
Industri financial technology (fintech) terus mengalami perkembangan pesat di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia. Gebrakan-gebrakan baru dalam teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), blockchain, hingga sistem pembayaran digital turut membuat layanan keuangan makin mudah diakses oleh masyarakat. Menariknya lagi, pada 2025 ini ada beberapa perusahaan dari Indonesia yang masuk dalam daftar fintech terbaik dunia yang dirilis oleh CNBC bersama Statista.

Berdasarkan laporan dari CNBC dan Statista, ada 300 perusahaan fintech ternama dunia yang dianggap unggul di tujuh sektor berbeda. Mulai dari pembiayaan alternatif, aset digital, hingga teknologi kekayaan. Daftar ini disusun berdasarkan studi dan indikator kinerja utama, seperti jumlah karyawan, pertumbuhan pendapatan, hingga inovasi layanan.
Beberapa fintech terbaik dunia yang cukup ternama dalam segmen pembayaran digital antara lain adalah PayPal (Amerika Serikat), VISA (Amerika Serikat), Tencent (Tiongkok), dan Stripe (Amerika Serikat/Irlandia).
Sementara itu, di sektor neobank, ada beberapa pemain ternama, seperti Nubank (Brasil), Chime (Amerika Serikat), dan Revolut (Inggris) yang terus memperluas pangsa pasarnya. Selanjutnya dalam bidang aset digital, perusahaan seperti Binance (Decentralized), Coinbase (Decentralized), dan Ledger (Prancis) masih mendominasi pasar.
Lebih lanjut, beberapa fintech asal Indonesia juga masuk dalam jajaran fintech global, di antaranya:
Masuknya perusahaan-perusahaan Indonesia ini tentunya tidak hanya membanggakan, tetapi juga menunjukkan bahwa industri fintech di Asia Tenggara memiliki potensi besar.
Selain daftar perusahaan, ada sejumlah tren menarik yang mengubah wajah fintech global di 2025. Pertama, makin banyak platform keuangan digital yang kini mengadopsi AI guna mengoptimalkan layanan pelanggan dan meningkatkan sistem deteksi transaksi yang mencurigakan. Hal ini otomatis membuat pengalaman pengguna lebih aman dan efisien.
Kedua, beberapa sistem pembayaran digital kini mulai menggunakan stablecoin sebagai alat transaksi lintas negara. Dengan adanya inovasi ini, maka pembayaran transaksi menjadi lebih cepat tanpa adanya batasan waktu.
Ketiga, layanan bank digital atau neobank juga terus berkembang. Model perbankan ini kini makin banyak diminati oleh generasi muda. Ini lantaran bank digital mampu memberikan kemudahan bagi nasabahnya, mulai dari proses pembukaan rekening hingga pengelolaan finansial langsung melalui aplikasi.
Di Indonesia, bank digital tumbuh dengan pesat dan salah satu faktornya adalah gen Z yang mendominasi pengguna layanan ini. Bahkan pada 2024, transaksi perbankan digital di Tanah Air mencapai Rp5,5 triliun atau meningkat sekitar 10,82%.
Kehadiran fintech tentunya membawa bannyak manfaat bagi masyarakat. Jika dulu kamu harus datang ke bank atau lembaga keuangan lainnya secara langsung, kini kamu bisa langsung menyelesaikan transaksi hanya lewat smartphone. Mulai dari transfer uang, investasi, hingga membeli asuransi, semua bisa dilakukan secara online.
Selain itu, fintech juga membantu masyarakat kecil yang tergolong unbanked atau belum mendapatkan akses ke layanan keuangan formal dan UMKM untuk mendapatkan akses pendanaan yang cepat. Sementara di sektor pembiayaan alternatif, seperti Funding Societies dari Singapura dapat memberikan akses pinjaman dengan proses yang lebih sederhana.
Namun di balik itu semua, ada tantangan yang sudah menjadi hal umum dalam industri fintech, seperti keamanan data, perlindungan konsumen, hingga regulasi yang terus mengalami perubahan. Hanya saja, dengan adanya dukungan teknologi yang terus berkembang, banyak perusahaan tetap berkomitmen dalam meningkatkan standar keamanan dan transparansi.
Masuknya fintech Indonesia dalam daftar fintech terbaik dunia membuktikan bahwa ekosistem keuangan digital dalam negeri terus mengalami perkembangan. Dukungan dari adanya populasi yang besar, penetrasi internet tinggi, hingga perilaku masyarakat yang makin terbiasa dengan transaksi digital menjadi beberapa faktor pendorong utama.
Dalam hal ini, pemerintah juga berkontribusi secara aktif dalam menyediakan regulasi yang mendukung perkembangan fintech. Contohnya penerapan regulatory sandbox oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang ditujukan untuk memberikan ruang inovasi tanpa mengesampingkan aspek perlindungan data-data konsumen.
Dengan pencapaian ini, maka fintech dalam negeri berpotensi untuk menjadi pemain regional di Asia Tenggara dan bahkan global. Ini artinya, ke depan nanti kamu mungkin akan melihat fintech Indonesia mampu bersanding dengan nama-nama besar seperti PayPal atau Revolut di pasar dunia.
Dari pembahasan di atas, dapat dipahami bahwa industri fintech akan terus menjadi salah satu sektor yang paling dinamis di bidang keuangan. Daftar fintech terbaik dunia tahun 2025 yang dirilis oleh CNBC dan Statista menunjukkan bahwa inovasi tidak hanya berasal dari Silicon Valley atau Eropa, tetapi juga dunia Selatan, seperti kawasan Asia Tenggara.
Fintech seperti Akulaku, DANA, GoTo, dan Qoala menjadi bukti nyata bahwa startup lokal bisa bersaing di kancah internasional. Jika tren ini terus dipertahankan, besar kemungkinannya Indonesia bisa menjadi pusat fintech Asia Tenggara dan bahkan Asia di masa depan.