Investasi jangka panjang adalah salah satu langkah tepat untuk mengembangkan aset dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Kegiatan ini juga dapat menjaga nilai aset kekayaanmu. Dengan begitu, kamu bisa memiliki jaminan finansial bila terjadi hal tak terduga di masa depan nanti.
Banyak produk yang dapat digunakan sebagai investasi jangka panjang. Contohnya emas, obligasi, reksa dana, deposito, properti, dan lain sebagainya. Nah, kalau kamu berencana melakukan investasi jangka panjang tapi bingung mau mulai dari mana, baca ulasan berikut sampai habis.
Dalam investasi, ada istilah high risk high return. Artinya, semakin tinggi keuntungan, semakin tinggi pula risikonya. Hal ini berlaku untuk semua jenis instrumen investasi. Kira-kira apa saja risikonya? Berikut selengkapnya.
Semua produk investasi jangka panjang sangat dipengaruhi oleh tingkat inflasi pada periode tertentu. Ini lantaran nilai mata uang akan menurun saat terjadi inflasi. Alhasil, daya beli masyarakat pun juga ikut menurun. Contohnya kamu punya portofolio investasi sebesar 5 juta. Karena terjadi inflasi mencapai 2%, otomatis kamu kehilangan 100 ribu dari investasi tersebut.
Risiko pasar atau fluktuasi adalah naik turunnya nilai suatu aset. Ini terjadi karena adanya ketidakpastian pasar dan dapat membuat nilai investasi menurun atau bahkan menghilang. Risiko yang satu ini juga tak bisa dihindari oleh trader maupun investor.
Risiko likuiditas berkaitan dengan mudah atau tidaknya suatu investasi untuk dicairkan. Pasalnya, sejumlah instrumen investasi cenderung sulit untuk dicairkan. Contohnya seperti deposito di mana kamu tidak bisa mengambil imbal hasil atau seluruh investasi sebelum jatuh tempo.
Ada banyak produk investasi yang dapat digunakan untuk investasi jangka panjang. Kali ini, kita akan membahas lima instrumen yang paling banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Apa saja ya kira-kira?
Emas adalah logam mulia yang paling kerap digunakan sebagai investasi jangka panjang. Ini karena emas merupakan instrumen investasi fisik dan nilai intrinsiknya bisa dibilang lebih jelas. Di sisi lain, risiko instrumen ini cukup rendah dan nilainya cenderung mengalami peningkatan per tahun.
Kalau kamu tertarik, ada baiknya memilih emas batangan. Kenapa bukan emas perhiasan? Jawabannya karena perhitungan nilai emas batangan ditimbang dari berat aslinya. Kalau gak mau repot, kamu bisa berinvestasi emas melalui platform digital. Biasanya, kamu sudah bisa mulai berinvestasi hanya dengan modal 100 ribu.
Reksa dana adalah salah satu produk investasi yang akhir-akhir sedang naik daun. Ini lantaran modal yang dibutuhkan cukup kecil, yakni mulai dari 100 ribu saja per bulan sehingga banyak investor pemula yang lebih memilih reksa dana.
Ada lima jenis produk reksa dana, yakni pasar uang, saham, campuran, index, dan pendapatan tetap. Masing-masing memiliki risiko dan potensi yang berbeda-beda. Para investor pemula umumnya lebih memilih pasar uang karena risikonya rendah. Sedangkan yang potensi imbal hasilnya tinggi adalah reksa dana saham yang mana risikonya juga tinggi.
Deposito adalah produk investasi jangka panjang yang mirip seperti tabungan. Namun imbal hasilnya lebih tinggi dibanding tabungan biasa. Biasanya, suku bunga yang dikenakan berkisar dari 5% hingga 6% per tahun dan bahkan ada juga lebih dari 6%.
Meski suku bunga yang ditawarkan tinggi, deposito memiliki jatuh tempo. Artinya, nasabah tak bisa mengambil uang yang diinvestasikan sebelum jatuh tempo. Bila diambil sebelum masa tenor, maka nasabah akan dikenakan penalti.
