Properti merupakan salah satu sektor industri yang menggerakkan perekonomian negara. Sektor ini juga memiliki potensi signifikan untuk terus berkembang dan memberikan imbal hasil bagi semua yang terlibat dalam bisnis ini.
Namun perlu diketahui bahwa industri properti tak hanya seputar jual beli dan sewa menyewa produk properti, melainkan juga melibatkan proses perencanaan, konstruksi, pemeliharaan, dan pemasaran. Seluruh proses dalam industri properti tersebut membutuhkan modal yang pada dasarnya didapatkan dari investor.
Tahun 2024 menjadi tahun yang cukup membutuhkan pertimbangan untuk melakukan investasi properti. Pasalnya, tahun ini bertepatan dengan tahun diselenggarakannya pemilu. Di sisi lain, ada sejumlah tren investasi yang tampaknya akan sangat menguntungkan di tahun 2024. Untuk lebih jelasnya, simak uraian lengkapnya berikut ini.
Perusahaan konsultan real estat Knight Frank Asia Pasifik baru saja merilis laporan terbaru dengan tajuk Asia Pacific Tomorrow. Laporan tersebut merangkum perjalanan atau prediksi investasi properti di Indonesia pada paruh kedua tahun 2024 yang dipetakan dalam empat kategori utama. Adapun keempat kategori tersebut adalah:
Core merupakan kategori yang mencakup berbagai jenis aset properti dengan risiko rendah atau bisa dibilang relatif aman dengan potensi imbal hasil yang stabil. Di Indonesia, subsektor produk properti yang tergolong dalam kriteria Core adalah properti residensial dan komersial industri. Lebih lanjut, di kawasan Asia Pasifik secara menyeluruh, properti komersial seperti pabrik industri dan gedung perkantoran masuk ke dalam kategori Core.
Kategori yang kedua adalah Core Plus, yakni aset properti yang risiko investasinya tergolong rendah hingga sedang. Di Tanah Air, subsektor properti yang masuk dalam kategori kedua ini adalah gudang atau warehouse. Sementara itu di kawasan Asia Pasifik, aset Core Plus didominasi oleh properti industri.
Pada kategori ketiga adalah Value Add, yakni aset properti yang memiliki tingkat risiko sedang hingga tinggi. Subsektor properti di Indonesia yang masuk dalam kategori properti Value Add adalah gudang. Sementara, di kawasan Asia Pasifik, produk properti yang masuk ke dalam kriteria aset Value Add relatif lebih beragam.
Hal tersebut lantaran setiap negara di Asia Pasifik memiliki potensi sekaligus tantangan yang berbeda-beda, utamanya dalam pertumbuhan industri properti. Di Asia Pasifik, kriteria Value Add didominasi oleh properti seperti gedung perkantoran, ritel data center, gudang, hingga produk-produk properti residensial.
Terakhir, kategori keempat adalah Opportunistic, yakni segala jenis aset properti yang tingkat risiko investasinya cenderung tinggi. Hal ini lantaran jenis properti dalam kategori tersebut kerap membutuhkan perbaikan besar atau bahkan complete repositioning.
Subsektor properti di Tanah Air yang tergolong dalam ketegori Opportunistic adalah gedung-gedung untuk bisnis ritel. Lebih lanjut, ritel juga termasuk produk properti yang cukup potensial untuk digunakan sebagai investasi repurposing di Indonesia.
Secara keseluruhan, Indonesia masih menjadi negara di mana subsektor properti residensial mendominasi pasar. Pertumbuhan subsektor ini cukup stabil lantaran adanya peningkatan permintaan dari kalangan end-user, sedangkan para investor masih mengambil sikap wait and see.
Sementara itu, subsektor properti industri dan gudang termasuk subsektor dengan resiliensi yang cukup solid. Kendati demikian, investor tetap harus waspada dan cermat dalam mengambil keputusan untuk melakukan ekspansi.
Memasuki tahun 2024, ada sejumlah subsektor properti yang diprediksi akan menghasilkan banyak cuan untuk para investor. Berikut 4 tren investasi tersebut:
Tren investasi pertama yang patut diperhatikan pada tahun 2024 ini adalah jual beli tanah, terutama tanah yang ada di lokasi-lokasi strategis. Tanah merupakan aset fisik yang jumlahnya tidak dapat diperbanyak, tetapi memiliki potensi kenaikan harga jual yang cukup signifikan seiring dengan berjalannya waktu.
Di sisi lain, risiko investasi produk properti ini relatif rendah. Sebab itu, tanah menjadi aset pilihan bagi para investor yang mencari stabilitas dalam portofolio investasi mereka. Dalam memilih tanah, lokasi strategis harus menjadi prioritas karena merupakan kunci kesuksesan dalam berinvestasi. Lokasi yang dekat dengan pusat kota, bisnis, atau pusat pendidikan merupakan lokasi yang banyak diburu para pebisnis.
Subsektor properti di bidang pariwisata seperti homestay menjadi salah satu aset investasi yang tampaknya akan sangat menarik di tahun 2024. Tak hanya menarik bagi pasar wisatawan lokal, tetapi juga mancanegara. Homestay merupakan konsep penginapan yang memberikan pengalaman seperti tinggal di rumah sendiri dan ini menjadi favorit para pelancong yang mencari kenyamanan selagi liburan.
Properti homestay yang dilengkapi dengan fasilitas lengkap dapat menjadi daya tarik utama bagi calon penyewa. Lokasi strategis dengan desain eksterior serta interior yang kekinian juga menjadi kunci keberhasilan dalam menjalankan bisnis homestay.
Properti dengan konsep co-living space menjadi salah satu aset investasi yang cukup menarik perhatian. Pada dasarnya, properti ini mirip seperti indekos tetapi di dalam satu hunian. Jadi, di dalam hunian tersebut ada banyak kamar dengan fasilitas bersama seperti ruang tamu, dapur, dan lain sebagainya.
Properti semacam ini lebih ditujukan pada generasi muda seperti digital nomad, pekerja profesional, dan mahasiswa. Anak-anak muda ini cenderung memiliki gaya hidup kolaboratif dan membutuhkan tempat tinggal yang terjangkau dan nyaman. Sebab itu, investasi co-living space cukup menggiurkan, terutama bila dibangun di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan tujuan favorit para digital nomad, yakni Pulau Bali.
Di tengah pesatnya perkembangan era digital, penjualan properti secara online menjadi tren yang bisa diabaikan. Platform digital seperti situs web, media sosial, aplikasi, dan marketplace khusus properti memainkan peran penting dalam mendukung transaksi properti.
Kenyamanan, kecepatan, dan informasi lengkap yang dapat diakses hanya melalui internet membuat penjualan properti secara online makin diminati. Hal ini membuka peluang bagi para investor untuk menanam modal pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang property technology/proptech (teknologi properti).
Contohnya seperti P2P lending Danasyariah yang bergerak di bidang protech finansial, lebih tepatnya pada pembiayaan properti. Melalui perusahaan ini, para investor dapat melakukan investasi dalam bentuk pendanaan terhadap proyek-proyek properti dengan minimal nominal dan tenor yang sudah ditentukan.
Nah, itulah beberapa prediksi tren investasi properti yang tampaknya bakal cuan di 2024. Kira-kira mana yang menurut kamu bakal memberikan imbal hasil optimal? Apa pun pilihan kamu, pastikan untuk terlebih dahulu menganalisis potensi keuntungan dan risiko yang kemungkinan timbul.
Selamat berinvestasi!