Anda mungkin pernah mendengar bahwa properti adalah salah satu instrumen yang cocok untuk investasi. Salah satu alasannya adalah karena kenaikan harga properti per tahun. Benarkah hal ini?
Menurut data dari Property Market Report kuartal 1-2023 yang baru dirilis, industri properti mengalami stagnasi, tidak hanya dari sisi indeks harga tapi juga indeks suplai. Secara kuartalan, ada kenaikan 1% pada indeks harga di kuartal keempat tahun 2022. Namun, hal ini dipengaruhi oleh tren tahunan dan tidak terlepas dari kenaikan suku bunga serta kondisi makroekonomi secara global.
Menurut grafik kenaikan harga properti khususnya rumah tinggal yang dirilis oleh CEIC Data, pertumbuhan harga rumah di tanah air pada 2022-12 adalah 2,0%. Angka ini naik dibanding sebelumnya (2022-09) yakni 1,9%.
Berdasarkan grafik yang sama, angka pertumbuhan harga rumah tinggal tertinggi di Indonesia tercatat terjadi pada 2013-09 sebesar 13,5%. Sementara itu, rekor terendah ada di tahun 2021-6 dengan angka 1,0%.
Saat ini, kondisi perekonomian kita mulai membaik. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2022 mengalami pertumbuhan 5,31% daripada tahun sebelumnya. Ini tentu menjadi kabar gembira bagi berbagai pelaku industri, termasuk mereka yang bergelut di dunia properti. Pasalnya, perbaikan kondisi ekonomi juga akan mendorong kenaikan harga properti.
Pandemi diketahui membuat berbagai sektor industri di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia menjadi lesu. Meski kelihatannya begitu, harga properti dari tahun ke tahun cenderung mengalami kenaikan. Itulah sebabnya sektor ini masih jadi salah satu primadona yang menggiurkan sebagai investasi.
Walaupun suku bunga kredit sedang sangat rendah, potensi kenaikan properti tetap ada. Setidaknya bisa 10 sampai 15%. Lalu, apa saja alasan yang membuat harga properti cenderung naik?
Penyebab kenaikan harga properti yang pertama adalah inflasi. Inflasi alias kenaikan harga barang dan jasa secara umum akan terus terjadi. Dilansir dari situs resmi Bank Indonesia, per Maret 2023 ini, inflasi di tanah air tercatat mencapai 2,94% (yoy). Walaupun angkanya lebih rendah daripada bulan sebelumnya, tapi ini tentu tetap berdampak pada kondisi ekonomi secara umum.
Inflasi yang terjadi bisa berpengaruh pada banyak hal mulai dari suku bunga, biaya bahan bakar hingga percepatan pinjaman kredit. Selain itu, inflasi juga ikut memengaruhi produk turunan yang digunakan dalam industri properti seperti semen dan cat. Secara langsung, ini juga akan berdampak pada properti yang Anda miliki.
Tanah atau lahan merupakan sumber daya yang terus berkurang seiring dengan semakin pesatnya pembangunan. Tanah juga tidak bisa diciptakan lagi. Artinya, kalau lahan sudah habis, maka kita tidak bisa mendirikan bangunan baru. Kecuali bangunan lama yang sudah ada dihancurkan terlebih dahulu.
Keterbatasan tanah yang tidak dibarengi dengan pertambahan pasokan inilah yang membuatnya semakin mahal. Anda bisa membandingkan sendiri bagaimana melonjaknya harga tanah di Jakarta 20 tahun yang lalu dengan sekarang. Harga tanah yang mahal, secara langsung juga membuat properti yang dibangun di atasnya jadi ikut naik.
Jika tanah atau lahan tidak bertambah, sebaliknya, manusia terus bertambah setiap tahunnya. Berdasarkan laporan dari PBB, populasi penduduk dunia pada 2022 mencapai 8 miliar. Ini adalah pertumbuhan jumlah penduduk tercepat yang pernah terjadi sepanjang sejarah.
