Salah satu tonggak penting dalam perekonomian suatu negara adalah inklusi keuangan. Hal ini jauh lebih penting lagi bagi Indonesia yang kini sedang berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.
Dengan adanya inklusi keuangan yang baik, maka seluruh masyarakat bisa mendapatkan kemudahan akses terhadap layanan keuangan yang aman dan tepercaya, seperti tabungan, asuransi, dan investasi. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan program baru bernama GENCARKAN (Gerakan Nasional Cerdas Keuangan).
Secara umum, GENCARKAN diharapkan mampu meningkatkan indeks inklusi keuangan Indoensia secara signifikan sehingga negara ini menjadi makin siap dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi di masa depan.
GENCARKAN adalah singkatan dari Gerakan Nasional Cerdas Keuangan, sebuah insiatif yang lahir dari gagasan OJK guna memperluas jangkauan inklusi keuangan di Indonesia. Program ini memiliki tujuan utama untuk meningkatkan literasi sekaligus aksesibilitas keuangan masyarakat sehinggap dapat mengatasi berbagai tantangan yang muncul di sektor keuangan.
Pasalnya, sejumlah tantangan di sektor keuangan Tanah Air menjadi faktor utama yang menghambat sejumlah masyarakat untuk mendapatkan layanan keuangan yang aman dan berkualitas. Itulah sebabnya tujuan utama program GENCARKAN adalah untuk meningkatkan inklusi keuangan mencapai 98% pada tahun 2045 nanti.
Selain memperluas akses, GENCARKAN juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terkait pentingnya literasi keuangan. Sebab, OJK sendiri paham bahwa masyarakat dengan pemahaman keuangan yang baik justru akan lebih bijak dalam mengelola keuangan. Dengan demikian, masyarakat tersebut bisa menghindari masalah-masalah finansial seperti utang konsumtif yang berlebihan, investasi bodong, maupun aktivitas finansial ilegal lainnya.
Melalui pendekatan holistik, GENCARKAN berupaya mengajak seluruh pihak, termasuk pemerintah, pelaku industri keuangan, dan komunitas masyarakat untuk mendukung kesuksesan program ini.
Secara umum, tujuan utama dari program GENCARKAN adalah untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki kecerdasan finansial sekaligus menciptakan layanan keuangan dengan aksesibilitas yang lebih luas hingga pelosok negeri.
OJK menargetkan peningkatan masif dalam iklusi dan literasi keuangan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Hal ini mulai dari pelajar hingga pelaku UMKM dan masyarakat yang berada di wilayah 3T (Terdepan, Tertinggal, dan Terluar).
Melalui GENCARKAN, pemerintah juga berharap bisa mengatasi tingkat kesenjangan finansial dengan menyediakan akses keuangan yang merata bagi semua kalangan, termasuk kelompok rentan, seperti perempuan, anak, dan bahkan penyandang disabilitas.
Lebih lanjut, GENCARKAN ditargetkan untuk mendorong masyarakat agar lebih banyak menggunakan layanan keuangan formal dan mengurangi ketergantuangan pada lembaga keuangan informal maupun praktik rentenir yang sayangnya masih cukup marak di sejumlah daerah.
Di samping itu, GENCARKAN juga mendorong generasi muda untuk memiliki kesadaran keuangan melalui beberapa program khusus, seperti tabungan khusus pelajar dan simpanan bagi pemuda (SiMuda).
OJK menargetkan agar 90% pelajar di seluruh Indonesia sudah memiliki tabungan pada tahun 2025. Hal ini sebagai bentuk perwujudan inklusi keuangan di kalangan anak muda. Dengan demikian, GENCARKAN bukan hanya menjadi program untuk meningkatkan inklusi keuangan tetapi juga menciptakan dampak yang berkelanjutan bagi generasi masa depan Indonesia.
Sejak pertama kali diluncurkan pada Agustus 2024, OJK terus memperkuat program GENCARKAN melalui berbagai inisiatif. Seperti yang dijelaskan, tujuan program ini tak lain adalah untuk memperluas jangkauan dan pengaruhnya di seluruh Indonesia.
Bersama pihak swasta, organisasi masyarakat, dan pemerintah regional, OJK memastikan bahwa program GENCARKAN bisa menjangkau semua segmen masyarakat. Di dalam program ini juga disediakan sejumlah pelatihan dan edukasi literasi keuangan guna memberikan pemahaman yang mendalam terhadap masyarakat dan pihak-pihak terkait terkait produk serta layanan keuangan.
Di samping itu, fokus utama OJK melalui prorgram ini adalah untuk memberantas aktivitas keuangan ilegal, termasuk rentenir, investasi bodong, dan lain sebagainya, yang masih mengancam keamanan keuangan masyarakat. Melalui program GENCARKAN, OJK ingin memberikan pembekalan terhadap masyarakat dengan pengetahuan yang komprehensif agar mereka bisa mengenali dan menghindari praktik-praktik keuangan yang dapat merugikan diri mereka sendiri.
Bukan hanya itu, GENCARKAN juga mengajak sejumlah pelaku usaha jasa keuangan untuk aktif berkontribusi sebagai duta literasi sekaligus inklusi keuangan di masing-masing daerah. Pasalnya, hal ini selaras dengan salah satu tujuan program ini, yakni untuk menghasilkan 2 juta agen literasi keuangan di seluruh wilayah Indonesia.
Agen-agen literasi keuangan ini berperan sebagai fasilitator yang memberikan edukasi keuangan kepada kelompok masyarakat sekitar. Mereka juga berperan dalam memberikan bantuan kepada masyarakat untuk bisa mengakes layanan keuangan formal yang lebih aman.
Lebih lanjut, inisiatif ini juga mencakup peningkatan pemberian akses permodalan bagi UMKM melalui program Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR) dengan target 1,6 juta debitur. Selanjutnya, OJK juga berharap bisa memperluas inklusi keuangan di kalangan para penyandang disabilitas dengan target 30% dalam penggunaan produk keuangan. Ini diharapkan bisa memberikan dorongan bagi perekonomian dan kesejahteran sosial masyarakat.
Jadi, GENCARKAN merupakan langkah konkret yang diprakarsai oleh OJK guna mengatasi seluruuh tantangan inklusi keuangan di Tanah Air. Dengan menyediakan berbagai program untuk seluruh kelompok masyarakat, mulai dari pelajar, perempuan, pelaku UMKM, hingga penyandang disabilitas, program ini diharapkan dapat membantu masyarakat mewujudkan hidup yang lebih berkualitas melalui literasi dan inklusi keuangan.
Dengan target inklusi keuangan 98% pada 2045, GENCARKAN diharapkan tak hanya menjadi program biasa tetapi juga menjadi gerakan nasional yang membutuhkan kontribusi aktif dari seluruh pihak.
Mulai dari pemerintah, pelaku industri keuangan, lembaga keuangan, hingga masyarakat, semua harus memiliki tujuan yang satu, yakni mewujudkan Indonesia Emas 2045 melalui peningkatan literasi dan inklusi keuangan. Pasalnya, kedua hal tersebut merupakan salah satu kunci utama untuk meningkatkan perekonomian dan mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera secara ekonomi.