5 Cara Kelola Uang di Tengah Gaya Hidup Digital

Simak di sini cara mengelola uang di tengah gaya hidup digital. Mulai dari budgeting, menabung, hingga investasi halal!
Sumber : Envato

Hidup di zaman sekarang ini, kamu bisa membeli apa pun hanya dengan beberapa klik. Mau pesan makanan, belanja pakaian, bayar tagihan, bahkan investasi pun bisa kamu lakukan dari genggaman tangan. Namun kemudahan ini memiliki dua sisi, di satu sisi memudahkan hidup dan di sisi lain membuat kamu menjadi pemboros bahkan tanpa kamu sadari.

Menurut data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia pada tahun 2024 menyentuh angka 221,5 juta. Dengan begitu banyaknya pengguna internet di negara ini, otomatis kebiasaan yang berhubungan dengan dunia digital juga ikut berubah, termasuk soal mengelola uang.

Terlebih saat ini banyak layanan keuangan digital yang sekilas bisa mempermudah hidup, seperti layanan paylater dan produk e-wallet. Namun di balik manfaat yang ditawarkan, ada potensi di mana masyarakat bisa terjebak masalah keuangan.

5 Cara Mengelola Uang di Tengah Gaya Hidup Digital

Gaya Hidup Digital
Sumber : Envato

Agar kamu tetap bisa menjalani gaya hidup digital tanpa tersandung masalah keuangan, berikut beberapa cara mengelola uang yang relevan dengan zaman sekarang. Yuk, simak baik-baik dan mulai terapkan di kehidupan kamu.

Buat Anggaran yang Realistis

Langkah pertama dan yang paling utama adalah membuat anggaran keuangan bulanan yang sesuai dengan jumlah pemasukan dan gaya hidup kamu. Membuat anggaran ini penting agar kamu tahu dari dan ke mana uang kamu pergi. Jadi, jangan cuma menebak-nebak, tetapi kamu harus mencatatnya agar bisa melacak semua bentuk pemasukan dan pengeluaran bulanan kamu.

Kamu bisa memanfaatkan aplikasi pengelola keuangan atau mungkin mencatatnya secara manual dalam buku khusus. Namun kalau kamu mau yang lebih praktis, gunakan aplikasi khusus karena bisa membantu kamu melacak pemasukan dan pengeluaran secara otomatis. Dengan cara ini, kamu bisa mengontrol pengeluaran, terutama untuk jenis-jenis kebutuhan yang tidak mendesak.

Selain itu, pisahkan pengeluaran sesuai dengan kategorinya, misalnya pos pengeluaran untuk kebutuhan pokok, transportasi, tabungan, investasi, dan hiburan. Jika memungkinkan, buat pos khusus untuk tabungan dana darurat.

Sebagai catatan, anggaran keuangan tidak dibuat untuk membatasi diri, tetapi sebagai panduan agar kamu bisa mengatur prioritas keuangan dengan lebih bijak. Pastikan juga kamu melakukannya dengan konsisten dan disiplin. Sebab, jika kamu disiplin membuat anggaran bulanan, kamu bisa lebih bijak dalam membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan keuangan.

Kurangi Pengeluaran Digital yang Tidak Perlu

Makin maju zaman, makin banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Namun yang dimaksud kebutuhan di sini bukan kebutuhan primer, melainkan sekunder untuk memenuhi kepuasan batin. Kebutuhan yang dimaksud seperti langganan layanan streaming untuk hiburan, upgrade gadget baru, atau bahkan sekadar top-up game. Hal-hal semacam ini bisa menguras isi dompet kamu.

Mungkin pengeluaran-pengeluaran tersebut tidak terlalu besar tetapi bisa membuat kamu kehilangan jutaan rupiah dalam setahun. Coba kamu cek berapa banyak layanan digital yang sebenarnya jarang sekali kamu pakai tetapi kamu tetap berlangganan setiap bulan. Kalau ada layanan yang jarang kamu pakai dan bahkan tidak penting, segera berhenti berlangganan.

Jangan lupa juga, promo dan flash sale besar-besaran seperti momen tanggal kembar memang menggoda, tetapi bukan berarti kamu harus selalu belanja. Latih diri kamu untuk bisa membedakan mana yang termasuk kebutuhan dan keinginan. Sebab, mayoritas keputusan pembelian didasari oleh emosi dan untuk memuaskan batin meskipun sebenarnya apa yang kamu beli tidak benar-benar memberikan manfaat yang bernilai ekonomi.