Saham lebih cocok untuk investor berpengalaman karena memiliki risiko sangat tinggi meskipun potensi return-nya juga tinggi. Pada dasarnya, saham adalah bentuk bukti kepemilikan suatu badan usaha.
Jadi, bila kamu membeli saham, berarti kamu membeli sebagian dari hak kepemilikan atas badan usaha terkait. Semakin banyak saham yang kamu beli, otomatis semakin besar persentase hak milik kamu.
Tak sedikit masyarakat yang memilih properti sebagai investasi jangka panjang. Sama seperti emas, properti ada benda fisiknya. Nilainya juga terus meningkat, yakni sekitar 20% per tahun. Di sisi lain, risiko investasi properti rendah asalkan properti terkait dirawat secara berkala.
Cara paling simpel untuk mulai melakukan investasi properti adalah dengan membeli hunian. Bisa juga dengan membeli tanah lalu dibangun properti residensial atau komersial di atasnya. Kamu juga bisa menyewakannya untuk mendapatkan pemasukan tambahan.
Hanya saja, butuh modal besar untuk memulai investasi produk properti. Terlebih bila kamu membeli properti di kawasan perkotaan, jelas modalnya tidak sedikit. Namun, imbal baliknya juga besar bila laku terjual.
Selain dengan membeli properti fisik, ada alternatif lain yang lebih praktis, yakni dengan menjadi pendana P2P lending khusus pembiayaan properti. Banyak fintech di Indonesia yang bergerak di sektor ini, contohnya Danasyariah. Cara kerjanya mirip seperti deposito di mana kamu menginvestasikan sejumlah uang ke perusahaan P2P dalam jangka waktu tertentu.
Uang yang kamu investasikan akan digunakan perusahaan untuk melakukan pembiayaan kepemilikan properti. Nah, return yang kamu dapatkan berasal dari nasabah yang mendapatkan pembiayaan. Biasanya, kamu bisa melakukan pendaan mulai dari 100 ribu atau 1 juta per bulan.
Sudah tahu instrumen investasi mana yang mau kamu pilih? Sebelum menentukan pilihan, ada beberapa strategi investasi yang perlu kamu tahu, yakni:
Profil risiko menunjukkan tingkat kemampuan seorang investor dalam menghadapi risiko suatu produk investasi. Tujuannya agar kamu bisa menentukan produk investasi yang sesuai dengan kemampuan finansial kamu. Selain itu, juga untuk mencegah risiko investasi yang kemungkinan besar bisa mengganggu kondisi keuanganmu.
Saat memutuskan untuk melakukan investasi jangka panjang, berarti kamu wajib untuk selalu mengedukasi dirimu sendiri. Sebagai contoh, kamu membeli properti sebagai investasi. Berarti kamu harus selalu update dengan info-info terbaru mengenai pasar properti.
Kamu harus mempelajari produk properti apa yang potensial untuk beberapa tahun mendatang. Kemudian, pilih produk tersebut dan pelajari cara-cara untuk mengembangkan nilainya. Baik itu dengan cara disewakan atau mungkin dijual kembali.
Satgas Waspada Investasi melaporkan bahwa kerugian masyarakat Indonesia akibat investasi bodong dari tahun 2018-2022 mencapai lebih dari 123 triliun. Mayoritas masyarakat yang menjadi korban umumnya adalah mereka yang terlalu fokus pada imbal hasil tinggi tanpa menghiraukan risikonya.
Padahal, investasi itu butuh komitmen dan kesabaran. Prosesnya lama dan tidak langsung memberikan keuntungan besar. Besar kecilnya keuntungan juga dipengaruhi oleh pergerakan pasar. Sebab itu, sabar dan komitmen adalah dua kunci utama dalam berinvestasi jangka panjang.
Jadi, bagaimana, sudah siap berinvestasi? Ada banyak produk yang bisa kamu jadikan investasi jangka panjang. Apa pun itu, pilihlah yang sesuai dengan kondisi keuangan dan kebutuhan masa depan kamu.