Dalam dunia konstruksi, pemilihan jenis pasir yang tepat menjadi salah satu faktor yang krusial. Satu jenis pasir dengan jenis lainnya memiliki karakteristik dan kegunaan yang berbeda-beda. Jika salah memilih pasir, tentu akan sangat berdampak terhadap kualitas bangunan. Sebab itu, pemahaman mengenai jenis-jenis pasir dalam proyek konstruksi adalah hal yang penting.
Pasir yang digunakan untuk membuat batu batako jelas berbeda dengan pasir untuk membuat fondasi. Beda juga dengan pasir yang biasa digunakan untuk membuat adonan plester dinding. Dengan kata lain, kamu tidak boleh sembarangan memilih jenis pasir karena harganya murah atau mudah didapatkan.
Langsung saja, simak ulasan mengenai beberapa jenis pasir dalam proyek konstruksi berikut ini.
Pasir beton adalah salah satu jenis pasir yang umum digunakan dalam proyek konstruksi di Indonesia. Pasir ini memiliki tekstur yang halus saat digenggam. Warnanya cenderung hitam legam. Jenis pasir ini juga bebas dari campuran tanah dan bila digenggam akan langsung hancur.
Sebab itu, pasir beton sangat umum digunakan sebagai bahan campuran untuk membuat adonan pengecoran atau perekat satu bagian bangunan dengan yang lainnya. Di antaranya untuk mengecor dinding, membuat fondasi bangunan, memplester dinding, dan merekatkan batu bata.
Jenis pasir selanjutnya yang umum digunakan pada konstruksi bangunan adalah pasir merah atau jebrod. Pasir ini tergolong sebagai pasir kasar yang tidak mudah hancur. Pasir merah memiliki butiran pasir yang tercampur dengan batuan yang ukurannya cenderung lebih besar dibanding batuan pada jenis pasir lainnya.
Pasir merah umumnya digunakan sebagai salah satu bahan campuran untuk membuat adonan cor bersama pasir beton. Ini lantaran pasir merah memiliki tekstur yang kasar sehingga kuat untuk dijadikan bahan cor. Pasir ini banyak ditemukan di Jebrod, Cianjur dan Sukabumi. Sebab itu, pasir merah disebut juga sebagai pasir jebrod.
Pasir urug adalah salah satu jenis pasir yang banyak digunakan dalam proyek konstruksi. Jenis pasir satu ini memiliki butiran yang cenderung lebih kasar dari pasir lainnya. Kualitasnya pun tak sebaik pasir-pasir yang digunakan sebagai fondasi bangunan atau perekat material.
Sesuai namanya, pasir ini hanya digunakan sebagai material untuk menstabilkan tanah dan meratakan beban atau istilah populernya adalah untuk menguruk tanah. Proses ini diperlukan agar proses konstruksi selanjutnya dapat dilaksanakan dengan baik.
Biasanya, pasir yang digunakan untuk menguruk tanah berasal dari limbah pasir. Limbah yang dimaksud dini berasal dari penyaringan pasir cuci, pasir sedot, atau sisa-sisa ayakan pasir.
Pasir sungai adalah salah satu jenis pasir yang sering digunakan untuk material konstruksi. Sesuai dengan namanya, jenis pasir ini diambil dari sungai langsung. Pasir sungai umumnya berasal dari batuan tajam dan keras yang terkikis karena kondisi lingkungan.
Proses pengikisan tersebut kemudian menghasilkan pasir dengan butiran halus berukuran 0,063 milimeter sampai sekitar 5 milimeter. Artinya, pasir sungai memiliki tekstur yang sangat halus. Sebab itu, pasir ini umumnya dipakai untuk bahan campuran pengecoran atau fondasi bangunan karena dianggap bisa membuat fondasi lebih tahan lama.
Jenis pasir selanjutnya yang digunakan dalam proyek konstruksi adalah pasir elod. Pasir satu ini memiliki warna abu-abu gelap, tetapi ada juga yang warnanya hitam kelam. Warna gelap pada pasir elod berasal dari tanah yang ada dalam pasir ini. Sementara itu, butiran pasir ini cenderung sangat kecil dan terasa halus bila digenggam.
Pasir elod tidak bisa langsung digunakan pada konstruksi bangunan. Ini lantaran pasir ini mengandung banyak tanah di dalamnya. Untuk bisa digunakan sebagai material bangunan, pasir ini harus dicampur terlebih dahulu dengan pasir beton. Biasanya campuran ini digunakan untuk memplester dinding.
Pasir mundu sudah sangat biasa digunakan dalam proyek pembangunan. Namanya mungkin masih asing bagi kamu yang awam soal konstruksi. Meskipun begitu, kamu akan langsung bisa mengenali pasir ini dari warnanya yang cenderung kecokelatan dan teksturnya yang cenderung kasar.
Pasir mundu juga banyak dijumpai di berbagai toko bangunan. Ini lantaran harganya relatif murah dan kualitasnya cukup baik. Umumnya, pasir mundu digunakan sebagai campuran untuk plester dinding atau untuk memasang bata.
Sesuai namanya, pasir bangka merupakan pasir yang banyak ditemukan di Bangka Belitung. Berdasarkan kualitasnya, pasir ini memiliki dua jenis, yakni pasir standar dan pasir super yang berwarna putih bersih. Selain putih, pasir bangka juga ada yang cokelat keputihan kuning kecokelatan, dan cokelat tergantung area tambangnya.
Pasir bangka biasa digunakan sebagai campuran beton, plester, cor, dan bahkan campuran dalam pembuatan kaca dan gelas. Selain itu, pasir ini juga banyak digunakan pada industri aquarium, hiasan meja, dan industri kerajinan lainnya.
Pasir lampung berasal dari daerah-daerah di Lampung. Pasir ini memiliki tekstur halus dan lembut. Warnanya krem kemerahan atau kekuningan tergantung pada kondisi galian di daerah yang ditambang.
Pasir lampung umumnya digunakan untuk merekatkan keramik, bata merah, granit, marmer, dan lain sebagainya. Di samping itu, pasir ini juga tergolong pasir yang bisa langsung dipakai tanpa harus disaring ulang terlebih dahulu.
Seperti disebutkan sebelumnya, pasir adalah salah satu material utama dalam proyek konstruksi. Pasir memiliki peran krusial karena bisa digunakan sebagai campuran fondasi, perekat, dan lain sebagainya. Nah, selain dibedakan dari jenisnya, pasir juga dibedakan dari kualitasnya. Berikut adalah ciri-ciri pasir yang berkualitas:
Itu tadi jenis-jenis pasir yang banyak digunakan dalam konstruksi bangunan. Selain jenisnya berbeda, kualitas satu jenis pasir juga beragam. Makin bagus kualitas pasir, tentu harganya juga makin mahal. Kendati demikian, harga dan kualitas jenis pasir tentunya tetap akan sejalan dengan hasil konstruksi yang lebih kokoh dan awet.