Teknologi AI dalam fintech merupakan salah satu kekuatan utama dalam transformasi sektor keuangan masa kini. Kalau kamu perhatikan, kamu bisa melihat bagaimana layanan keuangan seperti pinjaman digital, pembiayaan digital, investasi digital, hingga robo-advisor kini bekerja secara lebih efisien dan personal. Nah, semua ini tak lepas dari peran AI.
Sebagai teknologi yang diprogram untuk bisa mempelajari data, penggunaan AI dalam fintech bisa membantu perusahaan keuangan digital untuk mengoptimalkan operasional dan menciptakan pengalaman pengguna yang lebih optimal. Bahkan, menurut laporan McKinsey Global Institute yang dikutip oleh Paper.id, perusahaan fintech yang mampu mengadopsi AI mengalami peningkatan pendapatan mencapai 15% dan penurunan biaya operasional sebesar 20%.
Bukan hanya itu saja, AI memungkinkan fintech untuk melakukan:
Nah, berikut ini ada beberapa jenis aplikasi AI yang digunakan fintech untuk meningkatkan performa bisnis:
Pada dasarnya, AI mampu memproses ribuan data dalam hitungan detik, termasuk data yang bentuknya tidak konvensional seperti perilaku digital maupun interaksi di media sosial. Jika diterapkan pada fintech, aplikasi sejenis ini bisa membantu perusahaan untuk menjangkau segmen unbanked yang selama ini masih sulit diakses oleh bank konvensional.
Salah satu jenis aplikasi AI dalam fintech adalah chatbot dan virtual assistant. Tujuannya tak lain adalah untuk memberikan respons instan, menjawab pertanyaan kompleks, dan memberikan rekomendasi keuangan sesuai dengan profil pengguna. Tentunya, penggunaan aplikasi AI sejenis ini bisa digunakan untuk meningkatkan kepuasan pengguna dan membangun loyalitas.
Ada pula aplikasi AI yang secara otomatis mampu mengidentifikasi pola yang mencurigakan dalam transaksi pengguna dan bisa segera memberikan sinyal dini. Bahkan, dalam laporan McKinsey, ada perusahaan yang mampu menekan kerugian hingga mencapai 49% berkat teknologi ini.
Kini, banyak fintech yang menawarkan layanan investasi menggunakan AI agar bisa memberikan rekomendasi portofolio yang sesuai dengan profil risiko pengguna. Melansir Katadata, robo-advisors termasuk dalam 18 klaster inovasi keuangan digital (IKD) menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hingga saat ini, ada 6 fintech yang memberikan layanan robo-advisors.
Selain itu, banyak juga fintech yang menggunakan AI untuk memberikan layanan trading otomatis. Model-model seperti ini mampu memproses data pasar secara real-time dan juga sentimen sosial media guna membantu pengguna membuat keputusan investasi secara lebih bijak.
AI menerapkan predictive analytics dan sentiment analysis dari sumber data, misalnya berita atau sosial media guna memprediksi tren pasar dan kebutuhan pelanggan di masa depan. Teknologi ini juga membantu fintech untuk mengambil keputusan yang lebih proaktif.
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan regulasi dari otoritas, ada kemungkinan beberapa tren AI berikut bakal digunakan dalam fintech di masa depan nanti:
AI akan dipaparkan dengan data-data yang makin tak terstruktur dari berbagai sumber guna memberikan insight pasar yang lebih komprehensif. Dengan begitu, fintech bisa merespons perubahan tren pasar secara lebih cepat dan akurat.
Seiring dengan berkembangnya kemampuan AI, ada kemungkinan teknologi ini mampu membantu fintech dalam melakukan penilaian risiko kredit secara otomatis dan instan. Dengan begitu, proses penyaluran pinjaman bisa lebih efisien dan tingkat gagal bayar bisa diturunkan.
Sebenarnya, penggunaan AI generatif sudah umum belakangan ini. Jenis AI bisa dimanfaatkan oleh perusahaan fintech untuk menghasilkan konten edukasi keuangan secara lebih efisien. Selain itu, AI generatif juga bisa digunakan untuk membuat laporan portofolio secara otomatis dan bahkan untuk membuat kampanye pemasaran secara otomatis.
Bukan hanya tiga poin itu saja, seiring dengan meningkatkan penggunaan AI dan berkembangnya teknologi itu sendiri, otomatis perhatian regulator keuangan juga akan meningkat. Mau tidak mau, perusahaan fintech harus menerapkan penggunaan AI secara transparan, etis, dan pastinya sesuai dengan regulasi yang berlaku. Hal ini juga sekaligus menjadi faktor kompetitif penting ke depannya nanti.
Jadi, implementasi AI dalam fintech sebenarnya sudah bukan hal baru lagi dan bahkan menjadi sebuah keharusan. Mulai dari otomatis proses hingga layanan yang lebih personal, AI mampu membuat fintech lebih maju dalam hal efisiensi.
Namun, perusahaan fintech juga harus menyadari pentingnya tanggung jawab penggunaan AI yang etis dan sesuai dengan regulasi. Sebab, fintech di masa depan kemungkinan tidak hanya akan lebih cepat dan canggih, tetapi juga lebih aman, inklusif, dan transparan.