.
Namun sebagai pekerja manusia, tentunya kamu harus siap dengan era baru ini. Caranya adalah dengan terus meningkatkan wawasan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan pasar. Sebab, perkembangan teknologi bukanlah sesuatu yang bisa dibendung melainkan harus diterima dan bahkan digunakan untuk meningkatkan kinerja manusia.