
Tanggal 12 November di Indonesia diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional. Momen ini dirayakan untuk mengingatkan masyarakat tentang betapa pentingnya menjaga tubuh agar tetap aktif dan bugar. Salah satu cara sederhana yang bisa dilakukan adalah aktif bergerak. Menariknya, pentingnya bergerak tak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga pada kebahagiaan dan kualitas hidupmu.

Pada dasarnya, tubuh manusia dirancang untuk bergerak. Ketika kamu berjalan, berlari, atau bahkan sekadar melakukan pekerjaan rumah, tubuh kamu sedang bekerja untuk menjaga keseimbang sistem di dalamnya.
Banyak studi sudah membuktikan bahwa bergerak mampu melancarkan peredaran darah, memperkuat kesehatan jantung, dan meningkatkan metabolisme. Menurut American Heart Association yang dikutip oleh Media Indonesia, aktivitas fisik selama 30 menit setiap hari dapat menurunkan risiko penyakit jantung hingga 30%.
Selain itu, pentingnya bergerak juga menyetuh aspek kesehatan mental. Saat kamu beraktivitas, secara alami tubuh akan melepaskan endorfin, yakni hormon yang menimbulkan rasa bahagia. Inilah sebabnya mengapa berjalan kaki di pagi hari atau melakukan olahraga ringan bisa meningkatkan mood.
Dengan rutin bergerak, maka kamu juga bisa terhindar dari gangguan kesehatan mental, seperti stres berlebih, kecemasan, hingga depresi. Bukan hanya itu saja, bergerak juga dapat meningkatkan daya fokus sehingga kamu lebih produktif menjalani aktivitas harian.
Lebih lanjut, tubuh yang aktif umumnya akan terasa lebih ringan dan bugar. Namun ingat, memastikan tubuh aktif bergerak bukan berarti kamu harus melakukan olahraga berat. Sebab, manfaat besar bisa datang dari aktivitas kecil, seperti berjalan kaki, naik turun tangga, atau melakukan aktivitas fisik lainnya bersama keluarga di luar rumah. Intinya, tubuh butuh gerak setiap hari agar tetap sehat dan berfungsi optimal.
Manfaat dari pentingnya bergerak sangat jelas. Namun masyarakat Indonesia justru termasuk masyarakat yang paling mager (malas gerak). Hal ini dibuktikan oleh sebuah studi global yang melibatkan 700.000 responden pengguna aplikasi Argus.
Dalam studi tersebut, ditemukan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat aktivitas fisik terendah di dunia. Bahkan rata-rata orang Indonesia hanya melangkah sekitar 3.513 langkah per hari, sangat jauh di bawah rata-rata dunia yang mencapai 4.961 langkah.
Angka tersebut sekaligus menggambarkan bagaimana masyarakat Indonesia ternyata manganut gaya hidup pasif. Banyak dari mereka lebih memilih untuk menggunakan kendaraan bermotor meskipun jarak yang harus ditempuh hanya beberapa ratus meter.
Lantas, apa yang membuat masyarakat Indonesia begitu malas untuk bergerak? Salah satunya adalah infrastruktur yang belum ramah pejalan kaki. Trotoar yang rusak, kondisi cuaca panas terik, serta budaya serba instan menjadi tantangan besar untuk menciptakan masyarakat yang aktif.
Selain itu, rendahnya kesadaran akan pentingnya bergerak turut memperparah kondisi ini. Masih banyak orang yang menganggap bahwa olahraga hanya untuk menurunkan berat badan. Padahal, tujuan olahraga yang sebenarnya adalah untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Jika kesadaran ini tidak dikembangkan, maka gaya hidup pasif masyarakat Indonesia bisa menjadi bom waktu bagi kesehatan bangsa.

Kabar baiknya, untuk memulai gaya hidup aktif tidak harus dilakukan dengan perubahan besar. Kunci utamanya adalah konsistensi dalam melakukan kebiasaan kecil setiap hari. Misalnya, cobalah untuk berjalan kaki ke warung, gunakan tangga alih-alih lift, atau melakukan peregangan setiap beberapa menit sekali saat bekerja di depan layar.
Kalau kamu mau lebih teratur, kamu bisa membuat target harian seperti jalan 5.000 langkah per hari dan tingkatkan intensitasnya secara bertahap. Jika memungkinkan, kamu bisa menggunakan aplikasi untuk melacak aktivitas agar kamu bisa memantau langsung kemajuan.
Lebih dari itu, bergerak juga bisa menjadi aktivitas yang lebih menyenangkan jika dilakukan bersama orang lain. Kamu bisa mengajak teman atau keluarga untuk jogging, bersepeda, atau mungkin jalan kaki ikut acara car free day. Selain menyehatkan tubuh, momen ini juga dapat mempererat hubungan sosial yang juga berdampak pada kesehatan jiwa.
Tak kalah penting, kamu juga harus menjaga pola pikir positif tentang bergerak itu sendiri. Jangan menganggap bahwa aktivitas fisik seperti olahraga sebagai beban, tetapi sebagai bentuk perhatian yang bisa kamu berikan pada diri sendiri. Ketika kamu mulai menikmati prosesnya, maka tubuh dan pikiranmu akan berkolaborasi untuk menciptakan keseimbangan hidup yang sehat dan bahagia.
Masih soal bergerak, aktivitas fisik ini bisa menjadi cara sederhana untuk ikut merayakan Hari Kesehatan Nasional. Kamu tak perlu menunggu agenda besar atau perlengkapan olahraga mahal. Cukup berjalan kaki minimal 30 menit setiap hari, tubuhmu sudah berterima kasih.
Nah, jika setiap orang di Indonesia mau bergerak minimal 30 menit setiap hari dan terus ditambah intensitasnya setiap hari, maka dampak positif yang dihasilkan tidak main-main. Penyakit-penyakit kronis akan mengalami penurunan, kebugaran nasional akan meningkat, dan produktivitas akan lebih tinggi lagi.
Hari Kesehatan Nasional bukan seremonial semaata, melainkan menjadi ajakan untuk mengevaluasi kembali bagaimana gaya hidup kamu selama ini. Apakah kamu sudah cukup aktif bergerak? Jika belum, mungkin sekarang sudah saatnya untuk memulai. Sebab, dengan bergerak, kamu tidak hanya menjaga kesehatanmu, tetapi juga ikut membangun masa depan bangsa yang lebih sehat dan berdaya. Itulah pentingnya bergerak, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang-orang terkasih dan bahkan negara.