Hari Bank Indonesia: Begini Peran Perbankan dalam Inklusi Keuangan

Hari Bank Indonesia bukan hanya untuk mengenang sejarah perbankan di Tanah Air. Momen ini juga menjadi momentum untuk memahami peran perbankan dalam inklusi keuangan.
Sumber : Freepik

Tahukah kamu bahwa ternyata memiliki rekening bank bisa berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat? Bagi sebagian orang, memiliki rekening bank atau menggunakan layanan keuangan sudah menjadi hal biasa.

Namun, faktanya, di luar sana masih banyak orang yang belum memiliki akses terhadap layanan perbankan. Nah, di sinilah pentingnya mendorong inklusi keuangan. Di Hari Bank Indonesia ini, kita perlu memahami bagaimana sektor perbankan bisa menjadi penggerak utama bagi inklusi keuangan di negeri ini.

Hari Bank Indonesia
Sumber : Freepik

Inklusi Keuangan: Pengertian dan Urgensi

Sebelum memahami peran bank dalam inklusi keuangan, mari pahami terlebih dahulu apa itu inklusi keuangan. Istilah ini pada dasarnya mengacu pada ketersediaan akses masyarakat terhadap lembaga, produk, serta layanan keuangan formal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka.

Tujuan dari inklusi ini sendiri adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan menutup kesenjangan antara masyarakat yang sudah terlebih dahulu mendapatkan layanan keuangan dengan mereka yang belum. 

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), inklusi keuangan bukan hanya soal memiliki rekening bank. Istilah ini juga mencakup pemahaman masyarakat terhadap produk-produk keuangan, seperti asuransi, investasi, pinjaman, hingga dana pensiun. Inilah alasan mengapa literasi keuangan dianggap sebagai kunci utama dalam mewujudkan masyarakat yang sadar dan mandiri secara finansial.

Hanya saja, ada banyak hambatan yang membuat jutaan masyarakat Indonesia, khususnya mereka yang tinggal di daerah 3T masih belum bisa mengakses layanan keuangan formal. Adapun hambatan yang dimaksud antara lain:

  • Biaya layanan (price barrier)
  • Keterbatasan informasi (information barrier)
  • Desain produk yang tak sesuai dengan kebutuhan masyarakat (design barrier)
  • Akses fisik yang terbatas (channel barrier)

Padahal, inklusi keuangan memiliki banyak manfaat, seperti:

  • Mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional
  • Membuka peluang pasar baru bagi sektor keuangan
  • Meningkatkan pertumbuhan dan stabilitas sistem ekonomi
  • Mengurangi angka kemiskinan melalui akses pembiayaan yang merata

Peran Bank dalam Mendorong Akses Keuangan

Bank adalah lembaga yang memiliki peran utama dalam meningkatkan cakupan inklusi keuangan. Mereka tak hanya berperan sebagai penyedia layanan simpan-pinjam, tetapi juga menjadi fasilitator literasi keuangan melalui beragam program edukatif.

Sebab, edukasi soal keuangan bisa membantu masyarakat meningkatkan pemahaman mereka soal produk dan layanan keuangan, termasuk yang ditawarkan oleh bank. Tanpa adanya edukasi, otomatis literasi keuangan masyarakat rendah. Meskipun banyak yang sudah memiliki rekening bank, tak semua mampu memahami risiko dan potensi dari produk tersebut. Inilah mengapa pihak-pihak yang terlibat dalam industri keuangan merangkap sebagai fasilitator literasi keuangan.

Misalnya saja, PT Bank Danamon Indonesia Tbk. menyelenggarakan program Danamon Hadiah Beruntun. Program ini tak hanya ditujukan untuk meningkatkan loyalitas nasabah, tetapi juga untuk meningkatkan jumlah pengguna layanan perbankan secara aktif. Hasilnya, dana pihak ketiga Bank Danamon naik 9% menjadi Rp153,2 triliun pada 2024. Bahkan, segmen tabungan privilege juga meningkat menjadi 14%.

