Industri Asuransi Diproyeksi Menurun pada 2025, Ini Tantangannya

Industri asuransi Indonesia diprediksi akan mengalami penurunan di tahun 2025. Simak sejumlah tantangan dan peluangnya di sini.

Industri asuransi adalah salah satu sektor yang cukup berperan penting dalam perekonomian. Namun, di tahun 2025 ini, banyak yang memprediksi industri asuransi akan mengalami penurunan signifikan. Ada berbagai faktor yang menjadi penyebabnya, mulai dari kebijakan baru hingga tantangan ekonomi nasional hingga global.

Industri Asuransi

Kilas Balik Pertumbuhan Asuransi di 2024

Tahun 2024 merupakan periode yang cukup dinamis bagi industri asuransi di Indonesia. Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aset industri asuransi menyentuh angka Rp1.133,58 triliun pada Oktober 2024, naik sekitar 2,98% dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini tak lepas dari pertumbuhan premi asuransi jiwa dan umum yang masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 2,74% dan 2,87%.

Namun, ada beberapa catatan penting. Kendati pertumbuhan ini terlihat cukup menjanjikan, justru laju kenaikannya lebih lambat bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Salah satu penyebabnya adalah inflasi di sektor medis yang mengalami lonjakan hingga 14,6% menjadi tantangan besar bagi perusahaan asuransi. Selain itu, meningkatnya biaya klaim medis juga membuat perusahaan harus menyesuaikan premi sehingga daya beli masyarakat juga ikut tertekan.

Di sisi lain, literasi masyarakat terkait pentingnya asuransi mulai meningkat. Hal ini menjadi sinyal positif meskipun tingkat penetrasi asuransi jiwa masih tergolong cukup rendah. Sepanjang tahun 2024 menjadi momen penting bagi para pelaku industri asuransi untuk melakukan evaluasi dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan di tahun berikutnya.

Peluang Industri Asuransi di 2025

Tahun 2025 diprediksi akan menjadi periode bagi menurunnya tingkat pertumbuhan industri asuransi di Tanah Air. Namun meskipun diprediksi akan menurun, industri asuransi masih menyimpan sejumlah peluang.

Beberapa inisiatif dari pemerintah dan munculnya kebijakan baru justru bisa membuka pintu peluang bagi pertumbuhan. Sebagai contoh, penerapan asuransi wajib tanggung jawab pihak ketiga (TPL) untuk kendaraan bermotor diprediksi akan menambah pangsa pasar asuransi umum.

Di samping itu, proyek nasional seperti pembangunan infrastruktur sekaligus ketahanan pangan tampaknya juga akan membuka peluang baru bagi produk asuransi bencana, infrastruktur, dan kargo. Minat masyarakat terhadap produk asuransi konvensional tampaknya juga akan meningkat, khususnya pada segmen kesehatan dan perlindungan jiwa.

Digitalisasi juga membuka peluang besar. Dengan makin banyaknya masyarakat yang melek teknologi, perusahaan asuransi bisa memanfaatkan platform digital untuk mendorong efisiensi dan menjangkau lebih banyak pengguna.

Tantangan Industri Asuransi di 2025

Namun, peluang-peluang tersebut tentunya tidak bisa lepas dari sejumlah tantangan. Tahun 2025 diprediksi akan menjadi periode yang penuh dengan dinamika bagi industri asuransi. Salah satu penyebabnya adalah implementasi standar akuntansi baru IFRS 17 atau PSAK 117.

Regulasi tersebut mengharuskan perusahaan untuk mencatat pendapatan sesuai dengan kewajiban. Hal inilah yang diprediksi akan menyebabkan kontraksi pendapatan premi para pelaku industri asuransi.

Di sisi lain, proses pemisahan unit syariah dan perusahaan konvensional juga menjadi sebuah tantangan besar. Langkah ini bahkan diprediksi akan memicu gelombang merger dan akuisisi yang pada akhirnya juga akan menurunkan jumlah perusahaan asuransi yang ada di pasar. Lantas, apa dampaknya? Dampak utamanya adalah kompetisi pasar dapat menurun dan pilihan nasabah terhadap penyedia jasa asuransi menjadi jauh lebih terbatas.

Kamu juga perlu memahami bahwa kenaikan inflasi medis menjadi sebuah ancaman nyata. Biaya kesehatan yang terus mengalami peningkatan memaksa perusahaan asuransi untuk menaikkan premi. Di satu sisi, keputusan ini sayangnya tidak selalu sejalan dengan tingkat daya beli masyarakat terhadap produk asuransi. Akibatnya, minat masyarakat untuk membeli produk asuransi ikut menurun.

Bukan hanya itu saja, penurunan pertumbuhan industri asuransi tampaknya juga dipengaruhi oleh rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia. Meskipun literasi terkait produk keuangan seperti asuransi mengalami peningkatan, nyatanya masih banyak masyarakat Indonesia yang memandang asuransi sebagai kebutuhan sekunder.

Lagi pula, bagaimana mereka mau membeli asuransi jika penghasilan mereka saja terkadang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok? Kenyataan inilah yang membuat produk asuransi kurang diminati oleh masyarakat Indonesia, kecuali oleh kelas menengah atas dan kelas atas.

Strategi Menghadapi Tantangan di Industri Asuransi

Untuk menghadapi tantangan di 2025, perusahaan asuransi tentu harus menyusun strategi yang inovatif dan adaptif. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah mendorong literasi keuangan masyarakat. Bisa dibayangkan, ketika orang mampu memahami pentingnya perlindungan asuransi, mereka tentu akan lebih tertarik untuk memilikinya.

Di samping itu, perusahaan juga harus mampu menyesuaikan produk asuransi mereka dengan kebutuhan mayoritas target konsumen. Di tengah fenomena menurunnya daya beli, menyediakan paket asuransi dengan premi terjangkau tetapi tetap memberikan manfaat yang signifikan bisa menjadi salah satu solusinya. Misalnya, menawarkan produk asuransi mikro yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat kelompok menengah ke bawah.

Digitalisasi juga menjadi salah satu kunci utama untuk menghadapi tantangan di industri asuransi. Dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi, perusahaan asuransi dapat menghadirkan pengalaman pengguna yang lebih efektif dan efisiensi. Mulai dari pembelian polis hingga klaim, semuanya dapat dilakukan secara online. Jadi, bukan hanya meningkatkan efisiensi, tetapi hal ini juga bisa memperkuat daya saing perusahaan.

Jadi, industri asuransi Tanah Air akan menghadapi masa yang penuh tantangan di 2025, mulai dari regulasi baru hingga tekanan ekonomi nasional maupun global. Namun, dengan strategi yang tepat, peluang untuk tetap bertumbuh selalu ada. Mulai dari inovasi produk, digitalisasi layanan, hingga peningkatan literasi masyarakat merupakan kunci untuk menghadapi berbagai rintangan.

Buat kamu yang mungkin ingin menjadi bagian dari industri ini, baik sebagai pekerja maupun pelanggan, kamu tetap harus bersiap menghadapi perubahan yang ada. Dengan begitu, stabilitas dan keberlanjutan industri asuransi dalam negeri tetap terjaga.

Leave a Reply