Pernahkah kamu menerima pujian yang semula terdengar menyenangkan, tetapi begitu kamu renungkan, kok pujian tersebut rasanya seperti sindiran? Kalau pernah, berarti kamu pernah menerima yang namanya backhanded compliment. Fenomena ini makin sering kita temui, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
Lantas, apa sebenarnya backhanded compliment itu? Mengapa orang sering melakukannya? Simak selengkapnya dalam pembahasan berikut ini.
Backhanded compliment adalah pujian yang dilontarkan dengan nada ambigu sehingga terdengar seperti sindiran atau bahkan parahnya terdengar seperti hinaan. Istilah ini pada dasarnya berasal dari budaya barat dan sering juga disebut dengan pujian palsu. Sebagai contoh, “kulit kamu gelap tapi kelihatan bagus pakai makeup ini.”
Kalimat semacam itu memang terdengar seperti memuji, tetapi sebenarnya menyiratkan komentar yang berkonotasi negatif. Bahkan tanpa disadari, orang yang menyampaikan kalimat tersebut bisa melukai perasaan orang yang dibicarakan.
Menurut dokter dan online creator Fides Farhan Zubedi, backhanded compliment termasuk salah satu bentuk microaggression atau agresif mikro. Agresif mikro dapat dijelaskan sebagai perilaku pasif-agresif yang bisa berdampak buruk terhadap kesehatan mental penerima.
Sayangnya, perilaku backhanded compliment masih sering dianggap sebagai bentuk guyonan ringan di Indonesia. Padahal, jika tindakan seperti ini terus dibiarkan, maka bisa menjadi suatu kebiasaan yang dapat memengaruhi hubungan sosial maupun psikologis seseorang.
Menariknya, tindakan backhanded compliment masih kerap disamakan dengan humblebragging. Padahal, keduanya sebenarnya berbeda. Humblebragging adalah tindakan seseorang yang sengaja menyembunyikan kesombongannya di balik kalimat keluhan atau kerendahan hati yang bersifat palsu. Contohnya, “duh capek banget habis rapat sama klien luar. Tapi, ya gimana lagi, aku harus tetap profesional.”
Sebaliknya, backhanded compliment lebih ditujukan kepada orang lain untuk menyampaikan pujian yang bermakna ganda. Jadi intinya, humblebragging dilakukan pada diri sendiri untuk pencitraan, sementara backhanded compliment ditujukan pada orang lain untuk menyindir penerima.
Backhanded compliment bisa muncul dalam situasi apa pun, mulai dari percakapan santai sehari-hari dengan teman, hingga komentar netizen di media sosial. Agar lebih memahami fenomena ini, berikut beberapa contoh kalimat backhanded compliment:
Dari beberapa contoh di atas, kamu bisa memahami bahwa backhanded compliment kerap kali disampaikan dengan nada yang ringan. Namun dampak dari tindakan ini bisa membuat orang merasa minder dan bahkan tidak dihargai.
Mungkin kamu penasaran apa sih yang membuat orang senang melontarkan kalimat-kalimat backhanded compliment? Berikut beberapa faktor yang mungkin jadi penyebabnya:
Iri hati merupakan salah satu alasan utama orang melontarkan backhanded compliment. Bahkan hal ini kemungkinan banyak dilakukan orang Indonesia karena didasari oleh crab mentality atau mentalitas kepiting yang sudah turun temurun di bangsa ini.
Saat seseorang melihat keberhasilan atau kelebihan orang lain, mereka merasa tidak senang, terancam, atau bahkan tidak nyaman. Alih-alih memberikan selamat atau pujian tulus, justru mereka mencoba merendahkan pencapaian tersebut melalui kalimat yang mengandung sindiran halus.
Backhanded compliment juga kerap digunakan sebagai alat untuk tampil superior di hadapan orang lain. Orang yang melakukannya mungkin ingin menunjukkan bahwa dirinya lebih unggul dalam hal tertentu. Dengan menyisipkan sedikit sindiran dalam pujian, mereka mencoba mengalihkan fokus pembicaraan dari pencapaian orang lain ke arah kekurangan orang tersebut.
Di sejumlah lingkungan sosial, sindiran halus dianggap sebagai salah satu bentuk humor atau cara untuk meningkatkan relasi. Sayangnya, kebiasaan seperti ini justru dapat menciptakan pola komunikasi yang tidak sehat.
Bahkan tanpa disadari, backhanded compliment bisa dianggap sebagai bagian dari percakapan normal sehari-hari. Padahal, komentar semacam ini bisa merusak relasi antarindividu dan bahkan merusak mental seseorang.
Orang yang minder, tidak percaya diri, atau memiliki rasa tidak puas terhadap hidupnya kerap kali memproyeksikan perasaan negatif ini kepada orang lain yang hidupnya mungkin lebih baik dari dirinya.
Melalui kalimat backhanded compliment, orang-orang yang minder mencoba menutupi perasaan mereka dengan fokus pada kekurangan orang lain. Cara ini merupakan salah satu bentuk pertahanan diri yang bisa dibilang sangat tidak sehat.
Dengan memahami alasan-alasan ini, maka kamu bisa lebih bijak dalam menghadapi dan merespons kalimat-kalimat backhanded compliment yang dilontarkan oleh orang lain. Memang hal ini terdengar sepele, tetapi jika dilakukan secara terus-menerus, maka dapat merusak hubungan dan kepercayaan antarindividu.
Jadi, backhanded compliment merupakan fenomena yang sudah tidak asing dalam kehidupan sehari-hari, baik di dunia nyata maupun di media sosial. Sebagai individu yang bijak, penting sekali bagi kamu untuk lebih berhati-hati dalam memberikan komentar. Kalau kamu benar-benar ingin memuji seseorang, pastikan pujianmu tulus tanpa ada sindiran atau kritikan sedikit pun.
Sebaliknya, kalau kamu menerima backhanded compliment, usahakan tidak langsung terpancing emosi. Cobalah untuk belajar mengabaikan komentar negatif atau kritik yang tidak membangun dan fokus pada kalimat yang membuatmu bahagia. Ingatlah bahwa yang paling berhak menilai dirimu adalah kamu sendiri, bukan komentar orang lain.