Di era serba teknologi seperti sekarang ini, smart home atau rumah pintar menjadi salah satu inovasi yang paling menarik perhatian di sektor properti. Data Statista melaporkan bahwa jumlah smart home di seluruh dunia diperkirakan akan terus meningkat dan menyentuh angka 311,9 juta unit pada 2023 hingga 2027.
Peningkatan jumlah unit smart home jelas bukan hal yang mustahil. Pasalnya, rumah pintar menawarkan kenyamanan dan kemudahan yang tidak ada pada unit rumah konvensional. Berbagai teknologi yang terkoneksi dengan internet diaplikasikan pada smart home untuk mempermudah aktivitas penghuninya. Namun, di balik kenyamanan tersebut, ada potensi risiko keamanan dan privasi yang perlu diperhatikan.
Daya tarik terbesar dalam smart home adalah penggunaan perangkat yang terkoneksi dengan internet untuk memantau, mengatur, dan menjaga keamanan rumah dan segala isinya dari mana saja. Hanya saja, di balik segala kemudahan tersebut, ada risiko keamanan data yang mengancam pemilik rumah.
Sebuah penelitian pada 2021 menunjukkan bahwa smart home rentan terhadap sejumlah serangan data. Sudah banyak kasus pemilik smart home melaporkan terjadinya serangan pada sistem rumah mereka. Di antaranya percobaan peretas untuk mengendalikan lampu pintar dan smart TV dari jarah jauh, membuka kunci pintu yang dilengkapi dengan perangkat IoT (Internet of Things), dan menyalakan kamera pintar dari jarak jauh.
Selain beberapa kasus tersebut, masih ada risiko keamanan dan privasi lainnya dalam smart home. Adapun risiko yang dimaksud antara lain:
Salah satu risiko utama dalam rumah pintar adalah kemungkinan diretasnya jaringan rumah kamu. Rumah kamu mungkin memiliki router Wi-Fi dengan tingkat keamanan lemah atau kata sandi yang mudah ditebak. Jika seperti ini, peretas bisa memanfaatkan untuk masuk dengan mudah ke jaringan internet kamu. Dari sanalah mereka dapat mengendalikan perangkat smart home atau bahkan mengakses data-data penting.
Kamera pengawas yang terhubung ke internet adalah salah satu perangkat krusial dari sebuah smart home. Namun, pihak-pihak yang tak bertanggung jawab dapat memanfaatkannya untuk menyadap aktivitas di dalam rumah kamu. Tentu ini adalah ancaman serius terhadap privasi kamu dan sekeluarga.
Semua perangkat pintar pada smart home dibuat untuk mengenali kebiasaan penghuninya. Hal ini termasuk jadwal aktivitas dan preferensi kamu terhadap suatu hal. Sebagai contoh, kamu biasa menghidupkan sistem audio pada sore hari atau menonton saluran TV A. Nah, semua ini adalah data dan bisa saja dicuri oleh peretas untuk melakukan serangan phishing atau pencurian identitas.
Phlashing merupakan serangan bertubi-tubi yang menyerang perangkat IoT dalam smart home. Serangan ini umumnya cukup brutal hingga membuat perangkat IoT mengalami kerusakan dan harus diganti.
Potensi risiko keamanan dan privasi di atas jelas perlu diatasi dengan sungguh-sungguh. Sebab, keamanan dan privasi penghuni merupakan dua aspek penting dalam rumah pintar yang kini makin canggih. Di sisi lain, menyadari risiko ini adalah langkah pertama untuk melindungi diri sendiri dan keluarga kamu dari berbagai ancaman siber.
Teknologi dalam smart home telah mengubah cara hidup masyarakat berkat kemudahan dan efisiensi yang ditawarkan. Namun, di balik kemudahan tersebut terdapat tanggung jawab yang besar, yakni memastikan keamanan penghuni dan smart home itu sendiri. Di bawah ini adalah berbagai langkah pencegahan risiko keamanan dan privasi dalam smart home.
