Ini 6 Kesalahan Renovasi Rumah yang Bikin Budget Membengkak

Hindari 6 kesalahan renovasi rumah yang bisa bikin budget membengkak. Yuk, temukan tips budgeting untuk renovasi rumah biar lebih hemat dan hasilnya maksimal.
Sumber : Envato

Renovasi rumah adalah salah satu cara paling efektif untuk memperbarui tampilan, memperbaiki kerusakan, sekaligus meningkatkan kenyamanan rumah. Namun, renovasi rumah bisa menjadi momok bila tidak dipersiapkan dengan matang. Pasalnya, tak sedikit pemilik rumah yang akhirnya harus merogoh kocek terlalu dalam dari perkiraan awal karena kesalahan renovasi rumah yang sebenarnya bisa mereka hindari sejak awal.

6 Kesalahan Renovasi Rumah yang Harus Dihindari

renovasi rumah
Sumber : Envato

Kesalahan dalam renovasi rumah bisa kamu hindari dari awal. Nah, agar kamu tidak jatuh ke lubang yang sama, berikut beberapa kesalahan yang harus kamu hindari.

1. Tidak membuat rencana anggaran yang jelas

Salah satu kesalahan terbesar dalam renovasi rumah adalah tidak memiliki Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang jelas. Melansir laman Jasatukang, biaya renovasi rumah di Indonesia saat ini bisa berkisar antara Rp2,5 juta hingga Rp4 juta per meter persegi tergantung material dan desain. Tanpa adanya perhitungan yang mata, otomatis pengeluaranmu bisa membengkak jauh dari perhitungan awal.

Agar lebih aman, kamu bisa menyusun daftar kebutuhan terlebih dahulu, mulai dari material, ongkos tukang, hingga biaya izin. Jangan lupa juga siapkan dana darurat sekitar 10-15% dari total biaya renovasi untuk mengantisipasi hal-hal tak terduga.

2. Memilih material berkualitas rendah

Banyak orang berpikir bahwa menggunakan material rumah bisa menghemat biaya. Hal itu bisa jadi memang benar. Namun, pada kenyataannya, material murah tidak selalu awet dan pada akhirnya akan membuat kamu harus mengeluarkan dana untuk melakukan renovasi lagi. Misalnya, cat dinding dengan kualitas rendah memang lebih murah di awal, tetapi akan cepat mengelupas sehingga kamu harus mengecat ulang lagi.

Material yang berkualitas memang terasa mahal di awal, tetapi sebenarnya akan membantu kamu menghemat lebih banyak anggaran karena kamu tidak harus melakukan renovasi kembali. Pasalnya, renovasi rumah idealnya dilakukan setiap 10 tahun sekali untuk renovasi kecil dan 20 tahun sekali untuk renovasi besar.

3. Tidak memperhatikan desain dan fungsi ruangan

Fokus pada estetika rumah memang penting, tetapi jangan mengabaikan fungsinya. Misalnya, kamu ingin membuat dapur yang terlihat kekinian tetapi tidak memiliki pencahayaan alami atau ventilasi yang memadai. Akibatnya, ruangan terasa pengap dan tidak nyaman untuk aktivitas sehari-hari.

Desain rumah sebaiknya mempertimbangkan aktivitas sehari-hari seluruh penghuninya. Ruang keluarga harus cukup luas, harus ada pencahayaan alami, dan aliran udara harus lancar. Jika memungkinkan, kamu bisa membicarakannya dengan arsitek ahli agar hasilnya lebih fungsional.

4. Salah memilih kontraktor

Kesalahan renovasi rumah yang selanjutnya adalah asal pilih kontraktor karena tergiur harga rumah. Akibatnya, pekerjaan sering kali tidak rapi, molor, dan bahkan bisa menimbulkan konflik.

Melansir laman Sinarmas Land, sebelum memilih kontraktor, kamu wajib memeriksa legalitas usaha, portofolio proyek, serta ulasan klien sebelumnya. Jangan ragu untuk membuat perjanjian tertulis yang jelas, mulai dari biaya, durasi pengerjaan, hingga garansi pekerjaan.

