Di era digital yang makin berkembang ini, kehidupan masyarakat bisa dibilang makin terhubung. Berbagai inovasi teknologi yang telah diciptakan manusia mempermudah hidup mereka. Tak hanya untuk berkomunikasi, tetapi juga untuk bekerja, berbelanja, dan bahkan belajar secara online.
Namun di balik semua kemudahan tersebut, ada ancaman yang mengintai keamanan data setiap pengguna atau biasa disebut dengan keamanan siber atau cyber security. Keamanan siber merupakan perlindungan sistem komputer dan jaringan dari berbagai ancam seperti malware, peretasan, dan pencurian data.
Meskipun terdengar seperti isu-isu yang hanya relevan bagi institusi besar atau mereka yang melek teknologi, kenyataannya keamanan siber adalah sesuatu yang harus dipedulikan oleh semua orang. Mengapa demikian? Ini lantaran setiap individu yang menggunakan internet rentan terhadap serangan siber.
Baru-baru ini Indonesia mengalami serangan ransomware, tepatnya pada Pusat Data Nasional Sementara. Akibatnya, data dari ratusan instansi terkunci dan bahkan kabarnya tak bisa dipulihkan. Memang tidak ada satu pun negara yang tidak terkena masalah ransomware. Namun hal ini bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh mengingat Indonesia sudah pernah terkena serangan siber.
Ancaman terhadap privasi data merupakan salah satu bentuk ancaman terhadap pertahanan negara. Dalam konteks individu, saat kamu menggunakan internet, banyak sekali data pribadi yang kamu bagikan, baik secara sadar maupun tidak sadar. Data yang dimaksud bisa berupa informasi pribadi, seperti nama, alamat, nomor telepon, hingga data keuangan seperti nomor rekening. Bila data-data ini jatuh ke tangan yang salah, konsekuensinya bisa sangat berbahaya.
Salah satu bentuk ancaman siber yang paling umum terjadi adalah malware, yakni sejenis perangkat lunak yang bisa mencuri data hingga merusak sistem komputer. Indonesia masuk dalam daftar negara yang rentan terhadap serangan malware. Menurut data yang dipublikasikan Daily Social, Indonesia memiliki kasus malware tertinggi di Asia Pasifik. Pada 2019, tingkat serangan malware mencapai 10,68%. Meskipun pada periode berikutnya mengalami penurunan, intensitas serangan malware di Tanah Air masih dua kali lebih tinggi dari keseluruhan kasus regional.
Ancaman lain seperti phising, yakni peretas mencoba mencuri informasi dengan menyamar sebagai institusi tepercaya melalui email atau situs web palsu juga masih masif terjadi di Indonesia. Selain karena rendahnya tingkat keamanan siber, kurangnya kesadaran akan pentingnya keamanan siber juga menjadi salah satu faktor utama yang membuat banyak entitas rentan terhadap serangan.
Indonesia termasuk negara dengan pengguna internet tertinggi di dunia. Sayangnya, banyak dari mereka yang tidak menyadari pentingnya menjaga data-data pribadi, seperti melakukan pergantian kata sandi secara berkala atau menggunakan kata sandi yang kuat. Akibatnya, mereka kerap menjadi sasaran empuk bagi peretas.
Keamanan informasi merupakan aspek krusial dalam menjaga kerahasiaan dan integritas data, baik untuk perorangan maupun organisasi. Informasi sendiri merupakan salah satu aset paling berharga yang perlu dilindungi dari ancaman siber, baik dari internal maupun eksternal. Ancam eksternal bisa berupa peretasan, sabotase, serangan malware dan sebagainya. Sementara itu, ancaman internal bisa berupa ketidaktahuan atau kelalaian pengguna.
Keamanan informasi memiliki tiga karakteristik utama, yakni:
Memahami tentang pentingnya menjaga keamanan informasi bukan hanya soal melindungi data dari peretas, tetapi juga memastikan bahwa data tetap akurat dan tersedia saat diperlukan. Keamanan informasi juga penting bagi individu maupun organisasi guna meminimalkan risiko yang bisa saja timbul dari penggunaan data. Di sisi lain, keamanan informasi, khususnya di tingkat negara, bisa memengaruhi keamanan negara bahkan global.
Meningkatkan keamanan siber memerlukan pendekatan yang komprehensif dan umumnya melibatkan teknologi, regulasi, dan pendidikan. Melansir dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil guna meningkatkan keamanan siber:
Menggunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk setiap akun merupakan hal krusial untuk melindungi data pribadi. Hindari pula penggunaan kata sandi yang relatif mudah ditebak. Gunakan kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol. Selain itu, upayakan untuk memperbarui kata sandi secara berkala guna meminimalkan risiko pembobolan data.
Autentikasi dua faktor berguna untuk memberikan lapisan keamanan tambahan dengan meminta pengguna untuk melakukan verifikasi identitas saat akan masuk ke akun mereka, seperti melalui kode OTP atau aplikasi autentikasi. Metode ini sudah banyak diterapkan oleh entitas organisasi, seperti penyedia layanan keuangan agar akun nasabah lebih sulit diakses oleh pihak yang tidak berwenang.
Pembaruan aplikasi mobile atau perangkat lunak pada komputer secara rutin merupakan salah satu cara untuk melindungi data-data pribadi. Pembaruan ini umumnya mencakup perbaikan fitur keamanan terhadap bug atau kerentanan yang baru ditemukan. Untuk itu, pastikan untuk selalu memperbarui aplikasi maupun sistem operasi bila muncul notifikasi untuk pembaruan agar keamanan perangkat dan data tetap terjaga.
Edukasi merupakan kunci untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya ancaman siber. Pelatihan keamanan siber harus diberikan tak hanya kepada para staf IT, tetapi juga kepada semua pengguna dalam suatu organisasi. Peningkatan kualitas pendidikan yang berhubungan dengan IT juga perlu ditingkatkan untuk menghasilkan lebih banyak sumber daya manusia yang memiliki kemampuan komprehensif dalam hal keamanan siber.
Enkripsi merupakan proses mengubah data menjadi kode yang hanya bisa diakses oleh mereka yang memiliki kunci dekripsi. Dengan enkripsi, sekalipun data dicuri, peretas tetap tidak akan bisa membukanya tanpa memiliki kuncinya.
Selain dengan enkripsi, mencadangkan data secara berkala juga bisa digunakan untuk melindungi data bila terjadi serangan siber atau kerusakan sistem yang mengakibatkan hilangnya data. Simpan cadangan data di lokasi yang aman atau terpisah dari server utama.
Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa keamanan siber merupakan isu yang harus menjadi perhatian semua kalangan di era digital ini. Ancaman terhadap privasi data tak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada organisasi, negara, hingga keamanan global.
Itulah sebabnya penting bagi semua pihak untuk mengupayakan pentingnya kesadaraan terhadap keamanan siber. Pemerintah juga harus turun tangan untuk meningkatkan edukasi keamanan siber agar lebih banyak sumber daya manusia yang ahli dalam bidang keamanan siber.