Kehidupan di kota besar memang memiliki daya tarik tersendiri. Peluang karier yang menjanjikan, fasilitas memadai, akses pendidikan bervariasi, dan hiburan yang berlimpah menjadi magnet bagi banyak individu untuk tinggal di kota.
Namun, di balik kesibukan kota, ada ancaman tersembunyi yang bisa mengintai siapa pun, baik itu anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Ancaman yang dimaksud adalah kesehatan mental yang dapat menjadi beban tersendiri bagi masyarakat urban.
Hidup di kota besar tak semudah yang dibayangkan, terutama bagi mereka yang berasal dari daerah. Di balik segala kemewahan dan fasilitas yang tersedia, ada banyak faktor yang justru bisa memicu timbulnya kondisi kesehatan mental.
Tingkat polusi yang tinggi di wilayah perkotaan, baik itu polusi udara, cahaya, maupun suara, bisa berdampak negatif terhadap kesehatan mental. Menurut jurnal Deutsches Arzteblatt, kondisi polusi di perkotaan sudah menjadi “asupan” sehari-hari masyarakat urban dan ini bisa memicu banyak masalah kesehatan mental.
Sebagai contoh, terpapar cahaya di perkotaan selama hampir 24 jam dapat memengaruhi pola tidur. Tanpa disadari, hal ini dapat memicu munculnya kondisi kesehatan fisik dan juga mental, seperti mudah stres, gampang cemas, dan lain sebagainya.
Ekonomi menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan mental masyarakat di perkotaan. Tingginya biaya hidup, sulitnya mencari tempat tinggal dengan harga terjangkau, dan tekanan untuk memenuhi gaya hidup maupun kebutuhan pokok sehari-hari dapat menyebabkan stres berkepanjangan.
Meskipun rata-rata pendapatan masyarakat perkotaan cenderung tinggi, biaya hidup mereka juga tinggi. Terlebih bila pengeluaran cenderung besar sehingga kondisi ekonomi tidak stabil, maka risiko mengalami kondisi kecemasan dan depresi makin tinggi.
Lingkungan sosial di kota besar juga penuh dengan tantangan. Adanya kesenjangan sosial, diskriminasi, dan tekanan sosial lainnya dapat memicu masalah mental. Bahkan tak jarang masyarakat urban yang pada dasarnya tinggal di tengah keramaian justru mengalami kesepian dan isolasi sosial.
Orang-orang yang tinggal di kota-kota besar terkadang sulit untuk mengakses lingkungan terbuka hijau, seperti taman dengan banyak pepohonan atau sesuatu yang bersifat natural atau hijau. Hal ini menjadi salah satu pemicu mengapa penduduk di kota-kota besar cenderung berisiko mengalami gangguan mental.
Faktor-faktor di atas dapat memicu beragam kondisi kesehatan mental. Berikut ini adalah beberapa masalah mental yang kerap mengintai masyarakat urban.
Melansir laman Siloam Hospitals, depresi merupakan gangguan suasana hati yang dapat menyebabkan seseorang kehilangan minat pada segala sesuatu yang dia sukai dan cenderung merasa sedih. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, terlepas dari usia dan latar belakang sosialnya.
Stres yang berkepanjangan karena sekolah, pekerjaan, maupun kehidupan pribadi, dan tidak ditangani, bisa memicu depresi. Kondisi ini jelas lebih parah dan umumnya ditandai dengan perasaan kosong, perubahan pola tidur dan makan, kehilangan harapan, dan yang paling parah adalah keinginan untuk mengakhiri hidup.
Kecemasan, khususnya kecemasan berlebih, merupakan salah satu gangguan mental yang kerap dialami oleh masyarakat urban. Kondisi ini umumnya dipicu oleh masalah keuangan, tekanan pekerjaan, dan lingkungan sosial yang cenderung kompleks. Kondisi kecemasan biasanya ditandai dengan munculnya perasaan cemas berlebih, sulit berkonsentrasi, jantung berdebar kencang, dan sulit tidur.
PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) atau gangguan stres karena trauma bisa muncul karena peristiwa traumatis yang dialami oleh seseorang. Lingkungan urban yang penuh dengan tekanan dan peristiwa yang dapat menimbulkan trauma bisa meningkatkan risiko PTSD.
Orang dengan gangguan ini akan terus ingat dengan peristiwa traumatis yang dialami. Mereka cenderung mudah mengalami kecemasan dan sulit menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari.
Meskipun ancaman kesehatan mental di kawasan urban bisa dibilang cukup serius, ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menjaga mental tetap sehat. Melansir dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa tips yang bisa diterapkan untuk menjaga kesehatan mental di tengah sibuknya kehidupan perkotaan.
Pada dasarnya, stres merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, penting untuk memahami bagaimana caranya mengelola stres dengan baik. Salah satunya adalah dengan melakukan olahraga secara rutin, melakukan meditasi, dan belajar teknik pernapasan. Olahraga secara teratur dapat membantu tubuh melepaskan hormon endorfin yang bisa meningkatkan suasana hati.
Pola tidur yang baik merupakan salah satu kunci utama untuk menjaga kesehatan mental. Jadi, usahakan untuk tidur dengan cukup, yakni sekitar 7-8 jam. Kurangi pula kebiasaan menggunakan gadget sebelum tidur karena bisa mengganggu pola tidur.
Interaksi sosial yang positif, bahkan dengan orang asing, bisa membantu meningkatkan kesejahteraan mental. Jadi, meskipun kamu termasuk orang yang sulit untuk bersosialisasi, upayakan untuk bisa bersosialisasi.
Jangan ragu untuk berbagi pengalaman bahkan dengan orang asing sekalipun. Interaksi sosial yang dilakukan dalam batas wajar bisa mengurangi perasaan isolasi dan kesepian. Dengan begitu, kesehatan mental tetap terjaga.
Untuk menjaga kesehatan mental di tengah hiruk-pikuk kehidupan urban, kenali terlebih dahulu apa penyebab stres di kehidupan sehari-hari kamu. Bila sudah ketemu, cobalah untuk menghindarinya dan jika memungkinkan, cobalah untuk memulai kebiasaan baru yang dapat mengurangi stres. Sebagai contoh, mengurangi paparan polusi dengan mencari waktu untuk berlibur ke tempat yang sejuk dan tenang.
Work-life balance atau keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi gaya hidup yang terus diupayakan oleh masyarakat urban. Hal ini juga penting untuk menjaga kesehatan mental. Jadi, cobalah untuk meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan yang kamu sukai. Jangan biarkan pekerjaan sehari-hari mengambil alih seluruh waktu dan tenaga yang kamu punya.
Itulah sekilas tentang menjaga kesehatan mental di kota besar. Memang hal ini bukan tugas yang mudah, tetapi dengan memahami risiko dan tips-tips seperti yang disebutkan di atas, maka kamu bisa meningkatkan kesejahteraan mental kamu meskipun tinggal di kota besar yang serba cepat dan serba sibuk.