Kamu pasti sering melihat konten di media sosial yang isinya menyentuh hati atau relatable dengan kehidupanmu. Jika iya, berarti kamu sudah merasakan kekuatan storytelling. Nah, di tengah lautan konten yang terus berseliweran setiap detik di berbagai kanal media sosial, konten yang berisi cerita selalu punya tempat spesial.
Menariknya, konten-konten tersebut sebenarnya adalah konten pemasaran tetapi isinya tidak hanya menjual produk. Konten storytelling tersebut juga berisi tentang cerita yang mampu menggaet interaksi penonton, menghadirkan emosi, dan menciptakan kesan mendalam.
Di era digital sekarang ini, konten berbentuk storytelling bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Jadi, jika kamu seorang pebisnis, kreator konten, atau marketer, maka teknik ini bisa menjadi salah satu cara ampuh untuk membuat konten yang FYP.
Melansir laman Krona, storytelling dalam pemasaran adalah strategi marketing yang fokus pada penggunaan narasi untuk menarik perhatian, menyentuh emosi, dan memengaruhi perilaku target konsumen. Jadi, bukan sekadar promosi seperti “beli sekarang juga” atau “diskon besar-besaran”, tetapi menyusun alur cerita yang membuat audiens merasa terlibat secara emosional.
Sebagai contoh, alih-alih menjelaskan bahwa kamu menjual bunga, kamu bisa membuat konten yang isinya proses merangkai bunga untuk pelanggan yang ingin menghibur pasangannya yang sedang sakit. Kisah ini seperti ini tidak hanya menjelaskan produk yang kamu tawarkan, tetapi juga menggambarkan nilai berupa kasih sayang, perhatian, dan ketulusan.
Melansir Forbes, 92% konsumen lebih tertarik pada konten pemasaran yang terasa seperti kisah nyata. Ini artinya, cerita memiliki kekuatan besar untuk memengaruhi persepsi, membentuk hubungan emosional, dan mendorong tindakan seperti membeli atau sekadar membagikan konten.
Storytelling bukan sekadar teknik pemasaran biasa. Teknik ini memiliki kekuatan psikologis yang dapat memengaruhi keputusan audiens. Berikut beberapa alasan mengapa storytelling memainkan peran besar dalam kesuksesan pemasaran digital:
Ketika kamu bercerita, maka kamu tidak hanya membagikan informasi, melainkan juga mengajak audiens merasakan. Cerita tentang kegagalan, perjuangan, harapan, atau kemenangan jauh lebih membekas di pikiran audiens daripada sekarang angka atau promo yang terlalu blak-blakan.
Salah satu keunggulan storytelling dalam strategi marketing adalah membuat konsumen mudah mengingat produk atau brand kamu. Mungkin mereka lupa dengan fitur produkmu, tetapi mereka akan mengingat bagaimana kontenmu bisa membuat mereka tertawa, menangis, atau mungkin merasa terinspirasi.
Di tengah ketatnya persaingan antarmerek, kisah di balik pembuatan produk kamu akan membuat brand tampil beda dari yang lain. Produk boleh saja sama, tetapi cerita kamu bisa menjadi alasan mengapa seseorang lebih memilih brand kamu dibanding yang lain.
Di media sosial saat ini, konten yang mengandung nilai emosional bakal lebih menarik banyak engagement. Contohnya, cerita perjuangan ibu rumah tangga yang membangun bisnis kecilnya hingga berhasil memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di sekitar rumahnya dan berhasil viral karena audiens menyukai konten-konten yang autentik dan relatable dengan kehidupan mereka.
Kalau kamu mau menerapkan teknik storytelling ke dalam strategi pemasaran digital kamu, ada beberapa elemen yang wajib diperhatikan, di antaranya:
Elemen pertama yang harus ada pada konten storytelling adalah karakter yang kuat. Karakter ini bisa dihadirkan pada siapa saja, seperti pelanggan, kamu sendiri sebagai pemilih usaha, atau brand kamu yang digambarkan sebagai sosok tertentu.
Sebagai contoh, konten pemasaran Dove “Real Beauty” yang menampilkan perempuan dengan berbagai bentuk tubuh sebagai karakter utama. Tujuan dari strategi ini adalah untuk menyampaikan pesan bahwa setiap perempuan itu cantik dengan cara mereka sendiri. Nah, inilah contoh karakter yang kuat, relatable dengan realitas, dan menginspirasi.
Setiap cerita yang bagus pasti ada konfliknya. Konflik adalah titik puncak dalam cerita yang membuat audiens penasaran. Setelah itu, hadirkan solusi atau resolusi yang memuaskan.
Misalnya saja brand Always dengan marketing “Like A Girl” yang cukup berani dalam mengangkat isu stereotip gender dan menyelesaikannya dengan mengubah makna menjadi seorang gadis. Hasilnya bukan hanya viral, tetapi juga mampu menginspirasi banyak orang.
Jangan takut menampilkan sisi emosional dalam konten pemasaran kamu. Emosi seperti rasa haru, bangga, takut, bahagia, semuanya sah untuk dimasukkan dalam konten asalkan tulus dan tidak dibuat-buat. Menurut studi Harvard Business Review, emosi dalam konten marketing mampu memengaruhi keputusan calon konsumen. Jadi, jangan hanya memperlihatkan produk, tetapi bangun cerita seputar produk atau brand kamu.
Salah satu elemen dari konten storytelling adalah memiliki pesan yang jelas. Cerita yang bagus harus memiliki pesan utama yang harus ditangkap oleh target audiens. Setelah audiens menonton kontenmu, mereka harus tahu apa yang kamu sampaikan atau tindakan yang harus mereka ambil.
Konten storytelling harus memiliki struktur narasi yang jelas, seperti memiliki pembukaan yang menarik, konflik yang jelas, dan akhir yang memuaskan. Kamu juga bisa memperkuat sisi visual untuk menambah kesan cerita kamu agar makin menarik di mata target audiens.
Untuk mulai membuat konten storytelling sendiri sebenarnya tidak mengharuskanmu untuk menjadi penulis hebat terlebih dahulu. Kamu hanya perlu memahami siapa audiensmu, temukan cerita yang autentik dan relevan, lalu bungkus dengan emosi dan pesan yang ingin kamu sampaikan. Jangan lupa juga menggunakan visual untuk memperkuat efek dari konten storytelling kamu.
Ingat, tidak semua orang membeli produk kamu karena kehebatan produk tersebut. Banyak dari mereka membeli karena mereka percaya pada cerita yang kamu suguhkan di balik produk itu. Jadi, kalau kamu ingin konten brand-mu FYP, maka bagikan kisahmu. Buat audiens merasa relatable, bukan hanya melihat promosi secara blak-blakan.