Kolaborasi Bank dan Fintech Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi

Kolaborasi bank dan fintech bisa menjadi kunci inklusi keuangan dan pertumbuhan ekonomi. Simak di sini manfaat dan tantangan kolaborasi ini.
Sumber : Pexels

Semenjak platform fintech menjamur di Indonesia, keberadaan bank konvensional sempat mulai terancam karena kurang fleksibel dalam menghadapi kebutuhan masyarakat modern. Namun, kenyataannya tidak sesederhana itu. Kolaborasi bank dan fintech justru menjadi solusi strategis yang bisa saling menguatkan.

Pasalnya, meskipun fintech mampu bergerak dengan cepat dan menjangkau lebih banyak pengguna, mekanisme kerjanya tetap membutuhkan peran bank konvensional. Alih-alih bersaing, justru kini bank dan fintech saling berkolaborasi untuk menciptakan inklusi keuangan yang lebih merata. Seperti apa kolaborasi kedua entitas ini? Simak selengkapnya dalam uraian berikut ini.

Evolusi Fintech dan Perubahan Pola Konsumen

Kolaborasi bank dan fintech
Sumber : Envato

Sebelum membahas kolaborasi antara bank dan fintech, mari kita bahas terlebih dahulu sepak terjang fintech di Tanah Air. Perkembangan fintech di Indonesia cukup mengagumkan seiring dengan meningkatnya penetrasi internet yang sudah mencapai lebih dari 77% menurut APJII pada 2022.

Sementara itu, mayoritas generasi muda yang melek teknologi makin mengutamakan layanan keuangan yang cepat, mudah, dan lebih personal. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, berbagai platform fintech, seperti peer-to-peer lending pun tumbuh subur. Bahkan per Februari 2025, penyaluran pinjaman melalui skema ini menyentuh angka Rp80,07 triliun.

Melihat fintech yang terus berkembang, tentunya bank konvensional tidak tinggal diam. Mereka mulai merespons tantangan ini dengan digitalisasi layanan, seperti pembukaan rekening via aplikasi dan penggunaan biometrik untuk verifikasi data.

Namun, tetap harus diakui bahwa fintech lebih dulu mampu menaklukkan tantangan geografis dan birokrasi. Hasilnya, masyarakat unbanked mampu mengakses layanan keuangan dengan lebih mudah.

Menariknya, perubahan lanskap ini justru mendorong bank dan fintech untuk berkolaborasi dalam membangun sistem keuangan yang lebih efisien dan inklusif. Misalnya, pendanaan fintech tidak 100% berasal dari individu, sejumlah lembaga perbankan bahkan ikut mendanai fintech yang kemudian disalurkan kepada para debitur.

Bentuk dan Manfaat Kolaborasi Bank-Fintech

Kolaborasi bank dan fintech
Sumber : Envato

Jika kamu perhatikan, sekarang ini makin banyak layanan keuangan digital yang saling terhubung. Aplikasi fintech bisa terhubung langsung ke rekening bank kamu, bahkan bisa tarik tunai lewat ATM. Semua ini bisa terjadi berkat kolaborasi bank dan fintech

Nah, berikut bentuk dan manfaat lain dari kerja sama antara bank dan fintech:

1. Channeling atau penyaluran kredit

Sejumlah bank di Indonesia menyalurkan dana melalui platform fintech lending untuk membidik UMKM yang selama ini belum atau sulit dijangkau. Misalnya saja Bank Maybank yang menyalurkan dana senilai Rp1 triliun ke UMKM melalui fintech Batumbu. Ada lagi Bank Sahabat Sampoerna yang bekerja sama dengan 360Kredi. Dengan pola kerja sama ini, maka akses modal menjadi lebih inklusif.

2. Memfasilitasi integrasi teknologi

Bank Indonesia memfasilitasi Open API SNAP yang memungkinkan integrasi antara bank dan fintech secara aman dan efisien dalam kegiatan transaksi. Contoh penerapannya adalah saat kamu beli makanan di kafe secara tunai menggunakan e-wallet dengan memindai kode QRIS dan uang akan langsung masuk ke rekening merchant.

