Di era digital yang serba cepat dan semuanya tampak saling terhubung, kesehatan mental menjadi isu yang membutuhkan perhatian khusus. Teknologi memang telah membawa banyak kemudahan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari pekerjaan hingga hubungan sosial. Namun kemajuan ini ternyata juga membawa tantangan baru yang berpotensi memengaruhi kesehatan mental masyarakat. Stres, kecemasan berlebih, dan burnout adalah beberapa masalah yang kerap muncul akibat tekanan dari penggunaan teknologi secara berlebihan.
Perkembangan teknologi telah mengubah cara manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk dalam bekerja dan berinteraksi. Sistem pembayaran yang makin praktis, komunikasi semakin mudah dan cepat, dan model kerja yang bisa dilakukan dari mana saja merupakan beberapa contoh bagaimana teknologi mempermudah kehidupan manusia.
Namun, di balik semua kemudahan tersebut, ada harga yang harus dibayar. Salah satunya adalah batasan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan makin kabur sehingga menciptakan kondisi yang dikenal dengan sebutan “technostress” atau stress karena penggunaan teknologi secara berlebihan.
Melansir laman OJK Institute yang mengutip laporan dari Parlemen Eropa, penggunaan teknologi di tempat kerja dapat meningkatkan kemungkinan kelelahan dan bahkan bisa berdampak negatif terhadap kualitas hidup seseorang. Kondisi ini bahkan makin diperparah oleh fenomena “selalu terhubung” yang mendorong individu untuk merasa selalu harus siap merespons pesan atau email kerja, bahkan saat di luar jam kerja. Hal ini mengakibatkan waktu istirahat yang terganggu dan peningkatan tingkat stress.
Penelitian dari Pew Research Center seperti yang dikutip oleh laman Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surabaya menemukan bahwa sekitar 58% pekerja merasa bahwa teknologi menghapus batasan antara waktu untuk kerja dan untuk kehidupan pribadi.
Kecenderungan untuk selalu terkoneksi ini bisa mengganggu keseimbangan antara kehidupan profesional dan kehidupan pribadi yang pada akhirnya berdampak negatif pada kesehatan mental. Tak hanya pekerja, anak sekolah dan bahkan masyarakat umum pun juga merasakan tekanan yang sama untuk selalu terkoneksi dan responsif terhadap apa yang di dunia maya.
Kesehatan mental merupakan aspek yang sangat krusial dalam kehidupan manusia. Mental yang sehat memungkinkan setiap manusia untuk bisa menikmati kehidupan, membangun relasi yang positif, dan menghadapi tantangan sehari-hari dengan lebih baik. Di era digital seperti sekarang ini, menjaga kesehatan mental merupakan suatu urgensi karena tekanan dan tuntutan yang terus meningkat.
Penggunaan teknologi secara berlebihan bisa menimbulkan stres. Bila kondisi tersebut tidak dikelola dengan baik, maka dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan juga mental. Adapun risiko kesehatan yang bisa ditimbulkan bila tidak mengelola stres dengan baik adalah penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan yang paling sering terjadi adalah gangguan tidur. Tak hanya itu, stres juga bisa menghambat kemampuan seseorang untuk berpikir jernih, mengambil keputusan, hingga dalam menjalani kehidupan.
Kondisi stres baru bisa diatasi apabila individu melek dalam mengenali tanda-tanda stres. Baru setelah itulah mereka bisa mengambil langkah proaktif dalam mengatasi stres agar tidak menimbulkan masalah kesehatan mental yang lebih serius.
Melansir laman Kemenkes, beberapa tanda-tanda stres meliputi munculnya perasaan gelisah, muka cenderung pucat, sulit tidur atau sulit untuk tidur nyenyak, makan berlebih atau nafsu makan berkurang, sulit konsentrasi, mudah tersinggung, dan ada keluhan sakit kepala atau sakit perut.
Kondisi stres di era digital perlu ditangani dengan melakukan pendekatan secara holistik yakni dengan menggabungkan berbagai strategi yang efektif. Berikut ini beberapa tips manajemen stres yang bisa membantu menjaga kesehatan mental di tengah era digital yang terus berkembang.
Hampir semua pekerjaan dan kehidupan sehari-hari saat ini menggunakan teknologi. Salah satu cara untuk meminimalkan risiko stres adalah dengan membatasi waktu yang dihabiskan untuk bersosialisasi dengan teknologi. Luangkan waktu khusus untuk melakukan kegiatan tanpa harus menggunakan gadget, seperti berolahraga, berkumpul dengan teman atau keluarga, atau membaca buku fisik.
Tidur yang cukup dan berkualitas memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan mental. Pastikan kamu memiliki jadwal tidur yang teratur dan ciptakan tempat untuk tidur yang nyaman.
Lakukan aktivitas yang benar-benar kamu sukai dan tidak memerlukan gadget. Dengan melakukan aktivitas tersebut, kamu bisa menurunkan risiko stres. Bila tidak punya kegiatan yang kamu sukai, maka carilah dan mulai dari sedikit demi sedikit hingga hal tersebut menjadi aktivitas yang kamu senangi dan tidak memerlukan keterlibatan gadget.
Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan dapat membantu melepaskan ketegangan pikiran dan tubuh. Luangkan waktu setiap hari untuk melakukan teknik-teknik relaksasi.
Berbicara dengan teman, keluarga, maupun profesional yang kamu percayai tentang perasaan dan masalah yang kamu hadapi bisa membantu mengurangi beban mental dalam pikiran. Jangan ragu juga untuk mencari dukungan dari orang-orang terdekat yang kamu percayai saat kamu membutuhkannya.
Seperti yang sudah dijelaskan, mampu mengenali gejala stres merupakan langkah penting dalam mengatasi kondisi itu sendiri. Bila kamu merasa stres secara berlarut-larut lebih dari satu atau mungkin dua minggu, sadarilah bahwa kamu memerlukan bantuan profesional. Segera konsultasi ke psikolog atau psikiater untuk membicarakan kondisi yang kamu alami agar mendapatkan penanganan.
Stressor atau penyebab stres dalam kehidupan manusia dapat diubah menjadi motivasi diri untuk lebih kreatif dan mampu menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi individu. Alih-alih menjadikan tantangan dalam hidup sebagai penyebab stres, alangkah baiknya bila hal-hal tersebut dijadikan pelajaran. Sikap positif ini bisa membantu meminimalkan risiko stres dan kondisi mental yang lebih parah.
Jadi, kesehatan mental adalah kunci dalam menjalani kehidupan yang seimbang dan bermakna di tengah era digital yang serba cepat ini. Teknologi yang seharusnya bisa mempermudah kehidupan manusia tidak selalu memberikan dampak yang positif bila tidak digunakan dengan bijak. Penggunaan yang tidak bijak bisa mengakibatkan stres dan kondisi kesehatan lainnya. Untuk itu, jangan biarkan teknologi mengendalikan hidup kamu, tetapi kendalikanlah teknologi agar bisa membawa kesejahteraan dalam hidup kamu.