Menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha, ada banyak sekali amalan sunah yang dapat dijalankan umat Islam, salah satunya adalah puasa. Setidaknya ada tiga puasa yang dapat dikerjakan, yakni puasa Dzulhijjah, puasa Tarwiyah, dan puasa Arafah. Ketiganya memiliki banyak sekali keutamaan, seperti dihapuskan dosa dan dilipatgandakan pahala bagi yang menjalankannya.
Melansir laman Nahdlatul Ulama, perayaan Idul Adha atau bulan Dzulhijjah tak hanya identik sebagai bulan dilaksanakannya ibadah haji dan kurban. Bulan ini juga identik dengan tiga puasa sunah yang memiliki banyak keutamaan.
Puasa sunah yang dijalankan mulai tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah ini dapat memberikan pahala yang berlimpah. Sebab itu, sangat disayangkan bila momen tahunan ini dilewatkan begitu saja. Berikut tiga puasa sunah yang bisa dijalankan selama bulan Dzulhijjah.
Puasa sunah yang pertama adalah puasa Dzulhijjah. Puasa ini biasa dilaksanakan pada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah atau pada tanggal 1 hingga 7 Dzulhijjah. Tahun ini, puasa Dzulhijjah dilaksanakan pada tanggal 8 hingga 14 Juni 2024.
Sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah diyakini sebagai hari yang agung. Bagi umat Islam yang menjalankan segala bentuk amal ibadah, termasuk puasa, di hari-hari tersebut, maka akan sangat disukai oleh Sang Pencipta Allah SWT.
Hal tersebut disampaikan dalam hadis HR. Ahmad di mana Rasulullah SAW bersabda bahwa “Tak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah SWT dan amal saleh yang lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh.” Hari yang sepuluh di sini adalah sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah.
Puasa sunah selanjutnya yang dilaksanakan sebelum Idul Adha adalah puasa Tarwiyah. Puasa ini dijalankan pada hari ke-8 pada bulan Dzulhijjah. Tahun 2024, puasa Tarwiyah diselenggarakan pada tanggal 15 Juni, jadi dua hari sebelum Hari Raya Idul Adha.
Puasa Tarwiyah juga menjadi penanda awal dari rangkaian ibadah haji. Saat puasa Tarwiyah dijalankan, jemaah haji di Mekkah sedang mempersiapkan diri untuk melaksanakan wukuf di Arafah.
Puasa sunah satu ini juga memiliki keutamaan, yakni berupa pahala setara dengan pahala Nabi Ayub. Hal tersebut disampaikan pada hadis riwayat Abu Hurairah yang berbunyi, “Barang siapa berpuasa pada hari Tarwiyah, maka Allah SWT akan memberikan pahala setara dengan pahala kesabaran Nabi Ayub AS atas musibahnya. Dan barang siapa berpuasa pada hari Arafah, maka pahala yang didapatkan seperti pahala Nabi Isa AS.”
Puasa sunah selanjutnya yang dilaksanakan saat perayaan Idul Adha adalah puasa Arafah. Puasa ini dilaksanakan pada hari ke-9 pada bulan Dzulhijjah. Penyelenggaraan puasa ini bertepatan dengan dilaksanakannya prosesi wukuf jemaah haji di Arafah.
Puasa Arafah memiliki keutamaan dibebaskannya dari ancaman siksa neraka sebagaimana yang disampaikan dalam hadis riwayat Muslim, yakni Rasulullah SAW bersabda bahwa “Tak ada hari di mana Allah SWT membebaskan hamba dari neraka daripada hari Arafah…”
Selain itu, puasa sunah di bulan Dzulhijjah ini juga memiliki keutamaan lain, yakni dihapuskannya dosa setahun lalu dan satu tahun yang akan datang. Menurut banyak ulama, dosa yang dimaksud di sini adalah dosa-dosa kecil.
Itulah tiga puasa sunah yang diselenggarakan sebelum Idul Adha. Setelah itu, ada yang namanya hari Tasyrik, yakni hari setelah perayaan Idul Adha atau pada tanggal 11-13 bulan Dzulhijjah. Pada hari-hari tersebut, umat Islam dilarang untuk menjalankan ibadah puasa karena merupakan hari makan dan minum sebagaimana penjelasan dalam kitab Asnal Mathalib oleh Syeikh Abu Zakariya.
