Istilah proptech mungkin masih asing bagi sebagian besar masyarakat Indonesia yang awam dengan dunia real estat atau properti. Memang benar, sebab di Tanah Air istilah tersebut baru terdengar gaungnya beberapa tahun belakangan ini. Meski demikian, proptech sudah ada sejak 40 tahun yang lalu dan banyak negara yang sudah mengadopsinya. Lantas, apa itu proptech?
Secara umum, proptech (property technology) merujuk pada penggunaan teknologi dalam bidang properti. Hal ini termasuk dalam melakukan riset, desain, analisis hingga pengelolaan properti, baik itu residensial maupun komersial. Dengan adanya penggunaan teknologi, seluruth aktivitas tersebut diharapkan bisa menjadi lebih efisien, efektif, aman, dan berkelanjutan.
Sementara menurut Mike Shapiro dari startup Plunk mendefinisikan proptech sebagai teknologi yang digunakan oleh pebisnis real estat, pengembang, manajer properti, bank, dan lainnya untuk mengelola serta meningkatkan transaksi bisnis real estat dari awal hingga akhir.
Di Indonesia sudah ada banyak startup proptech. Contohnya seperti Lamudi, Rumah123, Pashouses, Rumah.com, dan masih banyak lagi. Perusahaan-perusahaan ini memungkinkan calon pemilik rumah maupun penyewa untuk mendapatkan properti dengan mudah.
Meski baru populer beberapa tahun terakhir, proptech sudah ada sejak beberapa dekade yang lalu. Menurut Forbes, konsep proptech pertama kali diperkenalkan pada tahun 1980an. Tepatnya saat para pebisnis real estate membutuhkan metode yang jauh lebih efisien untuk mengelola investasi dan manajemen portfolio bisnis.
Pada saat itu, industri real estat sudah menggunakan program Excel. Namun mereka masih membutuhkan cara yang lebih efektif untuk menyelesaikan tugas-tugas seperti analitik dan penjamin emisi efek (underwriting). Melihat hal ini, perusahaan-perusahaan software pun mulai menciptakan platform yang dapat memudahkan aktivitas tersebut.
Awal tahun 2000-an menjadi tonggak penting bagi penerapan proptech. Pasalnya, saat itu penggunaan internet, khususnya di AS mulai meroket. Perusahaan-perusahaan teknologi real estat pun bermunculan. Contohnya seperti Trulia, Redfin, dan Zillow yang menjadi pelopor proptech.
Namun sekitar tahun 2014, jumlah perusahaan proptech mengalami pemerosotan. Meski demikian, masih banyak investor yang tertarik menanam modal pada startup proptech dan bahkan terus meningkat sejak 2012.
Selama lebih dari 10 tahun terakhir, startup teknologi di AS berhasil mendorong pertumbuhan sektor properti. Menurut laporan Deloitte, perusahaan proptech di seluruh dunia mampu meraup kurang lebih 43 miliar US dolar dari 2012 hingga 2020. Puncaknya pada tahun 2021 karena industri properti kian bergantung pada teknologi sebagai upaya untuk bangkit kembali dari dampak pandemi.
Menurut survei MetaProp 2021, sekitar 96 persen investor di perusahaan proptech meyakini bahwa pandemi mendorong pemanfaatan teknologi secara masif. Bahkan sekitar 85 persen proptech melaporkan adanya peningkatan konsumen dalam portfolio mereka.
Teknologi properti jelas telah membawa banyak perubahan yang signifikan. Khususnya pada industri real estate di mana seluruh pihak yang terlibat di dalamnya dapat menjalankan kegiatan operasional dengan efektif dan efisien.
Inovasi teknologi ini membawa dampak positif bagi tiga pihak dalam industri real estat, yakni tenants atau pemilik properti, agen properti, dan investor. Seperti apa dampak yang diberikan? Berikut penjelasan lengkapnya.
Berikut manfaat proptech bagi pemilik properti dan tenants:
Dengan adanya proptech, pemilik properti bisa berkomunikasi dengan mudah dengan para tenants, tim maintenance, dan pihak-pihak lainnya. Percakapan yang sudah lalu dapat dilacak dan dilihat kembali karena tersimpan secara otomatis dalam sistem platform proptech.
Di sisi lain, pemilik properti juga tak perlu bertemu secara langsung dengan tenants. Cukup lewat smartphone atau PC yang terhubung dengan internet, kedua belah pihak bisa melakukan komunikasi secara efektif dan efisien.
Platform proptech dapat diakses selama 24 jam penuh. Jadi, orang-orang yang mencari produk properti dapat mengaksesnya kapan saja dan di mana saja lewat smartphone, tablet maupun PC. Tak hanya itu, produk properti yang ditampilkan pada situs-situs proptech sudah dilengkapi dengan informasi yang rinci.
Hal tersebut tentunya memudahkan pengunjung situs untuk menemukan properti yang dibutuhkan. Selain itu mereka juga bisa membandingkan satu produk properti dengan yang lainnya sebelum menentukan pilihan.
Dengan adanya proptech, calon pembeli maupun penyewa tak harus datang langsung ke lokasi untuk mengecek unit. Sebab, sejumlah perusahaan proptech menyematkan fitur virtual reality dalam platform mereka. Nah, VR ini bisa digunakan untuk memberikan gambaran mengenai produk properti yang ditawarkan secara jelas dan rinci.
Proptech juga berdampak positif pada agen properti dan broker. Adapun manfaat yang didapatkan antara lain:
Dengan adanya proptech, agen properti dan broker dapat menghemat biaya dan waktu untuk memasarkan produk properti. Cukup lewat situs properti, mereka sudah bisa mendapatkan calon konsumen. Di sisi lain, agen properti juga tak perlu buang-buang waktu untuk mengurus pekerjaan yang berhubungan dengan dokumen karena semua sudah diotomasi.
Platform proptech dilengkapi dengan sistem pengumpulan data yang efektif dan juga pemasaran berbasis AI. Fitur-fitur ini dapat digunakan untuk menyortir dan menilai proses pembelian, penjualan, penyewaan, dan juga pengembangan. Hal ini membantu agen properti untuk menganalisis data produk properti yang ditawarkan dengan efektif dan efisien.
Proptech juga menghapus adanya jarak antar agen properti dan calon pembeli. Kedua belah pihak bisa melangsungkan komunikasi langsung tanpa harus bertemu secara fisik. Mulai dari proses pemasaran hingga tanda tangan kontrak dan transfer dana pembelian atau sewa properti, semua bisa dilakukan lewat platform proptech.
Bagi investor di bidang properti, proptech memberikan sejumlah manfaat, di antaranya:
Nah, dari ulasan singkat di atas bisa disimpulkan bahwa proptech membuat kegiatan operasional bisnis real estat dan properti menjadi lebih efisien. Tak hanya untuk pelaku bisnis saja, tapi juga calon konsumen. Cukup lewat smart gadget atau PC yang terhubung dengan internet, pemilik properti dan calon konsumen sudah bisa melakukan kegiatan jual beli serta sewa menyewa.