Filantropi selalu menjadi bagian integral dari masyarakat. Hal ini karena filantropi menjadi sebuah cara untuk membantu mereka yang membutuhkan dan meningkatkan berbagai tujuan sosial. Namun, dengan perkembangan teknologi yang pesat, cara masyarakat melakukan kegiatan filantropi juga mengalami perubahan besar.
Era digital telah membuka jalan bagi munculnya inovasi yang mengubah cara kita dalam berdonasi, mengumpulkan dana, dan juga mempromosikan tujuan-tujuan baik. Seperti apa filantropi digital itu? Simak selengkapnya dalam uraian berikut ini!
Melansir laman Charity Village, filantropi digital merupakan penggunaan teknologi digital untuk mengoptimalkan proses donasi dan kegiatan amal. Hal ini mencakup berbagai kegiatan seperti penggalangan dana online, donasi melalui aplikasi, penggunaan media sosial untuk kampanye amal, dan masih banyak lagi.
Dengan berkembangnya teknologi digital, kegiatan filantropi menjadi makin mudah diakses dan dijalankan. Filantropi digital juga memungkinkan individu dan organisasi untuk menjangkau target audiens yang lebih luas lagi. Dengan begitu, pelaksana kegiatan filantropi bisa menekan biaya operasional sekaligus meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
Contoh nyata dari kegiatan filantropi digital adalah platform penggalangan dana, seperti Kitabisa dan GoFundMe di Amerika Serikat. Keduanya memungkinkan masyarakat untuk menyelenggarakan kampanye donasi dengan mudah dan menjangkau audiens yang lebih luas untuk berpartisipasi.
Selain itu, donasi bisa dilakukan melalui berbagai metode transfer, seperti lewat rekening bank, virtual account, dan e-wallet. Penggunaan media sosial juga turut berkontribusi terhadap berkembangnya filantropi digital.
Teknologi telah membawa banyak perubahan positif dalam kehidupan sosial manusia, termasuk dalam dunia filantropi. Seperti yang disebutkan, salah satu perubahan terbesar tersebut adalah kemudahan akses.
Sebelum era digital melejit seperti sekarang, kegiatan amal sering kali terbatas oleh masalah jarak dan waktu. Sekarang, dengan adanya internet dan aplikasi mobile, siapa pun bisa memberikan donasi kapan saja dan di mana saja. Hal ini tentunya membuka pintu peluang bagi lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam kegiatan amal dan memberikan sumbangan.
Kedua, teknologi telah meningkatkan transparansi dan akuntabilitas kegiatan amal. Platform digital memungkinkan para donatur untuk mengawasi bagaimana dana mereka digunakan, melihat laporan keuangan, dan mendapatkan informasi secara rutin tentang dampak dari sumbangan mereka. Hal ini tak hanya bisa meningkatkan kepercayaan donatur, tetapi juga mendorong organisasi penggalang dana untuk lebih bertanggung jawab dalam mengelola dana.
Ketiga, teknologi memungkinkan terjadinya segmentasi dalam kampanye penggalan dana. Dengan adanya data dan riset, organisasi penggalang dana bisa memahami perilaku dan preferensi target donatur mereka sehingga mereka bisa menyusun proposal dan kampanye yang lebih efektif.
Seiring dengan berkembangnya zaman, otomatis kegiatan manusia juga makin mengalami perubahan, termasuk dalam hal kegiatan sosial seperti filantropi. Inovasi teknologi dan digitalisasi telah membawa cara-cara baru dalam memberikan donasi sehingga filantropi menjadi lebih mudah, terjangkau, dan demokratis dibanding kegiatan amal konvensional.
Melansir laman Lily Family School of Filantrophy, dalam beberapa tahun terakhir, pemberian donasi secara digital kian populer di berbagai negara, seperti Inggris dan Brazil. Di Inggris, pandemi COVID-19 turut mendorong perubahan kegiatan donasi konvensional menjadi digital. Pada 2019, 51% donatur memberikan sumbangan secara tunai tetapi satu tahun berikutnya, angka tersebut menurun menjadi 38%.
Ekosistem pemberian donasi secara digital juga makin bervariasi. Beberapa di antaranya adalah in-app giving, aplikasi dengan IoT, tombol donasi yang terintegrasi dengan platform media sosial, platform gaming, dan aplikasi rounding.
Di Brasil, metode pemberian donasi seperti rounding tak hanya menjadi sumber daya keuangan baru bagi organisasi nirlaba. Namun kemunculan platform tersebut juga ikut mendorong terjadinya aksi filantropi secara positif.
Sementara itu di Inggris, pandemi mempercepat proses transformasi dari donasi secara konvensional menjadi donasi online. Puncak dari penggunaan metode ini terjadi pada musim semi 2020, tepatnya saat terjadi lockdown pertama. Sementara itu, di Brasil, urgensi terhadap terjadinya pandemi mendorong banyak pihak untuk menciptakan solusi berbasis teknologi yang praktis bagi para donatur dalam waktu singkat.
Di masa depan, model pemberian donasi diprediksi akan tetap hybrid atau tidak sepenuhnya digital. Kegiatan filantropi masih dilakukan secara konvensional tetapi juga secara digital melalui platform tertentu.
Berikut ini adalah beberapa inovasi teknologi yang telah membawa perubahan dalam dunia filantropi.
Media sosial merupakan platform yang efektif untuk melakukan penggalangan dana. Banyak platform sudah dilengkapi dengan tombol donasi, seperti Youtube, TikTok, dan Instagram. Organisasi bisa memanfaatkan fitur-fitur tersebut untuk secara langsung menggalang dana dari pengikut mereka.
Livestreaming merupakan cara yang efektif untuk berinteraksi dengan audiens secara real-time. Platform seperti Twitch, TikTok, YouTube, dan Facebook Live memungkinkan organisasi maupun individu untuk mengadakan acara penggalangan dana secara langsung di mana para donatur bisa memberikan donasi selama acara berlangsung.
Platform donasi berbasis blockchain menjadi salah satu media untuk melakukan kegiatan filantropi secara digital. Menggunakan teknologi blockchain, kegiatan amal menjadi lebih transparan. Para donatur bisa melihat langsung bagaimana donasi mereka digunakan dan setiap transaksi tercatat secara permanen dalam sistem blockchain. Hal ini tentunya dapat meningkatkan kepercayaan dan akuntabilitas dalam penggalangan dana.
Aplikasi donasi seperti Kitabisa dan GoFundMe membantu donatur untuk memilih sendiri organisasi atau individu yang paling membutuhkan. Aplikasi semacam ini juga memberikan informasi yang lengkap tentang berbagai organisasi atau individu yang sedang membutuhkan sumbangan sehingga para donatur bisa membuat keputusan secara lebih bijak.
Jadi itulah ulasan sekilas tentang filantropi digital, yakni kegiatan amal menggunakan platform digital. Seiring dengan berkembangnya teknologi, kegiatan filantropi akan menjadi lebih efisien, transparan, dan mudah diakses. Kegiatan ini juga mempermudah organisasi atau individu yang membutuhkan bantuan untuk menjangkau lebih banyak calon donatur. Dengan adanya teknologi, masa depan kegiatan filantropi tampak cerah dan makin banyak orang yang sadar akan pentingnya kegiatan amal.