Di Indonesia sendiri, kenaikan jumlah penduduk pada semester akhir tahun 2022 tercatat sebesar 0,54%. Dari sini bisa kita simpulkan bahwa setiap tahunnya, jumlah manusia yang menghuni bumi ini semakin banyak. Artinya, kebutuhan akan perumahan pun semakin meningkat.
Peningkatan jumlah penduduk ini diikuti dengan semakin banyaknya lahan yang dijadikan sebagai kawasan perumahan. Akhirnya, tanah-tanah kosong pun mulai tergerus oleh berbagai macam gedung dan bangunan.
Faktor berikutnya yang membuat harga properti terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun adalah perkembangan infrastruktur. Seperti yang kita ketahui, pemerintah pusat maupun daerah selalu berusaha menggenjot pembangunan agar semakin pesat. Pembangunan yang pesat ini turut berpengaruh pada harga properti di daerah tersebut. Kenapa?
Kita ambil contoh perumahan cluster di daerah A. Lima tahun yang lalu, masyarakat bisa membeli satu unitnya dengan harga Rp200 jutaan. Namun karena di daerah tersebut dibangun banyak fasilitas seperti rumah sakit, pusat perbelanjaan dan jalan tol, harga cluster menjadi Rp400 juta. Hanya dalam hitungan tahun saja, harga rumah bisa naik sampai 2 kali lipat karena pertumbuhan infrastruktur.
Penyebab lain yang juga bisa mendongkrak harga properti seperti rumah adalah kenaikan harga bahan bangunan. Saat ini, sudah banyak material yang dibuat dengan teknik rekayasa dengan teknologi tinggi. Material ini memang lebih efisien dari segi pengerjaan. Namun soal harga, justru jadi lebih mahal. Tidak hanya itu, bahan bangunan umum seperti semen dan pasir juga mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Kenaikan bahan bangunan juga kerap diikuti dengan kenaikan biaya upah. Tidak heran kalau keduanya kemudian membuat harga bangunan yang dijual jadi lebih mahal.
Peningkatan harga rumah juga dipengaruhi oleh dunia usaha atau pihak swasta itu sendiri. Developer dengan kekuatan modal dan investasi yang mereka miliki, mampu membebaskan ribuan hektar lahan yang kemudian ditawarkan untuk dibuat jadi proyek dengan konsep kota baru.
Hal ini tentu akan menaikkan harga jual. Sebab, pajak-pajak serta pengelolaan lahan yang luas akan dibebankan pada harga jual propertinya. Efeknya, harga properti jadi lebih tinggi.
Di semua negara berkembang termasuk Indonesia, kelas menengah akan terus berkembang seiring dengan perputaran roda perekonomian. Karena itulah, kelas menengah turut serta memanfaatkan peluang ekonomi seperti ketika suku bunga pinjaman turun. Semakin cepat pertumbuhan jumlah kelas menengah dan keluarga yang berpenghasilan ganda, semakin cepat juga siklus kenaikan harga properti.
Itu dia beberapa alasan mengenai kenaikan harga properti yang cenderung terjadi dari tahun ke tahun. Dengan kenaikan ini, apakah lantas Anda tidak bisa punya rumah sendiri? Tentu saja bisa!
Saat ini ada banyak fasilitas pembiayaan yang bisa Anda manfaatkan, termasuk untuk membeli rumah secara kredit atau membangun hunian sendiri. Salah satu fasilitas pembiayaan tersebut disediakan oleh Danasyariah.
Sebagai perusahaan fintech berbasis syariah, Danasyariah menyediakan pembiayaan berupa Dana Rumah dan Dana Renovasi untuk Anda yang mau membangun atau merenovasi rumah dengan asas hukum Islam. Punya rumah sendiri sekarang bukan mimpi lagi. Unduh aplikasi Danasyariah di Google Play dan AppStore, pelajari layanan kami selengkapnya dan ajukan pembiayaan Anda sekarang juga!