Investasi Mikro Jadi Gaya Hidup Anak Muda

Generasi muda saat ini bisa dibilang makin melek finansial. Kondisi ini ditandai dengan munculnya salah satu tren, yakni investasi mikro.
Sumber : Envato

Masih banyak orang yang mengira bahwa untuk bisa berinvestasi, maka kamu harus punya modal besar. Namun kini, pandangan itu sudah berubah. Generasi muda yang melek teknologi, seperti milenial dan gen Z, mulai bisa melihat peluang investasi. Nah, salah satu tren investasi yang mereka lakukan adalah micro-investing atau investasi mikro. Apa itu? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut ini.

Anak Muda Mendominasi Investasi pada 2025

Investasi Mikro
Sumber : Envato

Sebelum membahas soal micro-investing, mari kita ulas terlebih dahulu soal generasi muda yang saat ini menjadi aktor utama dalam dunia investasi.

Menurut data Bursa  Efek Indonesia (BEI) seperti yang dikutip oleh Republika, jumlah investor pasar modal hingga April 2025 menyentuh angka 16,2 juta orang dan sekitar 55% merupakan generasi muda. Bahkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga melaporkan bahwa pasar modal Indonesia saat ini didominasi oleh milenial dan gen Z. Mereka menyumbang sekitar 55,07% dari total investor ritel.

Salah satu faktor utama di balik peningkatan ini adalah kemudahan akses. Dulu, untuk bisa membeli saham atau reksa dana, orang harus datang langsung ke kantor sekuritas. Bahkan persyaratannya pun sangat rumit. Sekarang, cukup dengan memiliki smartphone, melakukan pendaftaran, dan verifikasi identitas, kamu sudah bisa jadi investor. Pokoknya, praktis dan cepat. 

Namun, bukan hanya karena itu yang membuat banyak anak muda tertarik untuk melakukan investasi sejak dini. Ada juga karena dorongan emosional, seperti ingin mandiri secara finansial, tertarik dengan pertumbuhan aset, atau FOMO melihat teman-teman sebaya sudah mulai investasi.

Nah, berbicara soal generasi muda dan investasi, ada satu tren menarik yang mereka lakukan, yakni melakukan investasi mikro. Apa sih itu?

Apa Itu Investasi Mikro?

Investasi mikro adalah bentuk investasi yang dilakukan dengan nominal kecil, biasanya mulai dari Rp1.000 hingga Rp100.000 secara rutin. Metode investasi satu ini cocok untuk generasi muda karena membutuhkan modal recehan. Di samping itu, ada banyak sekali platform investasi digital yang menawarkan fitur investasi mulai dari Rp10.000 saja.

Lantas apa bedanya dengan investasi pada umumnya? Seperti yang diketahui, investasi konvensional membutuhkan modal yang besar. Sementara itu, micro-investing hanya membutuhkan modal kecil sehingga lebih inklusif dan ramah bagi pemula yang sedang belajar berinvestasi. 

Menariknya, metode ini tak hanya cocok bagi para investor pemula yang punya dana terbatas. Metode investasi recehan ini juga efektif untuk membentuk kebiasaan positif. Jadi, alih-alih harus menunggu punya uang banyak dulu, kamu bisa loh mulai dulu dari nominal kecil. Asalkan kamu konsisten, jumlah investasi kamu tetap akan tumbuh seiring waktu.

Faktor Pendorong: Teknologi, Literasi, dan FOMO Positif

Investasi Mikro
Sumber : Envato

Tren investasi recehan di kalangan anak muda ternyata disebabkan oleh tiga faktor utama, di antaranya:

1. Teknologi

Pesatnya perkembangan teknologi finansial berhasil meruntuhkan tembok investasi yang selama ini dianggap eksklusif bagi yang berduit saja. Aplikasi-aplikasi investasi digital yang tersebar luar saat ini membuka peluang bagi siapa saja yang ingin berinvestasi hanya dengan beberapa klik.

Bukan hanya itu saja, aplikasi investasi digital umumnya juga dilengkapi dengan fitur-fitur untuk meningkatkan pengalaman berinvestasi, seperti autoinvest, robo advisor, dan masih banyak lagi. Bahkan pengguna juga bisa mendapatkan edukasi gratis dari platform tersebut sehingga investasi bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan.

2. Literasi keuangan yang meningkat

Generasi muda saat ini terbukti lebih melek soal pentingnya mengelola uang. Buktinya, tingkat literasi keuangan generasi muda di rentang usia 18-25 tahun mencapai 70%. Pencapaian ini tentunya tak lepas dari faktor-faktor seperti kemudahan akses dan teknologi. Lihat saja bagaimana para influencer membagikan edukasi soal keuangan secara gratis. Secara tidak langsung, hal ini turut membuka wawasan para generasi muda soal seluk-beluk keuangan, termasuk investasi.

3. FOMO positif

Naiknya tren investasi mikro di kalangan generasi muda juga dipengaruhi oleh FOMO. Fenomena sosial ini memang sering dicap negatif, tetapi dalam konteks ini justru bisa jadi pemicu kebiasaan yang sehat. 

Ketika kamu melihat banyak orang seumuran kamu sudah mulai investasi, secara tidak langsung kamu merasa takut ketinggalan. Bedanya, kamu bisa mengarahkan FOMO ini ke aktivitas yang positif. Jadi, bukan sekadar ikut-ikutan, tetapi juga disertai dengan niat untuk belajar dan terus berkembang.

Investasi Mikro untuk Mewujudkan Kesejahteraan Finansial

Micro-investing bukan sekadar tren maupun metode berinvestasi pada umumnya. Jika ini dilakukan secara konsisten menggunakan strategi yang tepat, maka bisa menjadi kebiasaan yang akan membawa kamu menuju kesejahteraan finansial.

Bagaimana tidak? Dengan menginvestasikan uang dengan nominal kecil secara konsisten, maka kamu akan terbiasa menyisihkan uang secara rutin. Selain itu, kamu juga tidak akan merasa terbebani karena nominalnya kecil. Intinya adalah kamu harus konsisten dan ini lebih penting daripada berinvestasi dalam jumlah besar tetapi hanya kamu lakukan sekali.

Dengan terus berinvestasi, otomatis kamu akan terbiasa membaca fluktuasi pasar, memilih produk investasi yang sesuai kebutuhan, dan mampu memahami profil risiko. Semua ini bisa membuat kamu memiliki mental investor yang solid. Jika sudah demikian, itu tandanya kamu siap masuk ke ranah investasi yang nominalnya lebih besar.

Lebih lanjut, investasi mikro memungkinkan kamu untuk tidak hanya meletakkan dana pada satu jenis instrumen. Kamu bisa menyebar uang ke lebih dari satu instrumen, misalnya di reksa dana, emas digital, atau mungkin pendanaan P2P. Meskipun nominalnya kecil, diversifikasi tetap harus kamu lakukan guna meminimalkan risiko. 

Lantas, kapan seharusnya kamu melakukan investasi mikro ini? Jawabannya adalah sekarang. Kamu tidak perlu menunggu punya modal dulu baru bisa berinvestasi. Seperti yang disampaikan sebelumnya, hanya dengan modal mulai dari Rp10.000, kamu sudah bisa berinvestasi. Ingat, setiap recehan yang kamu kumpulkan hari ini adalah satu langkah menuju financial freedom di kemudian hari.

Leave a Reply