Di tengah kehidupan yang serba cepat dan penuh dengan tekanan, gaya hidup slow living makin diminati oleh banyak orang. Gaya hidup ini bahkan makin diminati oleh mereka yang sudah merasakan pahit manis kehidupan di metropolitan. Slow living bukan hanya soal memperlambat laju hidup, tetapi lebih ke soal seni dalam menjalani hidup dengan lebih tenang, fokus, dan penuh makna.
Slow living adalah konsep gaya hidup dengan cara menonaktifkan mode “autopilot” yang biasa dilakukan karena tingkat kesibukan yang sangat padat. Apa yang dimaksud dengan menonaktifkan mode “autopilot” di sini adalah menghentikan kebiasaan sehari-hari yang berjalan secara otomatis atau tidak lagi perlu berpikir.
Mode “autopilot” sendiri secara tidak sadar telah dialami oleh banyak orang setiap hari. Kesibukan setiap hari yang monoton pada akhirnya akan membuat seseorang tidak lagi memikirkan apa yang penting dan yang tidak serta mana yang harus diutamakan terlebih dahulu.
Kondisi seperti ini makin parah semenjak banyak orang menggunakan media sosial. Masyarakat tak menyadari betapa banyaknya waktu yang mereka habiskan hanya untuk scrolling media sosial. Akibatnya, banyak orang merasa mudah lelah, stres, dan bahkan burnout. Dalam beberapa kasus, mode “autopilot” dalam kehidupan sehari-hari dapat memicu banyak masalah kesehatan, seperti gangguan tidur, kecemasan berlebih, hingga depresi.
Tidak mau terjebak dalam kondisi “autopilot” secara terus-menerus, pada akhirnya mulai banyak yang menerapkan gaya hidup slow living. Konsep slow living sendiri sebenarnya sudah ada sejak tahun 1980 di Italia dan dimulai dengan diselenggarakannya “slow food movement” untuk menjaga kelestarian makanan tradisional Italia setelah dibukanya cabang McDonald di Roma.
Pada dasarnya, slow living adalah respons terhadap budaya “hustle” yang kerap menimbulkan masalah mental dan fisik. Dalam slow living, individu diajak untuk lebih sadar dan fokus dalam setiap aktivitas yang dilakukan.
Sayangnya, masih banyak kesalahpahaman tentang slow living. Pertama, beberapa orang mengira bahwa slow living adalah gaya hidup bermalas-malasan dan cenderung tidak produktif. Padahal, slow living merupakan cara menjalani hidup dengan lebih mindful dan berusaha menemukan makna dalam setiap tindakan.
Kedua, ada banyak yang masih menganggap bahwa slow living adalah gaya hidup yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang mapan secara finansial. Faktanya, slow living bisa diterapkan oleh siapa saja tanpa harus memandang status ekonominya.
Menerapkan gaya hidup slow living dapat memberikan banyak manfaat. Bahkan banyak penelitian yang menunjukkan dampak positif dari gaya hidup ini terhadap kehidupan yang lebih bermakna dan lebih sehat.
Melansir laman Harvard Health Publishing, menerapkan gaya hidup slow living secara tidak langsung bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Gaya hidup bisa membantu menurunkan tingkat stres dan tekanan darah dalam tubuh.
Pasalnya, gaya hidup ini mengajarkan untuk fokus terhadap setiap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Misalnya soal asupan makanan, slow living mendorong seseorang untuk lebih memperhatikan nutrisi makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Slow living juga mendorong untuk membatasi kapan waktunya harus bekerja dan kapan harus beristirahat atau berkumpul bersama orang-orang terkasih. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko burnout yang bisa berujung pada kondisi mental yang lebih parah.
Menjalani slow living bukan berarti bermalas-malasan, tetapi mencoba menaruh nilai penting dalam setiap tindakan. Seperti yang disebutkan pada poin pertama, gaya hidup lambat memungkinkan seseorang untuk bisa membuat batasan dan memprioritaskan mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Pada akhirnya, setiap aktivitas yang dijalani berada pada posisi yang sesuai dan memberikan banyak makna dalam kehidupan.
Dengan menjalani gaya hidup yang lebih lambat, seseorang bisa memiliki banyak waktu untuk keluarga, teman, maupun orang terkasih lainnya. Gaya hidup ini juga mengajarkan untuk membangun komunikasi yang lebih mendalam sehingga hubungan dengan orang-orang terdekat makin hangat dan kuat.
Salah satu manfaat slow living adalah mengajarkan seseorang untuk tidak terlalu fokus pada apa yang dimiliki oleh orang lain tetapi fokus pada pencapaian diri sendiri. Sekecil apa pun pencapaian tersebut, tetaplah layak untuk dihargai. Dengan begitu, orang bisa menjalani hidup dengan lebih tenang dan damai tanpa harus berpatokan pada standar hidup orang lain.
Slow living mengajarkan masyarakat untuk lebih introspektif dan sadar terhadap apa yang penting dalam hidup. Proses ini membuat seseorang bisa menjadi pribadi yang lebih baik, memiliki kepekaan dengan lingkungan sekitar, dan lebih murah hati.
Menerapkan slow living dalam kehidupan sehari-hari bisa dimulai dengan melakukan hal-hal kecil, berikut di antaranya:
Untuk menerapkan slow living, cobalah untuk fokus sepenuhnya pada kegiatan yang sedang dikerjakan, misalnya tidak menonton YouTube atau membuka media sosial saat makan. Nikmatilah setiap makanan yang kamu santap, kenali setiap rasa makanan tersebut tanpa harus terdistraksi dengan hal lainnya. Dengan cara ini, kamu akan belajar menemukan makna dari aktivitas yang kamu jalani.
Ketika merasa stres, mungkin kamu terlalu sibuk memikirkan atau bahkan mencoba mengontrol hal-hal yang berada di luar kendali kamu, contohnya khawatir berlebih dengan masa depan. Dibanding memikirkan apa yang belum terjadi, cobalah untuk fokus pada masa kini. Jalani dengan sepenuh hati agar hidup menjadi lebih bermakna dan bebas stres.
Cara selanjutnya untuk memulai gaya hidup slow living adalah dengan belajar berkata “tidak”. Kamu tidak memiliki kewajiban untuk menuruti semua permintaan orang. Tidak masalah untuk menolaknya apabila kamu merasa terbebani. Jangan takut dengan tanggapan orang tersebut karena berkata “tidak” akan membuat hidup kamu lebih tenang tanpa harus memikirkan reaksi orang lain.
Jadi, slow living adalah gaya hidup yang mengajarkan untuk lebih sadar dan menikmati setiap momen dalam hidup. Dengan lebih fokus pada masa kini dan apa yang benar-benar penting dalam kehidupan sehari-hari, maka seseorang bisa menjalani hidup dengan lebih bermakna, tenang, dan bahagia.