Langkah pertama yang perlu kamu lakukan adalah memastikan bahwa jaringan internet rumah kamu aman. Seperti yang sudah kamu ketahui, router merupakan jantung dari jaringan pada smart home. Itulah sebabnya kamu harus mengganti kata sandi default dengan kata sandi yang kuat. Kalau perlu, ganti kata sandi secara berkala.
Selain itu, pastikan kata sandi terdiri dari kombinasi huruf, angka, dan karakter khusus sehingga sulit ditebak oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Perbarui pula firmware router secara berkala untuk mengatasi kerentanan yang mungkin sudah diketahui oleh pihak produsen router.
Selanjutnya, aktifkan enkripsi WPA3 pada jaringan internet rumah. WPA3 sendiri memiliki tingkat enkripsi yang lebih kuat dibanding WPA2 atau WEP. Dengan begitu, jaringan internet rumah lebih sulit dibobol oleh peretas.
Tak hanya jaringan internet, perangkat IoT fisik pada smart home juga harus terlindungi. Dengan kata lain, kamu harus mengamankan perangkat-perangkat seperti kamera pengawas dengan kata sandi yang kuat. Hindari penggunaan kata sandi yang mudah ditebak, seperti tanggal lahir kamu atau mungkin nama hewan peliharaan kamu.
Tak hanya itu, gunakan pula autentikasi dua faktor untuk perangkat-perangkat IoT. Dengan autentikasi ini, sekalipun kata sandi kamu bocor, peretas tetap kesulitan untuk mengakses perangkat rumah kamu tanpa adanya izin tambahan.
Selain mengamankan perangkat dan jaringan, penting juga untuk memahami bagaimana data pribadi kamu dan keluarga dikelola dalam sistem smart home. Sebelum mengintegrasikan perangkat IoT, teliti dengan saksama kebijakan privasi dari setiap perangkat yang akan kamu gunakan. Pastikan kamu paham bagaimana data pribadi kamu akan digunakan dana siapa saja yang memiliki akses ke data tersebut.
Penting pula bagi kamu untuk membatasi penggunaan informasi pribadi pada perangkat IoT. Hanya berikan data yang benar-benar diperlukan untuk menggunakan perangkat tersebut. Jangan ragu untuk meninjau kembali pengaturan privasi pada perangkat IoT di rumah kamu. Sebab, dengan langkah-langkah inilah kamu bisa menjaga privasi data pribadi kamu dan keluarga.
Saat kamu membeli perangkat IoT untuk smart home, ada beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan, terutama dalam hal keamanan. Cari tahu bagaimana reputasi produsen produk yang mau kamu beli dan lakukan riset mendalam terhadap rekam jejak keamanan mereka. Produsen yang profesional tentu akan rutin memperbarui fitur keamanan pada perangkat mereka sehingga pengguna tetap merasa aman.
Selain itu, cek apakah produk yang mau kamu beli memiliki layanan purnajual dari produsennya. Layanan ini merupakan bukti tanggung jawab produsen atas segala perangkat yang mereka produksi. Jadi, bila perangkat mengalami kendala, seperti masalah keamanan data, produsen akan langsung menanganinya. Dengan langkah ini, kamu bisa memastikan bahwa semua perangkat IoT yang kamu gunakan benar-benar aman dan dapat diandalkan.
Semua perangkat pintar dalam smart home memang memudahkan hidup penghuninya. Namun, kita tidak boleh mengabaikan risiko-risiko keamanan dan privasi data terkait dengan inovasi teknologi ini. Dengan menerapkan tindakan preventif yang tepat, kamu bisa menikmati kenyamanan smart home tanpa mengkhawatirkan keamanan dan privasi kamu serta keluarga. Sebab, keamanan dan privasi dalam rumah pintar adalah tanggung jawab bersama setiap penghuninya.