Properti adalah salah satu sektor bisnis yang menjadi tonggak perekonomian suatu negara, termasuk Indonesia. Bisnis satu ini seperti tak ada habisnya dan akan selalu tumbuh dalam segala situasi. Tentu saja, kesuksesan suatu bisnis properti tak lepas dari kerja keras para pengusaha properti itu sendiri.
Contohnya di Indonesia, mayoritas pengusaha properti sukses di negara ini sudah malang-melintang sejak beberapa dekade yang lalu. Hingga saat ini, usaha mereka masih berjalan karena pada dasarnya properti akan selalu dibutuhkan seiring dengan berkembangnya zaman.
Melansir dari berbagai sumber, di bawah ini adalah para pengusaha properti tersukses di Indonesia. Yuk, simak cerita inspiratif mereka!
Tjie Tjin Hoan, atau lebih dikenal dengan nama Ciputra, merupakan pendiri Ciputra Group dan menjadi salah satu pengusaha Indonesia tersukses di bidang properti. Lahir di Parigi, Sulawesi Tengah pada 24 Agustus 1931, Ciputra memulai kariernya sebagai arsitek.
Perjalan kariernya dimulai pada sekitar tahun 1957 saat dia masih menjadi mahasiswa tahun kedua di salah satu universitas. Bersama rekan seperguruannya, dia mendirikan bisnis konsultan arsitektur.
Setelah lulus sebagai insinyur pada 1960, dia pindah ke Jakarta dan berhasil meraih kesuksesan bersama PT. Perentjana Djaja IPD. Bersama perusahaan tersebut, orang yang akrab dengan sapaan Pak Ci tersebut merupakan aktor di balik pembangunan pusat perbelanjaan di Senen, Jakarta Pusat.
Beberapa tahun kemudian, Pak Ci bekerja di Jaya Group sebagai direksi hingga usia 65 tahun. Selama menjadi direktur utama Jaya Group, dia mendirikan Ciputra Group sebagai perusahaan keluarga. Pada tahun 1990, Ciputra kemudian mengakuisisi seluruh saham dan berganti nama menjadi Ciputra Development.
Trihatma Kusuma Haliman adalah anak Anton Haliman, pendiri Agung Podomoro Group. Lahir di Jakarta pada 6 Januari 1952, Trihatma pernah menempuh studi Teknik Arsitektur di Universitas Trier, Jerman.
Semula, ayah Trihatma membangun PT Indofica Housing yang kemudian melahirkan anak perusahaan Agung Podomoro Group pada sekitar tahun 1969. Pada tahun 1986, Trihatma diberi kepercayaan oleh ayahnya untuk memimpin Indofica.
Trihatma kemudian meneruskan legasi orang tuanya dengan memimpin Agung Podomoro Group yang kini menjadi perusahaan properti ternama di Indonesia. Perusahaan tersebut telah sukses mengembangkan berbagai jenis properti di Tanah Air, seperti pusat perbelanjaan, kawasan residensial, dan superblok.
Proyek-proyek tersebut tersebar di berbagai daerah, seperti Bandung, Bali, Karawang, Balikpapan, dan Makassar. Di bawah kepemimpinan Trihatma, Agung Podomoro Group berhasil menyelesaikan sekitar 50 proyek dalam satu dekade terakhir.
Harjanto Tirtohadiguno atau populer dengan sebutan “The Ning King” adalah salah satu konglomerat properti tersukses di Indonesia. Dia lahir dari keluarga pengusaha di mana ayahnya adalah pemilik perusahaan tekstil. Pada tahun 1967, dia mendirikan PT Argo Pantes yang bergerak di bidang tekstil.
Harjanto kemudian mengembangkan sayapnya dengan membeli saham Kawasan Industri Fajar Bekasi dan Alam Sutera. Melalui perusahaan tekstilnya, Harjanto mengendalikan sekitar 30 anak perusahaan, termasuk perusahaan properti PT Argo Manunggal Land Development.
Pada 1993, The Ning King mendirikan PT Alam Sutera Realty Tbk, perusahaan properti ternama di Indonesia. Perusahaan ini telah merampungkan banyak proyek properti seperti Alam Sutera Office Tower, Alam Sutera, Garuda Wisnu Kencana Cultural Park, dan masih banyak lagi.
