Media sosial sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari masyarakat saat ini. Hampir setiap orang, baik tua maupun muda, sudah memiliki media sosial dan menggunakannya untuk berbagai keperluan, mulai dari komunikasi jarak jauh hingga sebagai ladang bisnis. Namun lebih dari itu, media sosial juga menjadi sarana untuk melestarikan budaya lokal.
Kamu mungkin sering melihat video tari tradisional yang viral atau konten soal makanan khas daerah yang berhasil mendulang ribuan likes dan komentar. Nah, inilah bukti nyata bagaimana teknologi bisa menjadi jembatan bagi masyarakat untuk memperkenalkan sekaligus menjaga warisan budaya bangsa.
Budaya lokal adalah suatu cerminan sejarah, nilai, dan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun dalam suatu masyarakat. Setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan budaya yang beragam dan ini yang membuatnya berbeda dengan daerah lain, seperti busana, adat, tarian, musik, hingga bahasa.
Menurut Prof. Dr. Alo Liliweri dalam bukunya “Pengantar Studi Kebudayaan” seperti yang dikutip oleh Kumparan, kebudayaan adalah kumpulan kompleks yang berasal dari pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan lain yang didapatkan manusia sebagai bagian dari masyarakat.
Dengan kata lain, budaya adalah identitas suatu bangsa yang bisa menjadi cermin dari kepribadian dan karakter masyarakatnya. Berikut beberapa contoh budaya lokal yang menjadi identitas bangsa Indonesia:
Namun, perlu dipahami bahwa di tengah gempuran budaya asing yang masuk karena mudahnya akses informasi, budaya lokal masih kerap terpinggirkan. Banyak generasi muda yang lebih condong pada budaya populer dari luar negeri alih-alih pada budaya daerahnya sendiri. Inilah mengapa pelestarian budaya nasional merupakan hal yang sangat penting agar warisan nenek moyang tak hilang ditelan oleh zaman yang terus berkembang.
Pada awal tahun 2024, data menunjukkan bahwa Indonesia memiliki 191 juta pengguna media sosial. Data ini mewakili sekitar 73,7% dari seluruh populasi di Tanah Air. Dari jumlah tersebut, 167 juta merupakan pengguna aktif dan ini setara dengan 64,3% dari total populasi. Bahkan penetrasi internet mencapai 242 juta pengguna atau setara dengan 93,4% dari populasi.
Berikut platform media sosial yang paling populer di Indonesia pada tahun 2024:
Data ini menunjukkan bahwa platform media sosial memiliki jangkauan yang luas di Indonesia. Hal ini membuat platform-platform tersebut menjadi saran yang efektif untuk berbagai macam tujuan, tak terkecuali untuk melestarikan budaya nasional.
Media sosial bisa menjadi sarana yang efektif untuk memperkenalkan sekaligus melestarikan budaya lokal. Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:
Ada banyak cara menarik untuk memperkenalkan budaya nasional, salah satunya adalah melalui video dokumentasi yang dikemas dengan cara menarik dan informatif sesuai dengan target penonton. Misalnya, komunitas sendratari bisa membagikan konten yang menampilkan tarian atau mungkin behind the scene suatu pentas tari.
Kerajinan tangan adalah salah satu bentuk budaya lokal. Buat kamu para pengrajin lokal, kamu bisa memanfaatkan media sosial atau platform e-commerce untuk memasarkan produk. Bukan hanya kerajinan tangan, tetapi juga kuliner tradisional agar bisa lebih dikenal oleh masyarakat sekaligus mendapatkan manfaat ekonomi.
Buat kamu yang memiliki ketertarikan di bidang budaya, kamu bisa bergabung dengan komunitas budaya, baik secara online maupun offline. Hal ini membuat kamu bisa saling berbagi informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan budaya nasional sekaligus untuk memperluas koneksi sosial.
Di Indonesia, ada cukup banyak masyarakat yang aktif memanfaatkan media sosial dalam pelestarian budaya lokal. Salah satunya adalah komunitas Aleut dan Sanggar Motekar. Kedua komunitas ini menggunakan media sosial untuk berbagi informasi terkait budaya lokal, seperti sejarah dan tradisi kepada masyarakat umum.
Akan tetapi, meski media sosial membuka banyak peluang untuk kegiatan pelestarian budaya, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah konten negatif yang berhubungan dengan budaya. Harus diakui bahwa tidak semua budaya masyarakat Indonesia, seperti kebiasaan, adalah hal yang baik dan kurang layak untuk dipromosikan.
Selain itu, tidak semua masyarakat yang bisa mengakses media sosial memiliki kemampuan literasi digital yang memadai. Banyak dari mereka masih belum bisa memanfaatkan media sosial untuk hal-hal yang positif. Untuk itu, diperlukan pelatihan dan edukasi guna meningkatkan literasi digital masyarakat.
Namun, dengan menerapkan strategi yang tepat, media sosial bisa menjadi sarana yang efektif untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya lokal yang positif, sekaligus untuk memastikan bahwa warisan budaya Indonesia yang positif masih tetap hidup dan dikenal oleh generasi-generasi mendatang.