Bulan Ramadan merupakan bulan penuh berkah bagi seluruh umat Islam di dunia. Selain penuh berkah, momen tahunan ini juga menjadi momen di mana pengeluaran cenderung akan meningkat. Meskipun bulan puasa merupakan waktu yang dinanti-nanti oleh muslim di dunia, tantangan finansial juga ikut menyertainya. Sebab itu, penting sekali memahami bagaimana caranya mengatur keuangan di bulan Ramadan agar tidak boncos.
Pertanyaan ini mungkin pernah terbesit di benak kamu menjelang puasa Ramadan. Nah, berikut beberapa alasan mengapa pengeluaran cenderung meningkat saat bulan Ramadan.
Setelah menjalani puasa Ramadan, umat muslim akan merayakan Idul Fitri. Perayaan ini menjadi faktor utama yang mendorong terjadinya kenaikan jumlah pengeluaran. Berbelanja untuk kebutuhan makan saat Ramadan dan Idul Fitri, belanja pernak-pernik hari raya, bahkan belanja pakaian, semuanya memerlukan alokasi dana yang tidak sedikit. Hal inilah yang menjadi penyebab utama pengeluaran membengkak saat Ramadan.
Menjelang bulan Ramadan, biasanya orang akan memperbarui segala sesuatu dalam rumah mereka. Mulai dari merenovasi rumah hingga menambah perabotan baru, semuanya ingin diperbarui sebagai bagian dari ritual untuk memulai awal bulan yang penuh berkah. Kebiasaan ini otomatis membuat pengeluaran di bulan Ramadan membengkak.
Menjelang Ramadan, masyarakat muslim di Indonesia biasanya mengadakan berbagai acara, mulai dari syukuran dan silaturahmi. Acara-acara ini tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit, seperti biaya konsumsi, transportasi, dan lain sebagainya. Otomatis, pengeluaran akan membengkak bahkan sebelum puasa dimulai.
Kebiasaan yang bisa membuat pengeluaran melonjak saat puasa adalah membeli jajanan untuk buka puasa. Kalaupun tidak, biasanya menu buka puasa jauh lebih mewah dan lengkap dibanding hari-hari biasa. Hal inilah yang membuat pengeluaran rumah tangga membengkak saat puasa Ramadan.
Bulan Ramadan identik dengan promo menarik di pusat perbelanjaan. Begitu mendengar kata potongan harga, diskon, atau cashback, banyak orang pasti akan langsung terdorong untuk belanja saat itu juga. Nah, hal ini menjadi salah satu faktor penyebab naiknya pengeluaran menjelang bulan Ramadan. Padahal, kebanyakan diskon diberikan dengan cara menaikkan harga barang terlebih dahulu.
Di Indonesia, bulan Ramadan biasanya disertai dengan kenaikan harga bahan pangan karena tingginya permintaan. Hal ini menjadi salah satu faktor signifikan yang dapat meningkatkan pengeluaran. Fluktuasi harga pangan seperti beras, telur, gula, dan lain sebagainya membuat konsumen harus mengeluarkan lebih banyak dana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pengeluaran yang membengkak di bulan Ramadan merupakan fenomena yang pada dasarnya dapat dicegah. Caranya adalah dengan mengatur kembali keuangan selama bulan Ramadan. Hal ini menjadi sebuah keharusan agar stabilitas keuangan rumah tangga tidak terganggu dan kebutuhan sehari-hari masih tetap bisa terpenuhi.
Langkah pertama dalam mengatur keuangan untuk bulan Ramadan adalah membuat rencana keuangan yang mencakup semua jenis pengeluaran yang kemungkinan terjadi selama Ramadan. Buat daftar yang jelas terkait pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari, sedekah, belanja lebaran, dan jenis pengeluaran lainnya. Dengan cara ini, kamu bisa lebih mudah dalam mengontrol dan mengatur pengeluaran selama Ramadan.
Ramadan merupakan momen bagi umat muslim untuk bisa menahan hawa nafsu. Tak hanya menahan rasa lapar dan dahaga, tetapi juga menahan keinginan untuk membeli sesuatu di luar kebutuhan utama. Memang sulit untuk menahan keinginan, tetapi hal ini akan berdampak baik terhadap keuangan selama Ramadan. Prioritaskan kebutuhan sehari-hari dan persiapan untuk menyambut hari raya. Dengan begitu, pengeluaran tidak begitu membengkak selama bulan puasa.
Selama bulan Ramadan, tentunya kamu harus menyiapkan anggaran untuk hari raya Idul Fitri. Agar pengeluaran kedua momen tersebut tidak membengkak, cobalah untuk memisahkan anggaran untuk keduanya. Tentukan pula batas pengeluaran untuk Ramadan dan hari raya. Dengan begitu, kamu bisa lebih mudah dalam mengontrol keuangan dan menghindari pengeluaran yang tak terduga.
Menjelang bulan Ramadan, upayakan untuk belanja kebutuhan pokok terlebih dahulu sebelum harga-harga pangan melonjak. Dengan cara ini, kamu bisa menghindari lonjakan harga yang umumnya terjadi saat memasuki bulan Ramadan sehingga kamu bisa menghemat pengeluaran secara keseluruhan.
Salah satu cara untuk mengatur pengeluaran belanja agar lebih efisien adalah dengan membuat daftar menu makanan untuk sahur dan buka puasa. Buat rencana menu tersebut dengan baik agar kamu bisa memaksimalkan bahan makanan yang sudah kamu beli. Bila memungkinkan, usahkan untuk tidak membeli makanan di luar dan lebih memilih untuk memasak di rumah agar kamu bisa menghemat pengeluaran.
Pastikan untuk selalu mencatat pengeluaran harian selama Ramadan agar kamu bisa melacak dan mengontrol pengeluaran dengan lebih bijak. Dengan cara ini pula, kamu bisa mengetahui berapa banyak uang yang sudah kamu keluarkan dan mengidentifikasi pos-pos pengeluaran yang bisa kamu kurangi anggarannya.
Hal paling sulit dalam mengatur keuangan adalah konsisten. Namun, tetap usahakan untuk bisa konsisten dan berkomitmen dengan rencana keuangan yang telah kamu buat. Jangan tergoda untuk mengeluarkan lebih banyak anggaran dari apa yang sudah kamu rencanakan atau melampaui batas anggaran. Dengan tetap disiplin, kamu pasti bisa menjaga stabilitas keuangan selama Ramadan dan tidak merasa terlalu terbebani dengan pengeluaran-pengeluaran lain untuk menyambut Idul Fitri.
Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah, tetapi juga bulan di mana masyarakat harus membuat lebih banyak pengeluaran. Namun dengan mengikuti tips-tips di atas, diharapkan kamu bisa mengatur keuangan secara lebih bijak selama Ramadan. Dengan demikian, kamu bisa menjalani ibadah puasa Ramadan dengan lebih tenang tanpa harus khawatir dengan banyaknya kebutuhan finansial yang harus dipenuhi.