Alexander Tedja merupakan pemilik perusahaan pengembang real estat Pakuwon Jati. Perusahaan resmi didirikan pada 1982 dan pertama kalinya go public pada 1989. Lahir pada 22 September 1945 di Medan, Alexander dikenal sebagai “raja properti” di Surabaya. Pasalnya, banyak pusat perbelanjaan dan kuliner yang berada di bawah naungan Pakuwon Group. Di antaranya Pakuwon Mall, Tunjungan Plaza, dan lain sebagainya.
Pada 2007, bisnis propertinya mulai merambah ke Jakarta dengan menanamkan saham di Gandaria City. Semanjak itu, bisnisnya terus berkembang dengan dibukanya superblock Kota Kasablanka pada 2012 silam.
Kini, Pakuwon Group memiliki tiga pusat perbelanjaan di Jakarta, seperti Blok M Plaza, Mal Gandaria City, dan Kota Kasablanka. Perusahaan tersebut kemudian mengembangkan bangunan mixed-use yang mengkombinasikan bangunan hotel, kondominium, mal, dan area perkantoran di Surabaya dan Jakarta.
Liong Sie Tjien atau yang lebih dikenal dengan nama Soetjipto Nagaria adalah pendiri Group Summarecon Agung. Perusahaan ini merupakan perusahaan properti terbesar di Indonesia. Soetjipto merupakan lulusan Teknik Kimia dari Institut Teknologi Bandung.
Soetjipto mengawali kariernya setelah lulus dari ITB pada 1964. Semula dia bekerja di sebuah perusahaan pembuatan cat. Tak lama setelah itu, dia memutuskan untuk mendirikan bisnis properti bersama rekan-rekannya dengan membeli tanah. Tanah tersebut kemudian dibangun menjadi beberapa rumah yang terletak di Tebet, Jakarta Selatan.
Setelah sukses, dia pun kembali membangun kawasan perumahan mewah Kelapa Gading. Bisnisnya semakin sukses hingga melahirkan perusahaan Group Summarecon Agung. Summarecon terkenal dengan konsep kawasan residensial dan komersial yang cukup unik, yakni kota kecil dengan fasilitas smart city.
Mochtar Riady adalah kunci di balik kesuksesan perusahaan Lippo Group. Lahir pada 12 Mei 1929 di Malang, Mochtar Riady merupakan anak dari keluarga yang berasal dari Fujian, Cina. Setelah lulus dari Universitas Nanjing di Cina, dia pindah ke Jakarta untuk merintis karier sebagai pegawai bank.
Pada 1971, Mochtar bergabung dengan Panin Bank yang saat itu masih unggul dari BCA. Pada 1978, dia pindah ke BCA dan mengaplikasikan seluruh pengalamannya di bank tersebut. Seiring dengan perjalanan kariernya, Mochtar Riady berhasil membeli separuh saham Bank Perniagaan Indonesia pada 1981 dan kemudian merger dengan Bank Umum Asia sebelum akhirnya mendirikan Lippo Bank.
Nah, dari sinilah lahir Lippo Group yang kini terus berkembang ke berbagai sektor industri. Di antaranya keuangan, pendidikan, media, hingga real estat. Beberapa produk properti yang telah dibangun oleh Lippo Group adalah Lippo Cikarang, Lippo Village Karawaci, Taman Bunga Makassar, dan Holland Village Manado.
Eka Tjandranegara merupakan pemilik Grup Mulia yang menaungi 41 anak perusahaan di Indonesia dan luar negeri. Lahir pada 1963 di Kalimantan Barat, Eka mendirikan perusahaan Grup Mulia bersama ayah dan dua saudaranya. Perusahaan ini fokus pada bidang industri properti, logam, keramik, dan kaca.
Grup Mulia sendiri terkenal dengan kecepatannya dalam menyelesaikan proyek properti. Ini lantaran Grup Mulia diperkuat oleh tim yang profesional, baik dari divisi arsitek hingga kontraktor.
Grup Mulia berhasil membangun banyak proyek di tiga lokasi strategis di DKI Jakarta, seperti Kuningan, Thamrin, dan Sudirman. Beberapa produk properti Grup Mulia yang sudah dibangun adalah Menara Mulia, Wisma Mulia, Hotel Mulia, Plaza Kuningan, dan apartemen di kawasan Taman Anggrek.
Itulah tujuh pengusaha properti tersukses di Indonesia. Keberhasilan para pengusaha tersebut bisa menjadi bukti bahwa properti adalah sektor bisnis yang akan terus berkembang. Pasalnya, manusia akan selalu membutuhkan papan, baik itu residensial maupun komersial.