Setiap tanggal 29 Juni, Indonesia memperingati Hari Keluarga Nasional. Momen ini bukan sekadar perayaan biasa, tetapi juga menjadi pengingat pentingnya peran keluarga dalam membentuk masa depan bangsa. Bahkan di tengah tantangan hidup di zaman sekarang, salah satu hal yang tak boleh dianggap remeh dalam menjalani kehidupan berkeluarga adalah keuangan.
Mungkin masih banyak keluarga di Indonesia yang kurang terbuka soal keuangan. Akibatnya, banyak problematika kehidupan yang pada dasarnya berakar dari masalah keuangan. Nah, di hari keluarga ini, kamu dan keluarga bisa merayakannya dengan duduk bersama dan berdiskusi secara terbuka soal budgeting atau pengelolaan keuangan keluarga.
Sebelum membahas soal budgeting bersama keluarga di hari yang spesial, mari kita bahas terlebih dahulu soal Hari Keluarga Nasional itu sendiri. Momen ini memiliki makna yang mendalam jika kita mau memahaminya.
Tanggal 29 Juni sengaja dipilih untuk mengenak kembalinya para pejuang kemerdekaan RI ke pelukan keluarga setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada 29 Juni 1949. Sejak 1993, pemerintah kemudian menetapkan tanggal tersebut sebagai momen nasional untuk memperkuat ketahanan dan ikatan keluarga.
Di era sekarang, ketahanan keluarga bukan hanya soal keharmonisa, melainkan juga mencakup kesehatan, pendidikan, dan pastinya keuangan. Kita tidak boleh munafik bahwa salah satu penentu keharmonisan keluarga adalah keuangan yang stabil. Dalam jurnal penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengelolaan Keuangan Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga”, disebutkan bahwa pengelolaan keuangan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keharmonisan rumah tangga. Jadi, makin baik pengelolaan keuangan, maka makin harmonis rumah tangga.
Jadi, Hari Keluarga Nasional adalah waktu yang pas untuk kamu dan pasangan mengevaluasi, merencanakan, dan menyusun strategi finansial yang sehat. Sebab, sekuat-kuatnya cinta, tagihan listrik tetap harus kamu bayar, kan?
Mungkin masih banyak yang berpikir bahwa urusan keuangan adalah tanggung jawab kepala keluarga. Padahal, keuangan keluarga seharusnya menjadi tanggung jawab bersama antara suami dan istri serta keduanya harus saling terbuka. Belum lagi ada fakta menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan masih rendah pada 2024, yakni hanya 65,43% dan literasi ini sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan keluarga.
Seperti yang disebutkan di atas, keuangan itu sangat berpengaruh terhadap keharmonisan keluarga. Jika keuangan sehat, maka seluruh aspek kehidupan keluarga dapat terpenuhi. Dari mulai biaya pendidikan anak, biaya kesehatan, dana darurat, hingga kebutuhan untuk hiburan keluarga, semuanya membutuhkan perencanaan keuangan.
Ketika kamu dan pasangan mau terbuka soal keuangan, maka kamu bisa menyusun rencana keuangan yang realistis dan sesuai dengan prioritas. Toh kamu tidak perlu menjadi ahli keuangan, cukup mulai dengan komunikasi, transparansi, dan keinginan untuk belajar soal keuangan.
Namun bukan hanya pasangan saja yang harus kompak soal keuangan, anak-anak yang sudah cukup umur juga perlu diajak belajar untuk mengelola uang sejak dini. Sebab, anak-anak yang paham nilai uang akan menjadi individu yang lebih bijak dalam mengambil keputusan di masa depan dan ini menjadi salah satu warisan tak ternilai yang bisa kamu berikan sebagai orang tua.
Hari Keluarga Nasional bisa menjadi momen yang spesial buat kamu dan keluarga untuk mulai terbuka soal keuangan dan belajar bersama bagaimana caranya mengatur keuangan. Berikut ini ada beberapa tips untuk budgeting keuangan keluarga bersama pasangan:
Langkah pertama yang bisa kamu lakukan adalah menyusun pos-pos pengeluaran berdasarkan kategroinya seperti:
Diskusikan dengan pasangan berapa persen alokasi ideal untuk masing-masing pengeluaran. Namun ingat, setiap keluarga memiliki prioritas pengeluarannya masing-masing. Kuncinya ada di komunikasi dua arah dan keterbukaan.
Jangan malas untuk mencatat pengeluaran, sekecil apa pun itu. Selain itu, kamu juga wajib mengevaluasinya setiap akhir bulan. Kamu bisa menggunakan aplikasi keuangan, program-program seperti Spreadsheet atau mungkin mencatatnya secara manual untuk mengetahui pengeluaran kamu. Dari sini, kamu dan pasangan bisa mengetahui mana pengeluaran yang harus dikurangi atau bahkan dihapus.
Saat melakukan budgeting bersama pasangan, tak lengkap rasanya jika tidak membicarakan soal tabungan, baik dalam bentuk dana darurat atau investasi. Idealnya, kamu sisihkan minimal 10% dari penghasilan bulanan untuk dua keperluan ini.
Sebelum berinvestasi, ada baiknya kamu menyiapkan dana darurat terlebih dahulu. Dana ini bisa menyelamatkan keluarga dari situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau membutuhkan biaya medis mendadak. Setelah dana darurat terkumpul, kamu bisa berinvestasi, baik untuk tujuan jangka pendek maupun panjang, seperti biaya sekolah anak, dana pensiun, atau mungkin dana untuk liburan tahunan.
Anak juga bisa dilibatkan dalam pengelolaan keuangan keluarga. Bukan berarti diajak untuk mendiskusikan kondisi keuangan orang tua, tetapi diajak untuk sadar terhadap keuangan sejak dini. Sebagai orang tua, kamu bisa mengajak mereka menentukan bujet jajan atau bahkan membuat tabungan kecil. Dengan cara ini, kamu sedang menanamkan literasi keuangan sejak dini.
Nah, kebiasan keuangan yang dimulai dari sejak kecil ini akan membuat si anak terbiasa mengelola uang saat dewasa. Selain itu, mereka juga akan mampu membuat keputusan-keputusan finansial secara bijak.
Nah, itulah cara merayakan Hari Keluarga Nasional dengan melakukan budgeting keuangan keluarga. Budgeting bersama keluarga bukan hanya soal menghitung angka, tetapi juga soal saling berkomunikasi secara terbuka, kerja sama tim, dan saling percaya.
Proses budgeting tidak harus langsung sempurna. Kamu bisa memulainya dari hal-hal kecil, seperti menyusun anggaran belanja bulanan atau mencatat pengeluaran harian. Dari langkah-langkah kecil yang kamu lakukan secara konsisten, maka kamu dan keluarga bisa membangun masa depan yang lebih stabil, sejahtera, dan pastinya bahagia.
Selamat Hari Keluarga Nasional.