5. Tidak memperhitungkan waktu renovasi

Waktu renovasi juga sering dianggap sepele. Padahal, menentukan waktu yang salah bisa membuat anggaran membengkak. Sebagai contoh, merenovasi rumah saat musim hujan akan menambah waktu pekerjaan, merusak material, dan membuat ongkos tukang membengkak.

Untuk itu, renovasi rumah ada baiknya dilakukan saat musim kemarau agar pekerjaan lebih lancar. Jika kamu melakukan renovasi besar-besaran, pastikan pula kamu punya rencana untuk mencari tempat tinggal sementara agar aktivitas sehari-hari kamu tidak terganggu.

6. Kurang komunikasi dengan tukang

Komunikasi yang kurang optimal antara pemilik rumah, kontraktor, maupun tukang sering menjadi masalah dalam proses renovasi. Misalnya, kamu mau dinding dalam rumah dicat warna putih tulang, tetapi tukang malah menafsirkannya putih polos. Alhasil, pekerjaan harus diulang dan biaya pun bertambah.

Nah, untuk menghindari kesalahpahaman seperti ini, biasakan untuk membuat catatan tertulis, gambar kerja, atau mungkin grup komunikasi khusus dengan kontraktor atau tukang. 

Selain poin-poin di atas, biasanya pemilik rumah juga mengabaikan nilai jual kembali. Memang, rumah adalah tempat tinggal. Namun, bagi yang menjadikan rumah sebagai investasi, tentu proses renovasi harus memperhatikan nilai jualnya kembali. Misalnya, kamu mengganti semua lantai dengan desain yang terlalu unik. Mungkin desain tersebut sesuai dengan seleramu, tetapi bisa saja calon pembeli di masa depan merasa kurang cocok karena desainnya tidak timeless.

Jadi, kalau kamu akan merenovasi rumah karena ingin dijual kembali, perhatikan selera umum pasar. Dengan begitu, rumah tetap memiliki nilai jual yang tinggi jika suatu saat nanti ingin dijual.

Pentingnya Budgeting Sebelum Renovasi Rumah

renovasi rumah
Sumber : Envato

Dari semua poin dalam daftar kesalahan renovasi rumah di atas, poin yang paling penting dan tak boleh kamu lupakan adalah budgeting atau menyusun anggaran sebelum renovasi. Tanpa memiliki perencanaan finansial, proyek renovasi hanya akan menjadi beban.

Budgeting bukan hanya soal menghitung biaya, tetapi juga cara untuk mengontrol keinginan. Sebab, banyak orang yang awalnya hanya ingin merenovasi dapur, tetapi akhirnya tergoda untuk merenovasi ruang lain. Jika ini tidak dikontrol, maka biaya akan membengkak.

Nah, berikut ada beberapa langkah praktis dalam membuat budgeting untuk renovasi:

  • Tentukan prioritas utama: Misalnya, memperbaiki atap bocor lebih penting daripada mengganti cat dinding.
  • Survei harga material: Bandingkan harga material dari beberapa toko untuk mendapatkan harga yang paling bersaing.
  • Siapkan dana cadangan: Idealnya sekitar 10-20% dari total biaya guna mengantisipasi hal-hal tak terduga, seperti kenaikan harga bahan.
  • Catat semua pengeluaran: Tujuannya agar kamu bisa melacak setiap pengeluaran yang sudah kamu lakukan.

Dengan budgeting yang matang, kamu tidak hanya mengurangi kemungkinan terjadinya pembengkakan anggaran, tetapi juga lebih tenang saat renovasi berjalan. Ingat, kesalahan renovasi rumah seperti yang disebutkan di atas sebisa mungkin harus dihindari. Caranya adalah dengan mulai membuat perencanaan secara detail, menyiapkan anggaran, memilih kontraktor tepercaya, dan tetap mengutamakan fungsi rumah selain estetika.

Leave a Reply