Investasi merupakan salah satu cara efektif untuk mencapai tujuan keuangan dalam jangka panjang. Dalam praktiknya, terdapat beberapa strategi investasi yang bisa dipilih sesuai dengan profil risiko sekaligus tujuan finansial seseorang. Dua di antaranya adalah investasi aktif dan investasi pasif.
Meskipun kedua jenis investasi tersebut sama-sama memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan, pendekatan yang diambil sangat berbeda. Untuk lebih jelasnya, simak dalam pembahasan berikut ini.
Melansir laman Investopedia, baik investasi aktif maupun pasif merupakan dua pendekatan investasi yang sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, sebelum itu, mari pahami terlebih dahulu pengertian dari keduanya.
Investasi aktif adalah strategi bagaimana investor secara aktif melakukan kegiatan trading, baik itu membeli maupun menjual aset dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka pendek. Investor yang menggunakan strategi ini disebut dengan active investor karena mereka memanfaatkan pergerakan harga aset yang terjadi dalam kurun waktu yang singkat. Mereka juga berusaha mengalahkan pasar dengan mengambil peluang dari fluktuasi harga yang terjadi.
Sebagai investor aktif, maka kamu perlu memiliki keterampilan analisis yang kuat dan pengetahuan yang mendalam tentang pasar aset. Di samping itu, kamu juga harus meluangkan waktu yang banyak karena harus memantau pergerakan pasar yang cukup banyak.
Investor aktif umumnya juga memanfaatkan banyak metode analisis, seperti analisis fundamental dan teknikal. Keduanya digunakan untuk memprediksi kapan waktu terbaik untuk melakukan penjualan dan pembelian aset.
Lebih lanjut, strategi ini memiliki salah satu keunggulan, yakni potensi keuntungan yang bisa diperoleh dalam waktu yang bisa dibilang relatif singkat. Namun, perlu diketahui, bahwa investasi aktif juga memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi pasif. Selain itu, biaya yang dikeluarkan, seperti biaya transaksi, juga lebih besar mengingat tingginya frekuensi trading.
Berbeda dengan investasi aktif, investasi pasif adalah strategi investasi yang lebih difokuskan untuk jangka panjang. Investor pasif cenderung membeli aset dan menahannya dalam jangka waktu yang lama. Harapannya aset tersebut akan mengalami kenaikan nilai seiring dengan berjalannya waktu. Strategi ini kerap juga disebut dengan strategi buy and hold.
Investasi pasif tidak mengharuskan investor untuk melakukan pemantauan pasar secara intensif sehingga lebih cocok untuk investor yang tidak memiliki banyak waktu atau minat untuk memantau pergerakan pasar secara terus-menerus. Di samping itu, biaya yang dikeluarkan dalam investasi pasif lebih rendah karena frekuensi trading yang minim pula.
Keuntungan dari investasi pasif umumnya didapatkan dari akumulasi nilai aset dalam periode waktu yang lama. Kendati demikian, strategi ini tidak mampu memberikan hasil yang besar dalam waktu singkat. Namun, dengan menerapkan pendekatan yang konsisten dan disiplin, maka investasi pasif bisa memberikan return yang stabil dan lebih aman dalam jangka waktu yang panjang.
Selain berbeda secara pengertian, investasi pasif dan aktif juga memiliki perbedaan mendasar yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih salah satunya. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara investasi aktif dan pasif:
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa investasi aktif cenderung memiliki biaya yang lebih tinggi karena frekuensi trading yang lebih tinggi pula. Setiap kali kamu melakukan transaksi, otomatis kamu harus mengeluarkan biaya, seperti pajak dan broker.
Sebaliknya, investasi pasif memiliki biaya transaksi yang lebih rendah karena frekuensi trading yang rendah pula. Produk investasi pasif, contohnya seperti pendanaan di platform P2P lending Danasyariah memiliki expense ratio yang lebih rendah dibandingkan dengan produk investasi aktif.
Investasi aktif merupakan strategi investasi yang bersifat spekulatif dan sangat bergantung pada kemampuan investor dalam memprediksi pergerakan pasar. Sebab itu, investasi aktif memiliki risiko yang lebih daripada investasi pasif.
Investasi pasif memiliki risiko rendah karena hanya fokus pada diversifikasi portfolio dan jangka panjang. Risiko dalam strategi investasi ini juga lebih terkendali karena investor cenderung membeli aset dan menahannya untuk prospek jangka panjang.
Investasi aktif memerlukan komitmen waktu yang lebih besar mengingat investor harus secara aktif memantau pergerakan pasar dan melakukan analisis secara terus-menerus. Sementara itu, investasi pasif tidak membutuhkan komitmen waktu yang banyak. Setelah selesai membeli aset, investasi pasif hanya perlu menahan aset tersebut dalam jangka waktu yang lama tanpa harus selalu memantau kondisi pergerakan pasar.
Investasi aktif memiliki potensi untuk menghasilkan keuntungan besar dalam jangka waktu yang singkat. Namun, risiko investasi aktif bisa dibilang juga sangat tinggi. Sementara itu, investasi pasif cenderung memiliki keuntungan yang stabil dalam jangka waktu yang panjang tetapi tidak terlalu besar bila dalam waktu yang singkat.
Setiap strategi investasi memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan sesuai dengan profil risiko, tujuan finansial, dan waktu yang dimiliki oleh investor. Bila kamu adalah seseorang yang memiliki waktu dan juga kemampuan analisis yang baik, serta siap menanggung risiko yang tinggi, investasi aktif mungkin lebih cocok untuk kamu. Potensi keuntungannya juga besar dan bisa didapatkan dalam waktu yang singkat bila kamu memahami strateginya.
Namun, bila kamu lebih mengutamakan keamanan dan kestabilan dalam investasi serta tidak memiliki banyak waktu untuk memantau kondisi pasar, maka investasi pasif bisa menjadi pilihan yang tepat. Meskipun keuntungan yang didapat mungkin tidak sebesar pada investasi aktif dalam jangka pendek, justru strategi ini bisa memberikan imbal hasil yang lebih stabil dan aman dalam jangka waktu yang panjang.
Kembali lagi, keputusan untuk memilih antara investasi aktif atau pasif sangat bergantung pada preferensi, kondisi, dan tujuan keuangan kamu. Pada dasarnya juga tidak ada strategi yang lebih baik dibanding strategi lainnya. Semuanya kembali pada bagaimana kamu ingin mewujudkan tujuan keuanganmu tersebut.