Bank-bank besar lainnya, seperti BCA, juga memiliki program inklusi keuangan, di antaranya:

  • Simpanan Pelajar (SimPel) untuk edukasi keuangan sejak dini
  • Tahapan SiMuda untuk generasi produktif yang ingin menabung secara lebih terencana
  • Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi pelaku UMKM agar bisa mengembangkan usahanya melalui pembiayaan ringan

Melalui program-program semacam ini, bank tidak hanya membantu masyarakat menabung, tetapi juga mengajak mereka aktif berpartisipasi dalam sistem ekonomi, khususnya mereka yang sebelumnya masuk dalam kategori unbanked society atau tidak pernah menggunakan jasa keuangan.

Digitalisasi Perbankan sebagai Penggenjot Inklusi

Selain melalui program-program edukasi, kini perbankan juga terjun ke ranah digital guna memperluas inklusi keuangan. Akses ke layanan perbankan sudah tidak lagi terbatas pada kantor cabang. Kamu hanya memerlukan smartphone dan koneksi internet untuk mengakses layanan dan produk perbankan.

Menurut laporan OJK seperti yang dikutip oleh Kaltimpos, pengguna layanan perbankan digital meningkat mencapai 30% pada 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pencapaian ini tentunya tidak lepas dari eksistensi bank-bank digital seperti Jenius, SeaBank, Bank Neo, dan masih banyak lagi. Bank-bank digital ini menawarkan layanan pembukaan rekening online, tanpa biaya administrasi bulanan, hingga layanan pelanggan 24 jam.

Misalnya, Bank Neo yang menyasar berbagai segmen nasabah, mulai dari individu, pelaku UMKM, hingga korporasi. Dengan total nasabah mencapai lebih dari 27 juta, bank digital ini menjadi contoh nyata bagaimana teknologi dapat membawa layanan keuangan ke berbagai pelosok negeri, bahkan tanpa membutuhkan bangunan fisik bank.

Menjamurnya bank digital memang sempat mengancam eksistensi bank konvensional. Namun tentunya bank konvensional tak tinggal diam. Mereka juga ikut terjun ke ranah digital dengan mengeluarkan layanan mobile banking yang tak hanya bisa digunakan untuk melakukan transaksi umum, tetapi juga bisa untuk investasi, membayar tagihan, hingga melakukan investasi.

Namun, tentu saja, digitalisasi perbankan juga membutuhkan peningkatan keamanan sistem. Bahkan, OJK sendiri masih membatasi limit kredit digital sebanyak Rp15 juta untuk menghindari risiko tinggi di ekosistem digital yang masih membutuhkan pengembangan dan pengawasan lebih lanjut.

Akses Layanan  Keuangan Adalah Hak Dasar

Jadi, Hari Bank Indonesia bukan hanya soal mengenang momen penting dalam perkembangan perbankan Tanah Air. Momen ini juga menjadi momen reflektif untuk memahami sejauh mana lembaga perbankan telah berkontribusi terhadap inklusi keuangan Indonesia.

Harus dipahami pula bahwa akses terhadap layanan keuangan bukanlah suatu privilege, melainkan hak dasar bagi setiap warga negara yang harus terus diperjuangkan. Dengan begitu, inklusi keuangan bisa meningkat dan bisa menjadi jembatan menuju kesejahteraan bersama.

Semua pihak yang terlibat dalam industri keuangan, bukan hanya bank, kini memikul tanggung jawab besar untuk menjangkau lebih banyak orang. Mereka juga harus memberdayakan masyarakat di daerah-daerah terpencil dan menciptakan sistem keuangan yang tak hanya efisien, tetapi juga adil.

Sebab, ketika setiap orang bisa menabung dan merencanakan masa depan finansial mereka dengan bijak, maka bangsa ini bisa menjadi bangsa yang lebih inklusif dan manusiawi.

Leave a Reply