Investasi merupakan salah satu aktivitas di bidang keuangan yang telak dilakoni banyak orang untuk mengembangkan aset. Jenis instrumen investasi juga beragam; salah satu yang paling banyak dilakoni investor adalah investasi properti. Di tahun politik 2024 ini, investor properti tampaknya harus lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait investasi.
Pasar properti di Indonesia mengalami pertumbuhan yang dapat dibilang cukup pesat. Pada kuartal I 2023, indeks pasar properti mengalami peningkatan dari periode sebelumnya, baik dari sisi konsumen maupun penjual. Indeks harga mencatat adanya kenaikan hingga 1,7% pada kuartal pertama 2023. Sementara itu, kenaikan harga pada kuartal pertama 2023 juga terjadi secara tahunan, yakni sebesar 7,1%. Angka ini jelas lebih tinggi dibandingkan dengan indeks pertumbuhan pada periode sebelumnya.
Pertumbuhan pasar properti Tanah Air tentunya tak terjadi begitu saja. Ada sejumlah faktor yang mendorong terjadinya pertumbuhan pasar, yakni urbanisasi, bertambahnya populasi, dan meningkatnya investasi asing. Di sisi lain, permintaan akan properti, khususnya hunian, juga akan terus meningkat seiring dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan kebijakan pemerintah terkait sektor properti.
Dalam hal ini, urbanisasi menjadi pendorong utama pertumbuhan pasar properti. Sebab, banyak orang yang memutuskan untuk bermigrasi ke wilayah perkotaan untuk mencari peluang kerja dan mewujudkan standar hidup yang lebih baik. Hal ini juga memicu peningkatan permintaan terhadap properti komersial dan residensial yang secara langsung mendorong industri properti, khususnya konstruksi.
Pertumbuhan populasi Indonesia juga menciptakan permintaan secara terus-menerus terhadap perumahan, khususnya di kawasan-kawasan yang dekat dengan fasilitas publik, seperti kantor dan fasilitas pendidikan. Para pelaku industri properti dan investor pun merespons permintaan ini dengan membangun proyek properti residensial dengan harga terjangkau.
Selain itu, investasi asing juga turut berkontribusi terhadap pertumbuhan pasar properti dalam negeri. Terlebih pemerintah juga sangat mendukung pertumbuhan properti melalui berbagai inisiatif, seperti insentif pajak, peraturan yang longgar, dan lain sebagainya.
Tak hanya itu saja, pertumbuhan kelas menengah juga menjadi salah satu faktor krusial dalam pertumbuhan pasar properti. Kenaikan status sosial ekonomi masyarakat membuat daya beli mereka makin meningkat sehingga permintaan terhadap produk-produk properti juga akan meningkat.
Peluang investasi properti di tahun politik 2024 tampaknya menjanjikan pertumbuhan yang cukup signifikan, dengan catatan pemilu nanti berjalan dengan lancar. Para pelaku industri properti pun sebenarnya tetap optimis dan mungkin akan memilih untuk wait and see.
Proyeksi pasar properti juga menunjukkan adanya pertumbuhan yang cukup kuat. Pasalnya, adanya urbanisasi yang terus berlanjut, pertumbuhan ekonomi, dan kebijakan pemerintah yang pro terhadap pembangunan infrastruktur.
Sementara itu, bagi para investor, salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam melakukan investasi di 2024 adalah lokasi investasi properti itu sendiri. Sejumlah daerah di Indonesia menunjukkana danya potensi pertumbuhan yang cukup menjanjikan di 2024. Kota-kota besar seperti Yogyakarta, Bandung, dan kawasan pinggiran Kota Jakarta menjadi fokus utama para investor properti.
Di samping itu, tren desain pada properti juga memainkan peran penting dalam menarik minat investor. Properti dengan desain ramah lingkungan, dilengkapi dengan teknologi canggih, memiliki ruang terbuka hijau, dan dekat dengan fasilitas publik menjadi tren yang tampaknya akan mendominasi investasi properti tahun ini. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kesadaran konsumen, khususnya milenial terhadap gaya hidup yang berkelanjutan.
Dengan memahami dinamika yang terjadi di pasar properti, para investor tentunya dapat memahami peluang-peluang seperti di atas dan mengambil langkah strategis untuk meraih keuntungan dalam investasi.
Investasi tak hanya soal mencari peluang, tetapi juga memahami risiko yang kemungkinan akan timbul. Hal ini juga berlaku pada investasi properti, terlebih investasi di tahun politik seperti 2024 sekarang. Ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan oleh para investor sebelum mengambil keputusan investasi.
Pertama adalah risiko yang berhubungan faktor eskternal seperti kondisi ekonomi. Contoh dari kondisi ekonomi di sini adalah inflasi dan fluktuasi suku bunga bank sentral yang secara langsung berdampak terhadap nilai properti. Belum lagi di tengah kondisi politik seperti tahun ini, kondisi ekonomi mungkin akan makin sulit diprediksi.
Selain itu, faktor eksternal juga berhubungan dengan perubahan kebijakan pemerintah terhadap peraturan zonasi pembangunan dan insentif pajak yang pada akhirnya memengaruhi hasil investasi properti. Faktor lingkungan seperti perubahan iklim juga dapat menimbulkan risiko pada properti di kawasan-kawasan rentan terhadap bencana alam.
Lantas, apa yang harus dilakukan investor untuk menghadapi risiko tersebut? Strategi yang harus diambil oleh investor adalah melakukan analisis pasar. Dalam hal ini, investor harus memperhatikan bagaimana tren penawaran dan permintaan di periode-periode sebelumnya, khususnya di tahun politik. Selanjutnya, investor harus mengidentifikasi potensi dampak dari faktor eksternal dan menilai efeknya terhadap keputusan investasi.
Sementara itu, untuk menghadapi inflasi dan fluktuasi suku bunga, para investor harus bisa memahami bahwa nilai properti sangat rentan terhadap kondisi ekonomi yang fluktuatif. Bila suku bunga naik, maka biaya kredit akan meningkat dan permintaan terhadap properti akan menurun. Oleh sebab itu, investor harus rajin dalam memantau kondisi ekonomi sebelum membuat keputusan investasi properti.
Perubahan terhadap kebijakan pemerintah juga turut memengaruhi kondisi pasar properti. Adanya perubahan peraturan zonasi dan insentif pajak bisa memengaruhi pengembangan properti yang pada akhirnya berpengaruh terhadap nilai dan potensi pendapatan investasi. Untuk mengatasinya, investor harus aktif mengikuti perubahan-perubahan kebijakan dan memahami dampaknya terhadap portfolio properti mereka.
Selanjutnya, soal risiko lingkungan seperti bencana alam juga wajib menjadi pertimbangan sebelum membuat keputusan investasi. Investasi properti di kawasan rawan bencana alam memiliki tingkat kerugian yang lebih tinggi. Oleh sebab itu, investor harus cermat dalam memilih lokasi untuk investasi properti.
Jadi, di tahun politik 2024 ini, investasi properti kemungkinan akan mengalami pertumbuhan. Dengan catatan, pemilu berlangsung dengan lancar dan tidak terjadi isu-isu sosial yang memengaruhi kondisi ekonomi. Untuk itu, investor ada baiknya untuk bersikap wait and see sebelum mengambil keputusan terkait investasi properti.