Baru gajian? Pasti rasanya ingin langsung belanja atau makan enak sebagai reward atas kerja keras kamu selama sebelum, bukan begitu? Boleh-boleh saja loh kamu melakukan self-reward. Namun jika kamu melakukannya tanpa perhitungan, gaji kamu bisa habis dalam hitungan hari, bahkan sebelum tanggal tua tiba. Itulah sebabnya penting untuk bisa mengatur keuangan.
Mengatur keuangan bukan hanya soal menghemat pengeluaran tetapi juga soal bagaimana uang yang kamu miliki dapat memberikan manfaat untuk masa depan kamu dan bahkan untuk membantu sesama.
Setiap orang yang melek secara finansial tentu ingin menjalani hidup nyaman tanpa harus khawatir soal keuangan. Namun, tanpa memiliki perencanaan keuangan yang baik, hal semacam itu tentu agak mustahil untuk diwujudkan. Alih-alih bisa sejahtera secara finansial, justru kamu akan terjebak dalam gaya hidup konsumtif, utang, atau bahkan kesulitan finansial.
Dalam Islam, mengelola uang dengan bijak bukan hanya soal bertahan hidup, tetapi juga bagian dari sebuah ibadah. Allah SWT pun melarang umatnya untuk berlebihan dalam membelanjakan harta, sebagaimana dalam QS. Al-A’raf ayat 31:
“Dan makan dan minumlah kalian, tetapi janganlah berlebihan. Sebab, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.”
Mengatur keuangan dengan baik setelah gajian membantumu untuk:
Jadi, jangan buru-buru menghabiskan gaji kamu. Setiap kali gajian, langsung kelola dengan cara yang bijak agar membawa manfaat dan keberkahan untuk diri sendiri maupun orang lain.
Sudah paham kan mengapa mengatur keuangan setelah gajian merupakan sebuah keharusan? Nah, di bawah ini ada cara-cara yang bisa kamu terapkan untuk mengatur keuangan agar berkah:
Langkah pertama yang wajib kamu lakukan setiap menerima gaji adalah membuat anggaran. Jangan sampai uang gajian kamu mengalir begitu saja tanpa kendali hingga akhirnya membuat kamu bingung ke mana perginya.
Kamu bisa menggunakan metode 50-30-20, yakni:
Jika cara kamu mengelola keuangan ingin lebih berkah, kamu bisa menyesuaikan anggaran bulanan kamu dengan lebih banyak porsi untuk sedekah dan melakukan investasi halal.
Keberkahan dalam keuangan tak hanya datang dari seberapa besar gaji yang kamu dapatkan. Namun keberkahan juga datang dari seberapa banyak kamu berbagi dengan tulus ikhlas kepada orang-orang yang membutuhkan.
Dalam Islam sendiri mengajarkan bahwa sebagian rezeki kita merupakan hak orang lain. Oleh sebab itu, setiap muslim dianjurkan untuk bersedekah, berinfak, dan membayar zakat. Namun sedekah dan infak boleh kamu lakukan jika kamu sudah membayar utang. Jadi, dahulukan membayar utang sebelum bersedekah.
Kamu bisa mengalokasikan sekitar 10% dari gaji untuk sedekah dan zakat. Dengan berbagi secara tulus ikhlas, niscaya pintu rezeki akan makin terbuka dan keuanganmu akan menjadi jauh lebih berkah.
Kamu pasti sering melihat tren baru di media sosial yang membuat kamu ingin ikut-ikutan, entah itu soal fashion, gadget, atau sekadar nongkrong di kafe. Boleh-boleh saja memenuhi keinginan dengan penghasilan kamu sendiri. Namun sebelum melakukan pembelian, coba tanyakan pada diri kamu sendiri:
Selain itu, kamu juga bisa melakukan metode 30 hari sebelum memutuskan untuk membeli barang yang merupakan keinginan. Jadi, kamu harus menunda pembelian selama 30 hari. Jika setelah 30 hari kamu sudah tidak memiliki keinginan untuk membelinya, berarti kamu tidak perlu membelinya. Namun jika masih ada keinginan dan kamu merasa barang tersebut memiliki manfaat yang besar untuk hidup kamu, kamu boleh saja membelinya.
Utang memang tidak dilarang dalam ajaran Islam, tetapi ada baiknya jika kamu menghindari utang konsumtif yang pada akhirnya hanya akan memberatkan keuangan kamu di kemudian hari. Utang konsumtif merupakan utang yang umumnya digunakan untuk melakukan pembelian barang maupun jasa yang tidak memberikan nilai tambah seperti:
Jika memang kamu harus berutang, pastikan kamu menggunakannya untuk kebutuhan yang benar-benar penting dan kamu memiliki kemampuan finansial untuk melunasinya.
Menabung dan berinvestasi merupakan dua langkah penting dalam mengatur keuangan, termasuk mengalokasikan gaji bulanan agar keuangan stabil dan berkah. Dalam Islam, menyimpan harta tak hanya soal mengumpulkan uang, tetapi juga harus dikelola dengan cara yang halal dan bermanfaat, baik bagi sendiri maupun orang lain.
Kamu bisa mulai menabung dengan menyisihkan sekian persen dari gaji bulanan. Tak perlu harus dilakukan dalam jumlah besar, yang penting kamu melakukannya dengan konsisten. Idealnya, kamu bisa menyisihkan sekitar 10%-20% dari gaji untuk ditabung. Selain itu, dana darurat juga harus menjadi prioritas agar kamu tidak mengalami kesulitan jika tiba-tiba membutuhkan dana mendesak.
Namun, perlu dipahami bahwa menabung saja tidak cukup. Agar uang yang kamu simpan tidak tergerus oleh inflasi, ada baiknya kamu mulai berinvestasi dengan cara yang halal. Salah satu opsi terbaik adalah dengan berinvestasi di sektor yang sesuai dengan prinsip-prinsip keuangan syariah, seperti melalui Danasyariah.
Danasyariah merupakan platform P2P lending syariah yang memungkinkan kamu untuk bisa memproduktifkan uang dengan mendanai proyek-proyek properti menggunakan akad syariah. Dengan menjadi pendana di Danasyariah, kamu tak hanya menjaga nilai uangmu agar tetap tumbuh, tetapi juga turut berkontribusi dalam pengembangan sektor properti yang halal dan berkah.
Berikut beberapa keunggulan Danasyariah:
Nah, itulah beberapa cara mengatur keuangan setelah gajian agar tetap berkah. Dengan konsisten menyusun anggaran, berbagi rezeki, menghindari utang konsumtif, dan berinvestasi secara halal seperti di Danasyariah, maka kamu bisa mengelola keuangan dengan bijak dan sesuai dengan ajaran Islam.