Properti merupakan salah satu sektor industri yang paling menjanjikan bagi para investor maupun masyarakat umum yang ingin memiliki hunian sebagai tempat tinggal ataupun investasi. Selain itu, properti juga menjadi salah satu tonggak perekonomian negara. Oleh karenanya, banyak sekali perkumpulan pelaku industri properti di Indonesia.
Namun, asosiasi properti ini tak hanya berfungsi sebagai wadah perkumpulan saja, tetapi juga sebagai asosiasi yang mampu mengawal segala bentuk kebijakan pemerintah di bidang properti. Para asosiasi ini berkumpul sekaligus menjadi mitra sinergis pihak pemerintah guna mendorong percepatan pembangunan negeri.
Di sisi lain, keberadaan asosiasi properti turut memberikan perlindungan bagi masyarakat yang ingin membeli atau menjual properti dari ancaman developer bodong. Hal ini lantaran rata-rata developer atau jenis industri properti lainnya yang tepercaya sudah tergabung di satu atau dua asosiasi.
Nah, berikut ini adalah daftar asosiasi properti yang sudah tercatat secara resmi di Sistem Registrasi Pengembang (Sireng) dari Kementerian PUPR.
Real Estate Indonesia (REI) merupakan asosiasi pengusaha real estat yang diresmikan pada 11 Februari 1972 di Jakarta. REI juga termasuk asosiasi pelaku industri properti pertama di Tanah Air. Asosiasi ini pertama kali diketuai oleh Ir. Ciputra dan hingga kini sudah memiliki ribuan pengembang skala kecil dan besar yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia.
REI juga telah berhasil menjadi mitra sinergis pemerintah dalam membangun perumahan komersial di negara ini. Bahkan, kiprah asosiasi satu ini kerap dijadikan tolak ukur dalam mengidentifikasi status perekonomian dan moneter di Tanah Air.
APERSI merupakan asosiasi yang menjadi wadah perjuangan bagi para pengembang kelas menengah dan kecil. Didirikan pada 10 November 1998, APERSI kala itu menjadi wadah bagi para pengembang untuk bangkit menemukan solusi agar dapat membangkitkan kembali usaha perumahan bagi masyarakat menengah ke bawah.
Hingga kini, APERSI menjadi asosiasi yang mampu menyalurkan aspirasi sekaligus memperjuangkan kepentingan para developer agar mendapat perhatian yang adil dari regulator, yakni pemerintah. Kini, ada ribuan developer menengah dan kecil yang menjadi anggota APERSI di berbagai daerah di Indonesia.
APERNAS merupakan asosiasi properti yang menjadi tempat berkumpulnya bagi para pengembang skala kecil. Fokus dari asosiasi ini sendiri adalah untuk mendukung masyarakat yang masuk dalam kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) agar dapat memiliki hunian mereka sendiri.
Pasalnya, mayoritas anggota APERNAS merupakan developer yang fokus dalam pembangunan rumah sederhana tapak maupun susun untuk golongan MBR. Jadi, pembelian unit rumah dilakukan melalui program KPR FLPP. Hingga saat ini, sudah ratusan pengembang yang menjadi anggota APERNAS.
Berdiri pada tahun 2018, HIMPERRA merupakan asosiasi pengembang properti yang telah ikut mewujudkan keberhasilan program pembangunan rumah rakyat. Tak jauh berbeda dari APERSI, asosiasi satu ini juga fokus pada pembangunan rumah subsidi dan menjalin mitra dengan pemerintah untuk mensukseskan program sejuta rumah.
Jadi, para pengembang yang tergabung dalam HIMPERRA merupakan pengembang menengah dan kecil. Hingga saat ini, tercatat ada ribuan developer yang menjadi anggota HIMPERRA yang memiliki perwakilan di seluruh provinsi di Indonesia.
Appernas Jaya termasuk salah satu asosiasi pengembang properti yang sudah tercatat di sistem Sireng. Aliansi ini didirikan pertama kali pada 2019, jadi tergolong masih muda. Kendati demikian, Appernas Jaya sudah banyak berkontribusi terhadap proses pembangunan rumah subsidi di Indonesia.
Bahkan produksi rumah subsidi dari aliansi properti ini bisa dibilang lebih unggul dari pengembang lain yang terdaftar di asosiasi pengembang yang lebih tua. Per Juli 2023, tercatat ada sebanyak 111 pengembang yang menjadi anggota Appernas Jaya yang tersebar di 12 daerah di Tanah Air.
Pengembang Indonesia merupakan asosiasi yang mewadahi pelaku industri properti (pengembang) di Indonesia. Namun asosiasi lebih didominasi oleh para pengembang yang fokus pada pembangunan rumah subsidi bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan program satu hektare, satu kecamatan.
Asosiasi ini didirikan pertama kali pada tahun 2017. Kini, Pengembang Indonesia juga sudah terdaftar secara resmi di sistem Sireng Kementerian PUPR. Jumlah anggotanya juga cukup banyak, mencapai ratusan dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Selanjutnya ada Asprumnas, yakni asosiasi yang difokuskan pada pengembangan dan pemasaran rumah. Sama seperti asosiasi lainnya, Asprumnas juga sudah tercatat di sistem Sireng. Jadi, pengembang yang menjadi anggota asosiasi ini sudah pasti tepercaya.
Kabarnya, anggota Asprumnas sendiri sudah mencapai ratusan dan didominasi oleh developer skala menengah dan kecil. Asprumnas juga memiliki perwakilan di beberapa wilayah di Tanah Air, seperti di Jawa, Kalimantan, Banten, Yogyakarta, dan lain sebagainya.
Apperindo merupakan salah satu asosiasi yang menjadi tempat berkumpulnya para pengembang properti di Tanah Air. Jumlah anggotanya sudah mencapai ratusan dan tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Asosiasi ini tak hanya sekadar menjadi tempat berkumpul, melainkan juga sebagai jembatan antara pengembang dan pemerintah. Apperindo juga aktif mendorong perkembangan pengembang properti guna mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.
APSI merupakan asosiasi properti yang didirikan pada 7 November 2016. Sesuai namanya, asosiasi ini menjadi wadah bagi para pelaku industri properti, bukan hanya pengembang, yang menjalankan operasional bisnis sesuai dengan prinsip syariah.
ASPI juga memiliki visi dan misi untuk meningkatkan kemajuan perekonomian bangsa dengan konsep bisnis properti yang berbasis syariah. Asosiasi ini juga berharap dapat memaksimalkan kontribusi mereka terhadap kemajuan ekonomi bangsa tanpa riba, ghoror, maupun dzolim yang dilarang dalam prinsip syariah.
Satu lagi asosiasi properti di Tanah Air yang tercatat di sistem Sireng PUPR, yakni Perwiranusa. Sama seperti mayoritas asosiasi properti, Perwiranusa juga mewadahi para pengembang skala menengah dan kecil yang fokus pada konstruksi rumah sederhana atau subsidi.
Perkumpulan ini memiliki sekitar 800 anggota yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pada 2018, Perwiranusa berhasil membangun 10.000 unit rumah sederhana guna ikut serta dalam menekan angka backlog di tanah air.
Itulah 10 asosiasi properti yang tercatat di Sireng Kementerian PUPR. Jadi, para pengembang yang tergabung di salah satu asosiasi properti di atas sudah pasti tepercaya dan kredibel.