Seperti yang disampaikan di atas, puasa sunah selama bulan Dzulhijjah atau sebelum perayaan Idul Adha memiliki banyak keutamaan. Beberapa dari keutamaan tersebut adalah diampuni dosa-dosa dan diselamatkan dari api neraka. Lebih lanjut, berikut sejumlah keutamaan menjalankan puasa 9 hari sebelum Hari Raya Idul Adha.
Melansir laman Nahdlatul Ulama, hari pertama Dzulhijjah merupakan hari diampuninya Nabi Adam AS oleh Allah. Nabi Adam baru diampuni setelah bertahun-tahun lamanya meminta pengampunan pada Sang Pencipta atas kesalahannya karena memakan buah khuldi saat di surga.
Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi, “Barang siapa yang berpuasa pada hari pertama bulan Dzulhijjah, maka diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT sebagaimana yang terjadi kepada Nabi Adam AS.”
Hari kedua pada bulan Dzulhijjah diyakini sebagai hari diselamatkannya Nabi Yunus AS dari dalam perut ikan Nun. Pada saat itu, diyakini bahwa Nabi Yunus AS terjebak di dalam ikan Nun selama beberapa hari dan beliau terus beribadah kepada Allah SWT agar mendapat pertolongan.
Dari peristiwa tersebut, Rasulullah SAW kemudian bersabda, “Barang siapa beribadah di hari kedua pada bulan Dzulhijjah, maka baginya pahala yang setara dengan ibadah satu tahun tanpa maksiat.”
Menurut buku yang ditulis oleh Yunis Hanis Syam yakni “Puasa Sepanjang Tahun”, hari ketiga pada bulan Dzulhijjah merupakan hari di mana Allah SWT mengabulkan doa-doa Nabi Zakaria. Jadi, umat Islam yang menjalankan ibadah puasa pada hari itu akan dikabulkan doanya oleh Allah SWT.
Pada hari keempat bulan Dzulhijjah diyakini oleh umat Islam sebagai hari lahirnya Nabi Isa AS. Barang siapa yang berpuasa pada hari itu, maka Allah SWT akan menghilangkan kefakiran dan kesusahannya. Selanjutnya, kelak pada hari akhir, orang yang menjalankan puasa bulan Dzulhijjah akan dikumpulkan bersama mereka yang baik dan mulia.
Sementara itu, pada hari kelima bulan Dzulhijjah diyakini sebagai hari lahirnya Nabi Musa AS. Maka dari itu, siapa pun yang berpuasa pada hari kelima di bulan Dzulhijjah akan terbebas dari siksa kubur.
Allah SWT membuka banyak kebaikan bagi Nabi-Nya pada hari keenam pada bulan Dzulhijjah. Untuk itu, siapa pun yang berpuasa pada hari itu, Allah akan membebaskannya dari siksa selamanya. Sementara pada hari ketujuh, pintu neraka Jahanam ditutup hingga habis sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Untuk itu, siapa pun yang menjalankan puasa akan dibebaskan dari 30 pintu kesulitan dan dibukanya 30 pintu kemudahan.
Puasa pada bulan Dzulhijjah juga memiliki keutamaan dilipatgandakannya pahala, lebih banyak dibanding ibadah pada bulan lainnya. Selain itu, puasa Dzulhijjah juga dapat menghapus dosa-dosa kecil selama dua tahun.
Puasa selama 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah memiliki keutamaan, yakni bebas dari siksa neraka. Dalam HR Muslim disampaikan bahwa Allah akan lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari siksa api neraka pada hari ini (hari Arafah) dibanding hari-hari lainnya.
Jadi itulah beberapa keutamaan bagi umat Islam yang menjalankan puasa pada bulan Dzulhijjah atau tepatnya 10 hari sebelum perayaan Idul Adha. Meskipun sunah, puasa ini merupakan anjuran bagi seluruh umat Islam yang tidak melaksanakan ibadah haji.