Gunakan Paylater dan E-wallet dengan Bijak

Layanan dan produk keuangan digital seperti paylater dan e-wallet memang menawarkan banyak kemudahan. Namun, kalau kamu tidak bijak menggunakannya, inovasi keuangan digital tersebut bisa menjadi bumerang.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), utang paylater masyarakat Indonesia sudah tembus Rp6,13 triliun per Maret 2024. Bahkan tak sedikit pengguna yang akhirnya terjebak bunga fantastis dan denda mencekik karena tidak mampu membayar tepat waktu.

Kalau kamu saat ini termasuk pengguna aktif paylater, coba kurangi intensitas penggunaannya. Jika memang terpaksa, usahakan kamu hanya menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan yang benar-benar penting dan bukan untuk memenuhi gaya hidup konsumtif atau FOMO. Pastikan juga kamu memiliki kemampuan untuk melunasinya secara tepat waktu. Ingat, kamu sudah diberi kemudahan oleh penyedia layanan, tentu menjadi tanggung jawab kamu untuk melunasinya.

Begitu juga dengan e-wallet. Inovasi keuangan digital satu ini memang memberikan kemudahan dalam hal pembayaran. Namun ternyata banyak pengguna yang merasa lebih boros ketika menggunakan pembayaran non-tunai melalui e-wallet dibanding pembayaran tunai. Untuk itu, isi saldo secukupnya saja agar kamu tidak kalap belanja.

Sisihkan Dana untuk Tabungan dan Dana Darurat

Gaya hidup digital memang serba cepat dan praktis. Namun untuk urusan simpanan tentu tidak boleh kamu abaikan. Setidaknya kamu harus memiliki dana darurat sebanyak 3-6 kali pengeluaran bulanan. Ini ibarat sedia payung sebelum hujan di mana kamu bakal menggunakan dana tersebut untuk menghadapi situasi tak terduga, seperti terkena PHK, kebutuhan medis mendadak, atau kebutuhan mendadak lainnya.

Bagaimana caranya? Atur agar pemasukan bulanan kamu otomatis masuk ke rekening tabungan atau e-wallet khusus. Kamu bisa menggunakan fitur auto-debit dari layanan perbankan atau aplikasi keuangan yang kamu gunakan.

Selain memiliki dana darurat, kamu juga harus memiliki tabungan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek dan menengah. Misalnya kamu menabung untuk kebutuhan liburan, menikah, membeli kendaraan baru, atau untuk pendidikan. Pastikan kamu memiliki target dan jumlah tabungan yang jelas agar kamu lebih termotivasi untuk menabung.

Mulai Investasi yang Aman, Produktif, dan Halal

Kalau kamu sudah mengumpulkan tabungan dan dana darurat, selanjutnya pertimbangkan untuk mulai berinvestasi. Di zaman sekarang ini, kamu bisa mulai investasi hanya dengan modal Rp10.000 melalui smartphone kamu. Namun jangan asal pilih produk investasi.

Pilih investasi yang sesuai dengan kemampuan finansial kamu dan pastikan platform yang kamu gunakan sudah berizin dan diawasi oleh OJK. Pastikan juga platform tersebut tidak memiliki track record gagal bayar. Nah, salah satu pilihan investasi yang aman dan transparan sesuai dengan prinsip keuangan syariah adalah Danasyariah.

Sebagai peer-to-peer financing, Danasyariah menawarkan layanan pembiayaan dengan skema syariah di bidang properti menggunakan prinsip akad yang jelas dan bebas riba. Jadi, kamu berinvestasi dengan mendanai proyek-proyek properti yang membutuhkan pembiayaan untuk melangsungkan pembangunan. Imbal hasil yang ditawarkan cukup kompetitif, yakni mulai dari 12-18% per tahun dan langsung ditransfer ke rekening kamu setiap bulannya.

Platform ini bisa kamu jadikan salah satu pilihan untuk mulai berinvestasi. Pasalnya, kamu bisa mulai investasi hanya dengan dana Rp1 jutaan dan dalam jangka waktu yang singkat. Jadi, cocok buat kamu yang baru mulai belajar investasi.

Nah, itulah beberapa cara mengelola keuangan di tengah gaya hidup digital. Kamu tidak perlu menjadi ahli keuangan untuk bisa mengelola uang karena yang penting kamu memiliki niat kuat, konsistensi, dan disiplin diri. Yuk, mulai kendalikan uang kamu sebelum uang yang mengendalikan kamu.

Leave a Reply