Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia. Jadi, tak heran apabila pertumbuhan pengguna internet di Tanah Air juga sangat signifikan. Bahkan, saat ini kita berada pada masa-masa ideal untuk mendorong perkembangan ekonomi digital, sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo.
Transformasi tersebut tak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga perusahaan teknologi dan sektor industri lainnya yang menggunakan teknologi. Pihak-pihak tersebut mengemban tugas untuk mengedukasi masyarakat terkait pemanfaatan teknologi. Roadmap Digital Indonesia 2021-2024 juga menekankan bahwa ada 10 sektor ekonomi yang menjadi pemain utama dalam transformasi digital, salah satunya adalah industri properti.
Dalam mewujudkan transformasi digital pada industri properti, maka para pemangku kepentingan harus bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Integrasi teknologi dengan sektor properti disebut dengan property technology/proptech atau secara harfiah berarti teknologi properti.
Pada umumnya, proptech tak hanya berperan sebagai penyedia solusi efektif dan efisien untuk menangani proses transaksi properti secara tradisional, seperti mencari, menjual, menyewa, dan membeli. Dalam hal ini, penggunaan teknologi juga menciptakan hubungan simbiotik yang dapat memberikan keuntungan besar bagi para pelaku industri properti.
Sebelum teknologi digunakan secara masif di sektor properti, masyarakat masih memiliki pandangan bahwa operasional dalam industri properti itu sulit. Namun kini, perubahan makin terasa, contohnya masyarakat bisa melakukan investasi properti hanya dengan berbekal smartphone dan koneksi internet.
Lebih lanjut, teknologi dalam industri properti tak hanya menjadi solusi praktis, tetapi juga dapat merangsang pertumbuhan industri properti itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari statistik peningkatan penjualan produk properti hunian, di mana milenial dan generasi Z menjadi pangsa utama yang paling terdorong dengan adanya penggunaan teknologi.
Keberhasilan proptech dalam mengatasi problematika tradisional di sektor properti juga menjadi cerminan bahwa teknologi pintar dapat menciptakan perubahan positif dalam cara manusia berinteraksi dengan industri properti.
Integrasi teknologi dalam sektor properti tak hanya menjadi fondasi penting dalam memenuhi permintaan konsumen, tetapi juga membawa dampak positif bagi para pemangku kepentingan. Misalnya saja selama pandemi COVID-19, teknologi digunakan oleh pebisnis properti untuk memperluas pangsa pasar sehingga bisa menarik lebih banyak konsumen potensial. Dalam integrasi ini dapat dilihat potensi besar yang dihasilkan sehingga untuk kedepannya diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian negara secara keseluruhan.
Ikang Fawzi selaku Wakil Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI) menegaskan bahwa penggunaan teknologi di sektor properti dapat menjadi peran kunci dalam mempercepat pemulihan ekonomi. Kolaborasi antara properti dan teknologi juga memiliki potensi untuk menciptakan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi negara, terlebih setelah dihantam badai pandemi yang melumpuhkan banyak sektor industri.
Lebih lanjut, sektor properti sendiri memiliki dampak ekonomi yang cukup signifikan. Dalam hal ini, integrasi teknologi melalui proptech membuka jalan untuk mendorong peningkatan inovasi dan efisiensi bisnis. Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa pada 2020, sektor properti memberikan kontribusi sebesar 3,02% atau setara dengan Rp324,3 triliun terhadap perekonomian Tanah Air. Dengan menggabungkan kekuatan dari sektor properti dan teknologi, dapat terlihat dengan jelas dampak positif yang akan ditimbulkan terhadap pertumbuhan ekonomi negara.
Melalui sinergi antara teknologi dan sektor properti, maka akan terjadi penguatan ekosistem yang dapat memberikan manfaat ganda. Bagi pelaku industri properti misalnya, mereka yang mampu mengadopsi teknologi dengan bijak pada akhirnya bisa memiliki peluang lebih besar untuk mencapai tujuan bisnis dan berkontribusi terhadap pencapaian target pertumbuhan ekonomi negara.
Kendati penerapan teknologi dalam industri properti memiliki potensi yang cukup signifikan, ada sejumlah tantangan yang perlu dipahami dan dicari solusinya untuk bisa mewujudkan transformasi digital yang positif. Salah satu tantangan utama yang erat kaitannya dengan pemanfaatan teknologi adalah ketakutan masyarakat terhadap disrupsi digital.
Di samping itu, kurangnya pemahaman masyarakat mengenai keunggulan teknologi dalam properti juga menjadi tantangan yang tak boleh diabaikan. Pada dasarnya, kekhawatiran masyarakat dengan adanya pergeseran model bisnis dari konvensional ke digital bukanlah hal yang baru.
Ketakutan tersebut kemungkinan besar muncul dari ketidakpastian mengenai perubahan apa saja yang akan terjadi dalam industri properti. Apakah pekerjaan tradisional akan digantikan dengan otomatisasi teknologi atau penyesuaian lainnya yang bisa terjadi karena digitalisasi. Oleh sebab itu, perusahaan teknologi harus lebih bekerja keras dalam membantu sektor properti mengurangi kekhawatiran tersebut dengan cara membangun kepercayaan melalui pemberian edukasi dan komunikasi yang efektif dan efisien.
Di samping itu, kurangnya pemahaman terkait manfaat penggunaan teknologi juga menjadi tantangan serius. Banyak individu maupun badan usaha di bidang properti yang mungkin belum sepenuhnya menyadari potensi positif dari penggunaan teknologi. Oleh sebab itu, diperlukan upaya intensif untuk mengedukasi dan meningkatkan pemahaman masyarakat serta pelaku bisnis terkait manfaat teknologi dalam meningkatkan efisiensi, inovasi, sekaligus daya saing sektor properti.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, perusahaan teknologi harus memiliki strategi yang solutif. Selain mengedepankan efisiensi dan inovasi, perusahaan teknologi harus bisa menjalankan peran sosial guna membangun kepercayaan masyarakat dan pelaku bisnis terkait potensi positif teknologi dalam industri properti. Komunikasi yang efisien, efektif, dan transparan juga bisa membantu mengatasi masalah kekhawatiran masyarakat sehingga mereka bisa lebih terbuka dengan perubahan.
Tak hanya itu saja, kolaborasi antara pemerintah, industri teknologi, dan pemangku kepentingan lainnya juga dibutuhkan untuk menciptakan kebijakan yang mendukung perkembangan integrasi teknologi di sektor properti. Pihak-pihak inilah yang dapat memengaruhi keberhasilan penerapan teknologi dalam properti sehingga tercipta sebuah lingkungan yang mendukung perkembangan teknologi tanpa harus mengorbankan kepentingan masyarakat.
Dengan mengatasi seluruh tantangan yang ada, industri properti dapat memanfaatkan sepenuhnya potensi positif dari penerapan teknologi. Di sisi lain, penggunaan teknologi lebih dari sekadar transformasi bisnis, melainkan juga soal menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan dan memberikan manfaat nyata bagi perekonomian negara.
Dengan kata lain, integrasi teknologi menjadi salah satu fondasi yang memengaruhi masa depan industri properti. Industri property technology juga memainkan peran krusial dalam membentuk ekosistem digital yang berdampak positif terhadap konsumen dan pertumbuhan ekonomi negara. Kendati masih banyak tantangan yang harus dihadapi, kolaborasi berbagai pihak akan mewujudkan industri properti yang inovatif dan adaptif di era digital yang serba cepat ini.