3. Kolaborasi dalam literasi dan edukasi keuangan

Bentuk kerja sama antara bank dan fintech tak hanya soal teknologi dan bisnis. Di balik itu semua, ada tujuan yang lebih besar, yakni mengedukasi masyarakat agar lebih paham soal dunia keuangan digital. Buktinya pada 2025 ini, indeks inklusi keuangan masyarakat Indonesia naik menjadi 80,51% dan 66,46% untuk indeks literasi keuangan. Semua ini tentu tak lepas dari peran-peran lembaga perbankan dan fintech dalam mengedukasi masyarakat melalui berbagai platform.

4. Inovasi produk layanan keuangan

Kolaborasi antara bank dan fintech sebenarnya sudah kamu manfaatkan bentuknya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, waktu kamu buka aplikasi Gojek dan lihat ada fitur tabungan. Nah, itu hasil kerja sama Gojek dan perbankan digital Bank Jago. 

Melalui kolaborasi seperti ini, kamu bisa menabung, pesan layanan ojek online, hingga mengatur keuangan hanya dalam satu aplikasi. Jadi, praktis, hemat waktu, dan membuat layanan keuangan makin mudah dijangkau siapa saja. 

Tantangan dalam Kolaborasi

Kolaborasi bank dan fintech memang menjanjikan, tetapi bukan berarti bebas dari kendala. Tantangan utama datang dari proses pengelolaan dan manajemen risiko. Bagi lembaga perbankan, mereka harus rutin mengevaluasi fintech mitra dan kelayakannya untuk menjaga kualitas portofolio kredit.

Kemudian soal integrasi teknologi, meskipun sudah ada Open API, nyatanya belum semua bank dan fintech mampu menerapkannya secara optimal. Harmonisasi sistem, keamanan data, hingga standarisasi operasional masih menjadi PR yang harus diselesaikan bersama.

Di luar kendala teknis, perbedaan budaya kerja antara bank, khususnya plat merah, dan fintech masih menjadi kendala. Satunya cenderung birokratis dan satunya lagi lebih fleksibel dan cepat. Jika tidak ada penyesuaian, maka kemungkinan kerja sama ini bisa berhenti di tengah jalan.

Peran Pemerintah dan Regulator

OJK, Bank Indonesia, dan kementerian terkait tentu memiliki peran yang krusial dalam menciptakan iklim kolaborasi antarbank dan fintech yang aman dan inovatif. OJK sendiri telah menerbitkan pedoman legal bagi penyelenggaraan fintech ITSK (Inovasi Teknologi Sektor Keuangan). Tujuannya agar ekosistem keuangan digital tetap inovatif tetapi tetap memiliki pagar pengaman.

Sementara itu, pihak Bank Indonesia juga memberikan dukungan melalui pengembangan QRIS, interlokal antarbank dan fintech, hingga Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia pada 2030 mendatang. Pemerintah sendiri juga aktif memberikan dukungan melalui regulasi P2SK pada tahun 2023 guna memperkuat sektor keuangan di era digital ini.

Kolaborasi sebagai Strategi Pertumbuhan Ekonomi

Pada akhirnya, kolaborasi bank dan fintech merupakan langkah strategis untuk menciptakan akses keuangan yang lebih inklusif, khususnya bagi pelaku UMKM dan masyarakat yang sebelumnya belum bisa mengakses layanan perbankan. 

Di samping itu, kolaborasi ini juga menjadi langkah kunci untuk meningkatkan literasi keuangan, mempercepat penyaluran pembiayaan, hingga membuka pintu peluang bagi lahirnya inovasi-inovasi layanan berbasis teknologi.

Jika semua pihak, mulai dari regulator, pelaku industri, hingga masyarakat, saling bekerja sama, maka dampaknya tidak hanya terasa di sektor keuangan saja. Pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan juga akan ikut terdorong. Dengan kata lain, kolaborasi bank dan fintech merupakan bentuk gotong royong di ranah digital, yakni ketika kedua entitas tersebut berjalan bersama, maka ekonomi bisa tumbuh lebih adil.

Leave a Reply